Sukses

Penumpang Dapat Pengembalian Dana Usai Duduk Lama di Kursi Pesawat yang Basah karena Diduga Dikencingi

Suami istri asal Selandia Baru berhasil meminta pengembalian dana dari Qantas Airways setelah mengklaim mereka di kursi pesawat yang diduga basah karena air kencing. Klaim pasangan itu tersebut terjadi dalam penerbangan internasional yang panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Suami istri asal Selandia Baru berhasil meminta pengembalian dana dari Qantas Airways setelah mengklaim mereka di kursi pesawat yang diduga basah karena air kencing. Klaim pasangan itu tersebut terjadi dalam penerbangan internasional yang panjang.

"Sekarang kami tahu bahwa kami telah menduduki air kencing selama 10 jam perjalanan," kata salah satu pelancong dari Wellington yang tidak disebutkan namanya, kepada New Zealand Herald, dikutip New York Post, Rabu (18/1/2024).

Insiden tak menyenangkan ini terjadi pada 30 Desember 2023 ketika pasangan ini terbang dari Bangkok, Thailand, ke Sydney, Australia, dalam perjalanan ke tanah air mereka. Penerbangan menjadi kacau ketika salah satu dari mereka meletakkan bantal Qantas dan barang-barang lainnya di bawah kursi di depan mereka.

Saat akan diambil, bantal tersebut dilaporkan dalam kondisi lembap. Kondisi lembap juga terjadi dengan kantong duty-free mereka yang berisi barang-barang senilai 70 dolar AS (Rp1 juta), kotak ponsel, dan bantal leher portabel.

Awalnya mereka menganggap basah tersebut karena tumpahan air. Pasangan ini menyimpan beberapa barang mereka di bagasi kabin bagian atas dan meminta awak kabin untuk mengganti bantal mereka yang basah.

"Kami memanggil petugas yang kebingungan dan mengambil bantal tersebut," kata pasangan tersebut, yang akhirnya menyadari bahwa sumber kelembapan tersebut bukan karena air.

Setelah beberapa jam, salah satu penumpang merogoh kolong kursi dan menemukan celana dalam anak-anak. Ia lantas menyimpulkan bahwa yang diduga "air" tersebut sebenarnya adalah air kencing.

2 dari 4 halaman

Awalnya Diberi Poin

Artinya, pasangan tersebut telah menduduki air kencing selama 10 jam penerbangan mereka. Selain itu, salah satu penumpang mengaku telah menggunakan bantal leher yang kotor tersebut selama beberapa jam "dengan asumsi hanya sedikit basah karena air".

Penumpang membuang bantal perjalanan yang diduga terkena air kencing itu serta kantong duty-free beserta isinya saat mendarat. Mereka kemudian berbicara dengan supervisor maskapai penerbangan, yang dilaporkan menawarkan 10.000 poin Qantas untuk masalah mereka.

Pasangan ini merasa dirugikan menganggap penggantian yang diberikan tidak sepadan dan menambahkan bahwa poin tersebut tidak berguna karena mereka tidak berencana untuk terbang dengan perusahaan itu lagi. Ketika pasangan tersebut memohon kepada Qantas untuk memberikan pengembalian dana penuh, permintaan mereka awalnya ditolak karena "tiket mereka telah digunakan sepenuhnya," berdasarkan email yang dikirimkan maskapai kepada pasangan itu pada 10 Januari 2024.

Mereka menganggap tanggapan ini "tidak dapat diterima" dan menuntut 3.827 dolar AS (Rp59,7 juta), biaya perjalanan Bangkok-Sydney, Yahoo News melaporkan.

3 dari 4 halaman

Kata Maskapai

Setelah berbagai perundingan, Qantas akhirnya menyerah dan memberikan penggantian biaya penuh kepada para pelancong, serta permintaan maaf atas insiden tersebut. "Kami telah meminta maaf kepada pelanggan dan akan memberikan pengembalian dana sebagai bentuk niat baik," kata juru bicara Qantas kepada New Zealand Herald.

Perwakilan maskapai penerbangan menambahkan bahwa, "Sedang menyelidiki apa yang terjadi dan telah menyampaikan masalah ini kepada pemasok pembersih kami di Bangkok, yang membersihkan pesawat sebelum keberangkatan."

Saat penerbangan jarak jauh, beberapa orang akan merasa lebih nyaman jika duduk sendiri dan membiarkan kursi di sebelahnya kosong. Tapi, akankah penumpang rela membayar untuk itu? Jawabannya adalah ya, menurut Qantas.

Dilansir dari People, Senin, 30 Agustus 2023, maskapai penerbangan yang berbasis di Australia itu menawarkan opsi tempat duduk "bebas tetangga" pada penerbangannya menuju Amerika Serikat. Penumpang diminta membayar biaya tambahan mulai dari 143 dolar AS atau sekitar Rp2,2 juta, agar maskapai tersebut mengosongkan kursi di sebelahnya selama penerbangan berlangsung, menurut Travel + Leisure.

4 dari 4 halaman

Tawarkan Layanan Kursi Penumpang 'Bebas Tetangga'

Untuk saat ini, layanan tersebut ditawarkan pada penerbangan dari Sydney, Brisbane, dan Melbourne menuju beberapa kota di Amerika Serikat, yaitu Dallas, Honolulu, Los Angeles, dan San Francisco. Qantas pertama kali meluncurkan layanan ini pada September 2023 untuk penerbangan di Australia, sebelum memperluasnya ke tujuan internasional tertentu.

Situs resmi maskapai penerbangan tersebut menyatakan bahwa opsi tempat duduk ini ditujukan bagi penumpang yang ingin menikmati ruang dan kenyamanan ekstra di kelas ekonomi. Jika penerbangan memenuhi syarat untuk layanan tersebut, penumpang akan menerima email 48 jam sebelum keberangkatan untuk memesan ruang tambahan.

Kursi standar dan kursi "bebas tetangga" kemudian dapat dipilih dan dibayar hingga dua jam sebelum lepas landas untuk penerbangan internasional. Setelah dikonfirmasi, kedua kursi yang dipesan akan muncul pada boarding pass penumpang.

Harga tempat duduk dalam layanan ini akan bervariasi, tergantung tujuan penerbangan. Setiap penumpang hanya diperbolehkan untuk memesan satu kursi tambahan, laman maskapai tersebut menyatakan. Opsi tersebut hanya akan tersedia jika jumlah penumpang jauh dari pemesanan penuh.

Qantas lebih lanjut menjelaskan, bahwa kursi penumpang dalam layanan ini dimaksudkan untuk tetap kosong selama penerbangan, dan tidak dapat digunakan untuk menyimpan tas jinjing. Kursi tersebut juga tidak akan dihitung untuk mendapatkan fasilitas tambahan seperti makanan selama penerbangan berlangsung.

Jika penerbangan dibatalkan, penumpang akan menerima pengembalian uang untuk kursi bebas tetangga. Mereka juga harus memesan ulang kursi tersebut pada penerbangan yang dijadwalkan ulang, jika memenuhi syarat.