Sukses

Mantan PM Selandia Baru Jacinda Ardern Menikah Setelah 5 Tahun Bertunangan, Digelar Privat di Kebun Anggur

Pasangan Jacinda Ardern dan Clarke Gayford rencananya menikah pada awal 2022, tetapi ditunda karena situasi pandemi Covid-19 pada saat itu.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akhirnya resmi menikahi kekasihnya, Clarke Gayford, dalam upacara privat. Momen membahagiakan itu digelar di kebun anggur Hawke's Bay yang dihadiri oleh kerabat dan teman dekatnya.

Resepsi dilakukan pada Sabtu sore, 13 Januari 2024, di kebun anggur Craggy Range yang akan dilanjutkan dengan makan malam dan pesta dansa pada malam harinya, menurut juru bicara Ardern. Media setempat, Stuff, menyebut jumlah tamu yang hadir berkisar 50--75 orang.

Ardern terlihat cantik dalam balutan gaun pengantin pas badan tanpa lengan dengan potongan leher halter neck berwarna putih gading. Gaun pengantinnya didesain oleh desainer lokal, Juliette Hogan. Ia memadankannya dengan kerudung panjang dan rambut ditata gaya chignon.

Sementara, Gayford mengenakan setelan jas berwarna hitam buatan rumah mode Selandia Baru Zambesi, dengan bunga tersemat di saku depan. Dalam foto resmi yang dipublikasikan NZ Herald, keduanya terlihat tersenyum lebar menunjukkan kebahagiaan yang dirasakan.

Upacara pada Sabtu diresmikan oleh teman pasangan tersebut dan mantan wakil perdana menteri Grant Robertson, kata juru bicara tersebut. Putri Ardern dan Gayford yang berusia lima tahun, Neve – lahir pada masa jabatan perdana menteri ibunya – berjalan menyusuri lorong bersama ayahnya mengenakan gaun yang terbuat dari kain gaun pengantin neneknya, Laurell Ardern.

Pernikahan itu digelar setelah Ardern dan Gayford bertunangan sejak 2019. Mereka sebenarnya berencana menikah pada awal 2022 tapi ditunda karena masih ada pembatasan pergerakan merespons meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron. 

"Pernikahan saya tidak akan dilangsungkan, tetapi saya bergabung dengan banyak warga Selandia Baru lainnya yang mengalami pengalaman seperti itu akibat pandemi ini," katanya kepada wartawan pada Januari 2022, sambil menambahkan, "Begitulah hidup."

 

 

2 dari 4 halaman

Dihadiri Politisi dan Pengunjuk Rasa

Mengutip The Guardian, seperti kebiasaan di Selandia Baru yang menjaga privasi selebriti, hanya ada sedikit keriuhan menjelang atau selama acara berlangsung yang mungkin akan memicu hiruk-pikuk di tempat lain. Meski begitu, warga Selandia Baru sebenarnya telah mengetahui tanggal dan tempat pernikahan Ardern dalam beberapa minggu terakhir mengingat semua orang mengenal semua orang.

Hawke's Bay dikenal sebagai kebun anggur yang menjadi lokasi pernikahan populer. Lokasinya berada di sisi timur Pulau Utara Selandia Baru. Cuaca pada hari pernikahan digelar begitu cerah tanpa awan dengan suhu mencapai 29 derajat celcius.

Berdasarkan foto yang beredar, sejumlah figur penting Partai Buruh hadir sebagai tamu di acara tersebut, termasuk mantan perdana menteri yang kini menjadi pemimpin oposisi, Chris Hipkins yang mengambil alih jabatan perdana menteri setelah Ardern mundur; mantan ketua parlemen Trevor Mallard, sekarang duta besar untuk Irlandia; dan mantan menteri kabinet Annette King, yang kini menjadi duta besar Selandia Baru di Canberra.

Sejumlah kecil pengunjuk rasa – yang menentang mandat vaksin yang diberlakukan oleh pemerintahan Ardern dan berakhir pada 2022 – berkumpul di luar tempat tersebut pada Sabtu pagi. Beberapa di antaranya membawa spanduk dan pengeras suara, menurut New Zealand Herald. Ardern telah menjadi pusat pelecehan dan pelecehan misoginis secara online pada bulan-bulan sebelum pengunduran dirinya.

 

3 dari 4 halaman

Melahirkan Bayi Saat Masih Jadi PM

 

Ardern pertama kali bertemu pada 2012 di sebuah malam penghargaan di Auckland yang dipandu oleh Gayford. Setahun kemudian, dia menulis surat kepada Ardern sebagai legislator oposisi lokal untuk menyatakan keprihatinannya terhadap usulan undang-undang keamanan nasional. Pasangan itu bertemu untuk minum kopi, Gayford mengajak Ardern memancing berkencan tak lama kemudian.

Pada Januari 2018, Ardern mengumumkan kehamilannya. Ia kemudian melahirkan bayi perempuan pada Kamis, 21 Juni 2018, pukul 16.45 waktu setempat. Dalam sebuah foto yang diunggah via akun Instagram resminya, Ardern mengatakan, bayi itu lahir dengan berat 3,31 kilogram.

"Terima kasih atas semua doa dan harapan baik kalian," kata Jacinda Ardern via akun Instagram, seperti dikutip dari CNN.

"Kami menjalani ini baik-baik saja, terima kasih kepada tim (medis) yang menakjubkan di Auckland City Hospital," tambahnya. Ardern menjadi pemimpin dunia kedua yang melahirkan saat masih menjabat. Yang pertama adalah Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto pada 1990. Setelah melahirkan, ia memutuskan mengambil cuti enam pekan sebelum kembali bertugas.

 

4 dari 4 halaman

Jacinda Ardern Mengundurkan Diri

Sosok Jacinda menarik perhatian dunia setelah terpilih menjadi PM Selandia Baru termuda pada 2017. Sosoknya dikagumi secara global karena nilai-nilai liberal dan dorongannya terhadap kebaikan, serta gaya kepemimpinannya selama beberapa insiden yang menimpa Selandia Baru.

Namun pada Kamis, 19 Januari 2023, Ardern mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri dari jabatannya. Ia beralasan keputusan diambil agar ia tidak menyesal dan merasa lega. Ia pun merasa sudah tidak mempunyai tenaga untuk memimpin. Seperti melansir dari Guardian, Jacinda mengatakan bahwa peran tersebut disertai tanggung jawab yang besar.

"Peran istimewa seperti itu disertai tanggung jawab. Tanggung jawab untuk mengetahui kapan Anda adalah orang yang tepat untuk memimpin dan juga kapan Anda tidak," ujarnya.

Arden juga menghadapi berbagai ancaman kekerasan selama setahun terakhir terutama dari kelompok konspirasi terkait vaksin dan juga Covid-19. Setelah mundur, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersama keluarganya.

Dilansir dari NZ Herald dan berbagai sumber lainnya, Selasa, 14 November 2023, Jacinda juga bergabung dengan para pemimpin dari kelompok lingkungan Conservation International (CI) untuk mengadvokasi aksi iklim dan perlakuan yang lebih baik terhadap lingkungan. Ia juga melanjutkan kuliah, dengan menyelesaikan dua program beasiswa di Harvard Kennedy School, sekolah ilmu pemerintahan bergengsi di Amerika Serikat (AS), dan menulis buku tentang kepemimpinan.