Liputan6.com, Jakarta - Ratu Margrethe II, pemimpin monarki terlama di Denmark telah menyerahkan takhta kepada putra sulungnya, Frederik X yang kini menjadi Raja Frederik, Minggu (14/1/2023) waktu setempat. Puluhan ribu warga Denmark diperkirakan berkumpul di jalan-jalan ibu kota Kopenhagen untuk menyaksikan suksesi bersejarah tersebut.
Dilansir dari The Guardian dan BBC, Minggu (14/1/2024), Frederik X kini resmi menjadi raja baru Denmark, pada acara penobatan dan deklarasi raja Denmark di balkon Istana Christiansborg pukul 15.00 waktu setempat (21.00 WIB). Mengenakan pakaian berwarna magenta, Margrethe II menandatangani pengunduran dirinya dalam pertemuan dengan Kabinet Denmark.
Baca Juga
Setelah menandatanganinya, dia bangkit dan memberi isyarat kepada putranya untuk menggantikannya dan mengatakan "God Save the King" sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan. Demikian seperti dilansir AP.  Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen juga hadir untuk mengumumkan Frederik X sebagai raja dari balkon istana .
Advertisement
Pengunduran diri tersebut akan membuat Kerajaan Denmark memiliki dua ratu: Margrethe II yang akan mempertahankan gelarnya dan istri Raja Frederik X yang kelahiran Australia yang akan menjadi Ratu Mary. Sementara itu, putra tertua Raja Frederik X dan Ratu Mary, Pangeran Christian (18), akan menjadi pewaris takhta berikutnya.
Frederik X naik takhta setelah Ratu Margrethe II mengumumkan keputusannya untuk mundur setelah 52 tahun bertakhta. Peristiwa pengunduran diri itu menjadi penguasa Denmark pertama dalam hampir 900 tahun yang melakukan hal tersebut. Ratu Margrethe II yang sudah berusia 83 tahun menyerahkan takhta kepada putra sulungnya dengan penandatanganan deklarasi di parlemen.
Raja Frederik X yang berusia 55 tahun itu kemudian secara resmi diproklamasikan sebagai raja oleh perdana menteri di balkon Istana Christiansborg. Berbeda dengan di Inggris, tidak ada upacara penobatan raja Denmark.
Meski sambutan warga maupun wisatawan yang berkumpul di bawah balkon istana sangat antusias menyambut penobatan tersebut. Sambutan semakin meriah ketika Margrethe bergabung dengan putranya dan keluarganya di balkon istana. Mereka membalas lambaian tangan para warga yang terus menyebutkan nama sang raja baru, Raja Frederik X.
Â
Tak Seperti Upacara Penobatan Raja Inggris
Sebelumnya diberitakan, tak seperti upacara penobatan Raja Inggris pada 6 Mei 2023, Denmark jauh kurang gemerlap. Tak akan ada mahkota berhias pemata, singgasana emas, ataupun jubah bulu dalam momen tersebut. Hal itu sejalan dengan pengenalan konstitusi negara itu pada 1849.
Sebuah prosesi yang diikuti oleh Frederik, Mary, dan Ratu Margrethe akan dilaksanakan dengan hanya menandatangani dokumen. Setelah itu, Perdana Menteri Denmark akan memproklamirkan Frederik sebagai Raja Denmark baru di balkon Istana Christiansborg.
Walau tak semewah Inggris, bukan berarti prosesi turun takhtanya Ratu Margrethe II dilakukan tanpa persiapan. Pada Jumat, 11 Januari 2024, sebuah mobil polisi diparkir di tengah jalan untuk memblokade lalu lintas. Beberapa menit kemudian, alun-alun dipenuhi suara tapak kuda di atas jalan berbatu ketika para penunggang datang membawa instrumen kuningan dan pedang perak diikuti oleh kereta kosong yang ditarik oleh enam kuda.
Warga Denmark juga menunjukkan antusiasmenya menjelang momen bersejarah yang terakhir kali terjadi sekitar 900 tahun yang lalu di Denmark. Segera setelah Ratu Margrethe mengumumkan rencana turun takhtanya di malam Tahun Baru 2024, pesanan kamar hotel dan restoran membludak, beberapa di antaranya ternyata sudah ludes terpesan. Warga dari berbagai daerah sepertinya ingin mengucapkan selamat tinggal langsung pada sang ratu.
Advertisement
Hotel dan Restoran di Kopenhagen Ramai Dipesan
Juru bicara organisasi pariwisata Wonderful Copenhagen, Rikke Holm Petersen berkata, "Tepat setelah Yang Mulia Ratu mengumumkan dalam pidato tahun barunya bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai ratu Denmark pada 14 Januari, orang-orang mulai memesan hotel di Kopenhagen untuk akhir pekan. dari suksesi kerajaan."
Di Bistro Royal, di sudut Kongens Nytorv, tempat prosesi akan berlangsung pada hari ini, mereka harus merekrut lebih banyak staf untuk akhir pekan bulan Januari yang biasanya tenang. Asisten manajer, Lasse Rigtrup, yang menyiapkan menu hari itu mengatakan dia memperkirakan restoran dan area tersebut akan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melihat sekilas para bangsawan.
"Mereka akan datang dari sudut sini," katanya sambil menunjuk ke jalan. "Jadi kita akan kedatangan tamu yang ingin berada di dekat jendela, tapi kita juga akan melakukan sesuatu di luar."
Pria berusia 31 tahun itu mengatakan dia gembira dengan raja baru, yang 'memiliki banyak nilai-nilai modern'. "Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi dalam hidup saya, jadi ini akan menjadi sangat istimewa bagi banyak orang."
Rigtrup sedang bekerja pada malam pengumuman turun takhta ratu dan menyaksikan para tamu mulai menerima berita melalui telepon mereka. "Itu benar-benar seperti sebuah bom yang meledak di benak orang-orang."Â
Kemiripan Pangeran Joachim dan Pangeran Harry
Sementara itu, salah satu tamu penting yang dinantikan dalam momen bersejarah itu adalah kehadiran putra bungsu sang ratu, Pangeran Joachim. Mengutip Hello Magazine, Jumat (12/1/2024), dia akan datang seorang diri dari Washington, Amerika Serikat, kediamannya saat ini setelah gelar pangeran maupun putri keempat anaknya dicopot oleh Ratu Margrethe II pada 2022 secara tiba-tiba.
"Pangeran Joachim akan ada di sana, tetapi anak-anaknya bersekolah, tidak ada alasan khusus," kata juru bicara istana menanggapi absennya istri dan anak-anak Pangeran Joachim. Istana juga mengonfirmasi bahwa Joachim akan meninggalkan Denmark sehari setelah upacara penobatan.
Keputusan Joachim mengingatkan pada keputusan Pangeran Harry dari Inggris untuk menghadiri upacara penobatan ayahnya, Charles, sebagai Raja Inggris pada 6 Mei 2023. Saat itu, ia datang seorang diri tanpa Meghan Markle dan kedua anaknya, Archie dan Lilibet. Ia juga langsung pulang pada hari yang sama demi bisa mengikuti acara ulang tahun Archie.
Karena itu, banyak yang menduga tindakan yang diambil Joachim merupakan bentuk protes lanjutan atas keputusan ibunya yang menjadikan keempat anaknya hanya bergelar Counts dan Countess of Monpezat. Saat itu, Joachim mengungkapkan kekecewaannya lewat media massa.
Â
Advertisement