Liputan6.com, Jakarta - Pada 14 Januari 2024 nanti, akan menjadi hari terakhir bagi Ratu Margrethe II bertakhta di Kerajaan Denmark. Ia memutuskan lengser dan posisinya digantikan oleh putra tertuanya, Pangeran Frederik sebagai putra mahkota.
Upacara penobatan Raja Denmark baru akan berlangsung pada hari yang sama Ratu Margrethe II turun takhta. Salah satu tamu penting yang dinantikan dalam momen bersejarah itu adalah kehadiran putra bungsu sang ratu, Pangeran Joachim.
Mengutip Hello Magazine, Jumat (12/1/2024), dia akan datang seorang diri dari Washington, Amerika Serikat, kediamannya saat ini setelah gelar pangeran maupun putri keempat anaknya dicopot oleh Ratu Margrethe II pada 2022 secara tiba-tiba.
Advertisement
"Pangeran Joachim akan ada di sana, tetapi anak-anaknya bersekolah, tidak ada alasan khusus," kata juru bicara istana menanggapi absennya istri dan anak-anak Pangeran Joachim.
Istana juga mengonfirmasi bahwa Joachim akan meninggalkan Denmark sehari setelah upacara penobatan. Keputusan Joachim mengingatkan pada keputusan Pangeran Harry dari Inggris untuk menghadiri upacara penobatan ayahnya, Charles, sebagai Raja Inggris pada 6 Mei 2023.
Saat itu, ia datang seorang diri tanpa Meghan Markle dan kedua anaknya, Archie dan Lilibet. Ia juga langsung pulang pada hari yang sama demi bisa mengikuti acara ulang tahun Archie.
Karena itu, banyak yang menduga tindakan yang diambil Joachim merupakan bentuk protes lanjutan atas keputusan ibunya yang menjadikan keempat anaknya hanya bergelar Counts dan Countess of Monpezat. Saat itu, Joachim mengungkapkan kekecewaannya lewat media massa.
"Kami semua sangat sedih. Tidak pernah menyenangkan melihat anak-anakmu diperlakukan tidak semestinya seperti itu. Mereka mendapati diri mereka dalam situai yang mereka tidak pahami," katanya. Ratu pun meminta maaf atas keputusannya saat itu. Tapi, drama keluarga Kerajaan Denmark sepertinya tetap berlanjut.
Ratu Margrethe Baru Beritahu Anak-Anaknya Akan Turun Takhta 3 Hari Sebelum Pengumuman
Masih menurut Hello Magazine, pengumuman turun takhta Ratu Margrethe II tak hanya mengejutkan rakyatnya, tetapi juga kedua putranya, Putra Mahkota Frederik dan Pangeran Joachim. Seorang juru bicara kerajaan mengonfirmasi surat kabar Denmark, Berlingske, bahwa sang ratu baru memberitahu anak-anaknya tiga hari sebelum pengumuman ke publik, yakni 28 Desember 2023.
Menurut Stefan Walters, terapis terdaftar BACP yang berspesialisasi dalam trauma dan keterikatan, pengumuman mengejutkan ini dapat menunjukkan bahwa putra Ratu Margrethe tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusannya.
"Hal ini benar-benar mengatakan kepada saya bahwa dia harus menjaga lingkaran dalam yang sangat kecil yang terdiri dari orang-orang yang membantunya membuat keputusan besar dan urusan penting, dan lingkaran dalam itu mungkin bahkan tidak melibatkan anak-anaknya karena hal itu mungkin tidak pantas untuk dilakukan. mereka untuk bersuara dalam pengambilan keputusan tersebut," katanya kepada HELLO!.
"Mungkin dialah yang membuat keputusan besar yang akan berdampak pada negara dan kepentingan publik. Jadi itu adalah tekanan dan tanggung jawab yang sangat besar, bukan?"
Stefan menjelaskan bahwa hal ini sering terjadi di keluarga kerajaan. Bagi mereka yang memiliki kepribadian publik, masuk akal untuk menyimpan keputusan sendiri sebelum membagikannya kepada orang-orang terdekat. Ada kemungkinan Ratu Margrethe menahan keputusannya sebelum keputusan tersebut diselesaikan untuk menghindari hambatan yang tidak perlu.
Â
Advertisement
Akar Masalah Konflik Keluarga Kerajaan Denmark
Mengutip laman news.com.au, berbeda halnya dengan Harry dan Meghan yang gamblang menjelaskan penyebab permasalahan keluarga mereka, akar konflik antara Joachim dan Frederik tidak pernah diungkapkan secara jelas. Namun, ketegangan antara keduanya sudah terlihat sejak sebelum 2022.
Joachim dan istrinya, Marie, pernah mengeluhkan bahwa mereka 'dipaksa' pindah ke Paris pada 2019 saat Joachim mengikuti program pendidikan militer untuk pejabat tinggi di Ecole Millitaire. Marie secara blak-blakan mengatakan kepada jurnalis Denmark Jacob Heinel beberapa bulan kemudian bahwa tinggal di Prancis setelah suaminya menyelesaikan studinya bukanlah pilihan mereka.
Mengungkap percakapan tak terduga ini dalam sebuah wawancara dengan The Daily Beast, Heinel menjelaskan bahwa sang putri telah 'menyela' ketika suaminya berbicara tentang kepindahan tersebut, dengan menyatakan, "Anda tahu, itu bukan pilihan kami."
Dia melanjutkan, "Saya tidak akan menjelaskan lebih lanjut, tetapi itu bukan pilihan kami. Saya ingin orang-orang tahu bahwa itu bukan pilihan kami."
Marie menambahkan bahwa dia suka tinggal di Denmark karena negara itu indah ditinggali. Selama ini, ia merasa semuanya berjalan dengan baik dan tidak ada banyak masalah. Tapi, belakangan terungkap bahwa 'kota tersebut tidak cukup besar untuk kedua keluarga', yang merujuk pada Frederik, istrinya, Putri Mary kelahiran Australia, dan keempat anak mereka.
Â
Hubungan Tak Akur Antar-Menantu Ratu Margrethe II
Pada 2021, Joachim berbicara terbuka tentang perjuangannya sebagai 'cadangan' untuk pertama kalinya dalam sebuah wawancara dengan majalah Prancis, Point de Vue. "Di antara kami, ini lebih rumit. Putra Mahkota hanya harus mengikuti jalan yang sudah diatur," katanya.
"Namun, tidak ada yang didefinisikan untuk anak laki-laki kedua dan istri orang tersebut, baik secara tertulis maupun lisan. Ayah saya mengalami ketidakpuasan yang sama dan tidak pernah berhasil mendapatkan tempatnya di keluarga kerajaan."Â "Tetapi itu tidak selalu mudah. Saya mengalami ketidakpuasan yang sama seperti ayah saya."
Terungkap pula bukan hanya hubungan Frederik dan Joachim yang bermasalah. Seperti Kate Middleton dan Meghan, Putri Mahkota Mary dikabarkan juga tidak pernah benar-benar menjalin hubungan dengan iparnya, Marie, yang menikah dengan Joachim pada 2008. Menurut media Denmark, kedua menantu Ratu Margrethe 'menjalani kehidupan yang sangat berbeda' dan memiliki kepribadian yang berbeda.
"Kami tidak pernah melihat mereka bersama. Kami tidak pernah melihat mereka mengerjakan sesuatu bersama, baik 'secara privat' maupun 'saat bekerja'," kata komentator kerajaan Anna Thygesen kepada New Idea di awal 2021.
Advertisement