Sukses

Masuk Daftar Forbes 50 Over 50 Asia, Desainer Josephine Obin Komara Lebih Suka Disebut Tukang Kain

Forbes memuji sosok Josephine Komara atau Obin yang memiliki sejarah menenun sutra untuk pelapis, juga seorang desainer keturunan Tionghoa-Indonesia yang mulai memadukan motif batik dengan sutra tenunan tangan.

Liputan6.com, Jakarta - Forbes baru saja merilis daftar 50 Over 50 Asia yang mencakup figur perempuan berpengaruh dari 14 negara di Asia dan Pasifik, dan lebih dari 20 sektor. Salah satu yang masuk daftar adalah Forbes 50 Over 50 Asia adalah desainer senior Indoneia, Josephine Komara alias Obin.

Mereka yang terpilih dinilai sebagai figur inspiratif dan mengerahkan pengaruhnya di bidang fesyen, farmasi, keuangan, dan lainnya. Perempuan-perempuan berprestasi ini melakukannya pada usia 54, 68, dan bahkan 112 tahun.

Selain Obin, ada dua perempuan Indonesia lainnya yang masuk dalam daftar tersebut yaitu aktris legendaris Christine Hakim dan Direktur Utama & CEO XL Axiara, Dian Siswarini. Forbes memuji sosok Josephine Komara yang memiliki sejarah menenun sutra untuk pelapis, juga seorang desainer keturunan Tionghoa-Indonesia yang mulai memadukan motif batik dengan sutra tenunan tangan.

Obin membuka showroom BINhouse pertama di Jakarta pada 1986 dan kini memiliki gerai di Jepang, Bali, Singapura dan Belanda, serta reseller global lainnya. Obin menganggap dirinya hanya sebagai tukang kain daripada desainer, seniman atau artis, dengan menyebut bahwa artis sebenarnya adalah mereka yang membuat kain.

Sejak awal, Obin selalu bermimpi agar hasil kreasi Indonesia bisa membuat masyarakat bangga dengan warisan budaya bangsa yang sangat kaya. Pada 1980-an, BINhouse memproduksi hand spundan kain tenun, termasuk kain tenun ikat yang terbuat dari 100 persen sutra dan mulai menampilkan kreasi terbaik Indonesia dengan menggunakan media kayu, kain tenun, dan logam.

Kala itu, BINhouse mulai membuat kain dan memproduksi barang-barang untuk keperluan interior, seperti penutup lampu. Sejak akhir 1980-an, BINhouse mulai membuat batik dengan teknik wax resist dyeing atau teknik celup yang banyak dipraktikkan oleh seniman di pulau Jawa.

Saat ini, BINhouse memproduksi sekitar 20.000 meter kain handmade setiap bulannya. Selain itu, para perajin BINhouse terus bereksperimen serta melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pembuatan keramik, pertukangan, kayu, pembuatan kaca, dan hal-hal terkait lainnya.

 

2 dari 4 halaman

Obin di JFW 2024

BINhouse Indonesian Creation telah menjadi nama yang identik dengan produk fine handmade dengan jaringan pemasaran di Jakarta, Bali, Singapura, dan Jepang. Pada Oktober 2023, Obin menampilkan karya-karya terbarunya di ajang Jakarta Fashion Week 2024 (JFW 2024).

Peragaan busananya dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani pada Selasa, 24 Oktober 2023. Puan bahkan membagikan kehadirannya lewat unggahan akun Instagramnya yang telah terverifikasi @puanmaharaniri pada Selasa, 24 Oktober 2023.

Putri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu terlihat duduk di front row peragaan busana dari BINhouse larya Obin. Puan duduk diapit oleh Obin dan Chairwoman JFW, sekaligus CEO GCM Group, Svida Alisjahbana.

Terlihat pula putri Puan, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari yang juga berada di front row menyaksikan deretan karya Obin dipresentasikan para model di catwalk. Saat menampilkan karyanya di JFW 2020, Obin berharap pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dapat menerbitkan katalog mengenai kain-kain serta motif Indonesia.

3 dari 4 halaman

Corak Kain Indonesia

"Saya berharap pemerintah lewat Mendikbud Nadiem Makarim, dapat menerbitkan katalog berisi informasi kain-kain Indonesia dan arti-arti motif serta corak dari kain itu," kata Obin di Jakarta Fashion Week di Jakarta, mengutip dari Antara, 24 Oktober 2019.

Hal itu dikatakan karena pada saat ini banyak orang yang tidak mengetahui nama kain Indonesia, apalagi nama corak serta arti di balik corak tersebut. Obin mengatakan bahwa kain merupakan salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia, karena meskipun baju yang dikenakan berbeda-beda, namun kain yang dikenakan tetaplah kain Indonesia.

"Bajunya ada kebaya, baju kurung, baju bodo, tapi kainnya tetap kain Indonesia. Apakah itu batik, tenun, atau ikat. Semua dipersatukan oleh kain," ucapnya. Obin menambahkan bahwa sesungguhnya tidak masalah bila seseorang mengenakan kain Indonesia namun tidak tahu arti di balik kain tersebut.

"Ya sebetulnya tidak apa-apa kalau mereka hanya memakai tapi tidak tahu artinya, karena dengan memakai baju atau kain Indonesia adalah satu permulaan," jelasnya.

 

4 dari 4 halaman

Hibah Kain Batik dari BinHouse

Obin berpendapat setelah seseorang mengenakan kain Indonesia, rasa ingin tahu orang tersebut mengenai nama dan arti motif dari kain yang dia kenakan akan muncul perlahan-lahan.

"Semisal Anda pakai kain atau baju, terus ada orang bilang 'Wah itu kan motif Sekar Jagad', nah orang yang pakai tentu jadi penasaran dan dia akan cari tahu nama dari motif itu, artinya belakangan," tambah dia.

Di masa pandemi Covid-19, Kementerian Luar Negeri menerima hibah kain batik dari BINHouse dan Yayasan Batik Indonesia untuk para diplomat Indonesia yang bertugas di luar negeri sebagai upaya promosi budaya Indonesia.

"Hari ini mari kita saksikan, melalui Kemenlu, kita menerima hibah batik dari Ibu Obin BINHouse yang diberikan kepada 132 perwakilan Indonesia di luar negeri,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sambutannya secara virtual di Jakarta, 2 Oktober 2021.

Sambutan itu dikemukakan pada peringatan Hari Batik Nasional 2021, yg ditandai dengan hibah batik dari BINHouse dan peminjaman batik lawas dari yayasan Batik Indonesia kepada Perwakilan RI di Luar Negeri.