Liputan6.com, Jakarta - Gunung Mutis adalah salah satu gunung yang terdapat di Pulau Timor yang memiliki ketinggian 2.458 mdpl dan menjadi gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Secara administratif gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Timor Tengah Utara dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan, di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunung Mutis menjadi sumber air bagi tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) besar di Pulau Timor yaitu Noelmina dan Noel Benain di bagian selatan dan Noel Fail di bagian utara. Drainase aliran sungainya berpola dendritis (Noel Mina dan Noel Benain) sebagai akibat kompleksitas permukaan di bagian selatan serta pola pararel (Noel Fail) karena kelerengan yang relatif seragam di bagian utara.Â
Baca Juga
Masih banyak hal menarik tentang Gunung Mutis selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Mutis yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (11/1/2024).
Advertisement
1. Gunung Mutis Punya 3 Puncak
Gunung Mutis memiliki tiga puncak yaitu Nuaf Muna, Nuaf Nefomasi dan Nuaf Nupala. Secara topografi gunung ini memilki relief berbukit sampai bergunung membentuk tapal kuda dengan lembah besar membuka ke arah timur. Formasi Mutis menyusun batuan gunung di NTT ini terdiri dari batuan malihan seperti batu sebak, filit, sekis, amfibolit, kwarsit, dan granulit.
Amfibolit menyusun sebagian besar formasi ini. Gabro ditemukan di bagian timur gunung, sementara Kwarsit filitan tersingkap di bagian barat Gunung Mutis.
2. Titik Awal Pendakian
Â
Pendakian ke puncak gunung ini dimulai dengan menempuh perjalanan dari Kota Kupang ke Soe sejauh 110 KM. Dari Soe dilanjutkan perjalanan menuju Fatumnasi yang berjarak sekitar 40 Km dengan medan jalan yang belum baik.
Desa ini merupakan desa wisata yang menjadi titik kumpul para pendaki. Sepanjang jalur pendakian menuju puncak gunung ini memiliki 3 pos. Pemandu gunung sangatlah penting, bukan karena pendakiannya sangat menantang, namun karena jalurnya tidak ditandai dengan jelas.
Waktu terbaik adalah memulainya sepagi mungkin karena puncaknya biasanya berawan pada pertengahan pagi. Puncak Mutis berada dalam kawasan hutan dan hanya ada satu batu penanda bertuliskan 2.427 mdpl.
3. Pendakian Membutuhkan 3 hingga 4 Hari
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Kamis (11/1/2024), jika menyambangi Gunung Mutis, maka pemandangannya sangat berbeda dari apa yang biasanya terlihat di perjalanan pegunungan di Indonesia. Puncak dapat dicapai dalam waktu 3–4 jam dimulai dari danau buatan (1766 mdpl) 8 km di luar desa Fatumnasi (1.527 mdpl) yang berjarak sekitar satu jam ke daratan dari Soe melalui Kapan.
Â
Advertisement
4. Flora dan Fauna Unik di Gunung Mutis
Bagian awal panorama dari perjalanan ke Gunung Mutis akan melalui pembukaan hutan dan padang terbuka sebelum mendaki ke puncak itu sendiri. Vegetasi di Gunung Mutis merupakan tipe hutan homogen dataran tinggi dengan kerapatan sedang yang didominasi oleh flora ampupu dan cendana.
Selain itu juga terdapat beragam jenis tanaman lain seperti paku-pakuan, rumput-rumputan, bonsai dan lainnya. Itu sebabnya, panorama alam saat mengunjungi Gunung Mutis amatlah berbeda dengan pemandangan gunung lain di Indonesia. Untuk fauna di Gunung Mutis di antaranya yang bisa terlihat Rusa timor, Kuskus, Biawak timor, Ular sanca timor, punai timor, betet timor, dan lainnya.
5. Suku Dawan Masih Menghuni Kawasan Gunung
Gunung ini merupakan Cagar Alam Gunung Mutis yang terkenal dengan kekayaan marmernya. Masyarakat yang tinggal di kawasan gunung ini menyebut marmer itu dengan sebutan Faut Kanaf atau batu nama. Masyarakat yang menghuninya adalah salah satu suku tertua di NTT yaitu Suku Dawan.Â
6. Terdapat Puncak Piramida Fatu Timau
Jalur awalnya mengarah sepanjang jalan berbatu melewati gerbang masuk (1.577 mdpl) dan memasuki lanskap hutan dongeng (1.687 mdpl) sebelum mencapai danau di ujung jalan setapak (1.766 mdpl). Jalan setapak kemudian melewati hutan sebelum membuka ke padang luas di lereng bukit (Savannah 1 – 1.744 mdpl), lengkap dengan sapi dan kuda yang dimiliki secara komunal oleh penduduk desa Fatumnasi.
Sebuah jalan kecil berkelok-kelok melewati hutan yang mirip hutan hujan subtropis pada ketinggian ini. Lalu pendaki akan disuguhkan pemandangan ke ladang atau savana lainnya.
Terdapat beberapa tugu kecil (tumpukan batu) yang rupanya menandai makam beberapa orang Belanda yang tinggal di kawasan ini puluhan tahun lalu. Nantikan puncak piramida Fatu Timau yang indah di sebelah kiri Anda sambil mengikuti puncak lapangan menuju puncak Mutis yang ditumbuhi pepohonan.
Di luar lapangan ini terdapat pintu masuk hutan lainnya (Pintu Rimba 2 – 1.930 mdpl) sebelum Batu Pintu (1.888 mdpl), yang pada dasarnya adalah sebuah batu besar di mana persembahan kecil ditinggalkan untuk memastikan pendakian akhir yang aman ke puncak sebenarnya.
Advertisement