Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan modest fesyen Indonesia terus bertumbuh yang dapat dilihat dari sederet nama brand yang masih eksis dalam hitungan lebih dari satu dekade. Mendekati momen Hari Raya idul Fitri yang akan berlangsung beberapa bulan lagi, tampilan detail serta ornamen mewah diprediksi akan jadi tren.
Hal itu terungkap dalam pagelaran fesyen label Nawasana di HallfPatiunus, pada Rabu, 10 Januari 2024. Peragaan bertajuk "Garden Reverie" itu dibagi dalam tiga babak. Denim menjadi babak pembuka peragaan. Bahan kaku ini dipadu dengan ragam bahan tipis seperti sifon yang dilipit-lipit atau pleats.
Ada pula tampilan brokat tembus pandang, seperti pada potongan kemeja denim yang terlihat kokoh di bagian depan, serta merta menyeruakkan aura feminin lantaran lipit-lipit sifon ditempatkan di bagian punggung busana. Denim diolah dalam tingkat pencucian satu hingga empat, dari warna gelap hingga warna terang, dan dibawakan dalam sepuluh koleksi yang sarat permainan detail.
Advertisement
"Kami senantiasa melakukan eksplorasi terhadap bahan untuk mengayakan koleksi, seraya berharap dapat meluaskan pasar, serta memberi pilihan baru kepada pencinta mode, baik yang berhijab maupun tidak," ujar Octaviana saat konferensi pers.
Di sela menjawab pertanyaan tentang koleksi, Octaviana juga bercerita tentang brand yang didirikannya sejak 2014. Nawasana mulanya menjual kerudung segi empat bermotif tenun, tetapi kemudian berkembang mengeluarkan koleksi baju dan pernah ikut dalam Indonesia Fashion Week (2022) dan Balikpapan Fashion Week (2023).
Detail Mewah hingga Nuansa Floral
Di babak selanjutnya, Octa mengatakan, Nawasana menampilkan gelora jiwa dalam berkarya sesuai hasrat hati dan DNA yang diusungnya. Pencinta mode pun pasti amat mahfum dan bahkan menunggu statement semacam ini.
Dalam 20 busana pada koleksi terlihat garis desain baru yang eksperimental, deretan busananya menggabungkan motif geometris tenundengan motif bunga-bunga yang organis yang disulam. Ia juga menyematkan aneka manik dan merjan yang membuat tampilan lebih glamor sekaligus feminin.
Tampak dalam tiered dress yang bersusun tumpuk membentuk lapisan dan volume karena menggunakan bahan tipis yang dilipit-lipit dengan motif cetak bunga-bunga. Busana dan pemakainya seolah ikut berlenggang-lenggok riang ketika berjalan.
"Ini koleksi impian Nawasana sebagai perancang mode yang menuruti keinginan penciptaan, tidak ada pertimbangan selera pasar", sambung Octaviana, menjelaskan lebih lanjut.
Nawasana selama di bawah kepimpinanan Octaviana yang juga selaku Chief Executive Officer/Creative Director menjadikan motif-motif Wastra Nusantara sebagai DNA desainnya. Motif wastra kerap diaplikasikan menjadi corak untuk kemeja, rok, terusan, celana dan busana lainnya. Dengan koleksi terbarunya ini, Nawasana tampak ingin memberi kesegaran baru di momen Hari Raya.
Advertisement
Tampilkan Nuansa Berbeda Tiap Musim
Akhirnya sampai pada babak ketiga sebagai pertunjukan puncak. Tema Garden Reverie menyuguhkan nuansa tiap musim, baik spring, summer, fall, maupun winter, menghadirkan bunga-bungaan dengan ciri khasnya yang merefleksikan keindahan.
Spring yang direpresentasikan warna pastel, bagai bunga yang muncul berseri, sementara Summer yang kaya warna dan membara. Untuk Fall/Autumn yang menghadirkan warna bumi dan Winter yang mendatangkan suasana magis seperti putih, abu-abu dan hitam. Octaviana menyebut bahwa dalam proses inspirasi yang dituang ke dalam desain, juga berdiskusi dengan tim Nawasana.
"Koleksi istimewa ini diciptakan untuk menyambut hari Raya Idul Fitri. Ini antisipasi untuk menjawab tuntutan pasar saat menyambut lebaran," jelasnya sambil menyebut bahwa desain tersebut merupakan busana siap pakai deluxe, dengan mengutamakan kenyamanan tapi tetap trendi.
Tak hanya pagelaran busana, para tamu yang hadir juga disuguhi penampilan dari Widi B3 bersama anaknya, Dru Prawiro Sasono. Mereka berduet diiringi Dru yang juga memainkan gitar.
Ambisi Indonesia Jadi Pusat Modest Fesyen
Sebuah cita-cita besar untuk memperkuat perekonomian serta mengkaryakan industri kreatif telah menginisiasi Indonesia sebagai kiblat modest fesyen dunia. Dengan potensi besar industri fesyen dari sumber daya alam serta manusianya, Indonesia pun percaya diri ingin mengklaim sebagai pusat mode Muslim dunia.
"Sebenarnya tidak perlu diriset susah-susah, kalau ngomongin Indonesia menjadi kiblat muslim atau modest fashion dunia. Sekarang kasat mata aja dari jumlah pelaku modest fashion itu Indonesia sudah pasti terbesar di seluruh dunia," sebut Ali Charisma, Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber (IFC), ketika ditemui Liputan6.com, Jumat, 20 Oktober 2023.
Ali mengungkapkan, tak ada negara yang memiliki pelaku modest fesyen sebanyak Indonesia dengan jumlah hingga ribuan dari desainer hingga pelaku UMKM yang terlibat. Di samping itu kalau melihat dari segi penyelenggaraan pekan mode Muslim, Indonesia juga terbesar.
Namun menurut Ali, problematika saat ini yang masih membuat Indonesia agak 'risih' untuk mengklaim diri sebagai kiblat modest fesyen dunia karena pelaku industri belum menggaet pasar global. Secara asa, pelaku modest fesyen baru menguasai pasar dalam negeri.
"Belum banyak brand modest Indonesia yang bisa diterima secara global. Itu sebenarnya PR kita dan pemerintah yang terbesar," kata Ali.
Brand-brand modest fesyen Indonesia harus selevel dulu dengan merek fesyen dunia yang sudah lebih mendunia. Hal ini lantaran kalau menilik pusat mode dunia secara umumnya, dari New York, Paris, Milan, London sampai yang di Asia seperti Tokyo, pelakunya sudah memenuhi standar dunia agar bisa diterima para buyers internasional.
Advertisement