Sukses

Cerita di Balik Tantangan Buka Restoran Indonesia di Luar Negeri

Kekayaan gastronomi Tanah Air telah mantap mendunia. Hal ini diwujudkan dengan kehadiran deretan restoran Indonesia di luar negeri dan bisnis kuliner tersebut dijalankan oleh diaspora Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan gastronomi Tanah Air telah mantap mendunia. Hal ini diwujudkan dengan kehadiran deretan restoran Indonesia di luar negeri dan bisnis kuliner tersebut dijalankan oleh diaspora Indonesia.

Garam Merica Melbourne salah satunya. Restoran Indonesia yang berlokasi di 71 Queens Road, Melbourne, Victoria, Australia ini, dibangun oleh pasangan suami istri, Adrian dan Corina pada 2006 lalu.

"Diawali karena keinginan saya, Corina, dan suami saya, Adrian, untuk membuka restoran Indonesia di Melbourne. Berawal dari hobi saya masak, mengundang teman-teman makan di rumah, dan menyediakan makanan buat organisasi-organisasi di Melbourne saat itu," kata Corina kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 19 Januari 2024.

Pasangan ini melihat kesempatan untuk memperkenalkan makanan Indonesia di Melbourne. "Dalam arti, supaya makanan Indonesia di Melbourne bisa lebih dikenal orang, mereka bisa menikmati cita rasa masakan Indonesia, dan bagi orang-orang Indonesia yang ada di sini misalmereka kangen, mereka bisa makan di tempat kita," tambah Corina.

Restoran Garam Merica Melbourne sendiri menyuguhkan sajian dengan konsep nasi bungkus Warung Tegal atau warteg. Hal ini tidak lepas kaitannya dengan sosok Corina.

"Saya berasal dan tumbuh dari Tegal, Jawa Tengah. Jadi, di Tegal itu makanan saya semasa kecil makan nasi bungkus pakai daun pisang. Isinya nasi bogana khas Tegal, nasi campur yang masih dibungkus daun pisang buat sarapan atau lunch," tambahnya. 

2 dari 4 halaman

Tantangan yang Dihadapi

Sajian tersebut, dikatakan Corina, teah menjadi tradisi di keluarganya semasa kecil. "Cita rasa dan pernak-pernik di nasi bungkus itu sesuatu yang benar-benar mendarah daging dalam diriku," lanjutnya.

Jauh dari rumah membuat pasangan ini rindu dengan sajian tradisional, otentik, dan membawa rasa kangan terobati. "Kalau lagi kangen, apa yang bisa mengobatinya, aku kepikiran ciri khas tradisional yang mencerminkan Indonesia, yaitu nasi dibungkus daun pisang, lauknya bisa dipilih, dan familiar di lidah aku," tutur Corina.

Membuka restoran Indonesia di luar negeri tentu bukan hal yang mudah. Corina berkisah di balik tantangan yang ia hadapi.

"Karena Australia itu dikenal dengan cultural diversity-nya, jadi segitu banyaknya makanan-makanan yang sudah ada dari negara lain yang jauh lebih banyak di sini," katanya.

Beberapa restoran dari luar negeri yang mendominasi, meliputi Thailand, Korea, hingga China. "Mereka sudah lebih dulu gencar mempromosikan budaya makanan mereka," tambahnya. 

 

3 dari 4 halaman

Menu Makanan

"Jelas tantangan untuk restoran Indonesia, yaitu mengajak mereka untuk mencoba makanan Indonesia karena lewat makanan bisa memperkenalkan Indonesia," terang Corina.

Soal bahan baku, dikatakan Corina bahwa, "Di Australia khususnya Melbourne dan Sydney, kita cukup beruntung, karena enggak terlalu jadi masalah."

Ia mencontohkan, daun singkong yang tersedia, walau aslinya dari Thailand atau Malaysia. Begitu pula dengan daun pisang yang juga tersedia, walau aslinya dari Thailand, Malaysia, atau Vietnam.

"Kalau untuk urusan rempah dan bumbu lainnya, harus dari Indonesia untuk menjaga keaslian rasa dan menjadikannya lebih Indonesia banget," lanjutnya.

Restoran ini menyediakan beragam menu khas Indonesia, mulai dari bebek goreng gurih, gado-gado siram khas Surabaya, sate Padang, rendang, iga penyet sambal ijo, dan masih banyak lagi. Namun, ada beberapa di antaranya yang jadi favorit.

"Rendang sapi, cumi hitam, sambal goreng kentang, terong balado teri, telor barendo, rendang nangka, sambal balado merah dan sambal hijau menjadi yang paling digemari oleh pelanggan," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Terima Respons Positif

Bukan hanya makanan, Garam Merica juga menyediakan minuman serta dessert. Pilihan untuk pelanggan pun beragam, mulai dari es teler, es cendol durian, es campur, bubur ketan hitam, es podeng, dan lainnya.

"Kita famously known for our authentic taste and flavour, juga memperkenalkan rasa yang benar-benar Indonesia di dalam Warteg Original Nasi Bungkus kita," terangnya.

Soal penerimaan makanan Indonesia di luar negeri, Corina mengatakan respons positif ia dan timnya terima. Di jam makan siang, antrean pengunjung, yang tak hanya orang Indonesia, namun juga warga lokal Australia, selalu mengular panjang.

"Tanggapan dari customer benar-benar positif, review dari orang Indonesia dan warga asing. Customer Indonesia yang kangen pulang Indonesia, mereka bilang 'it's just taste exactly like home'," kata Corina.

Ia melanjutkan, "Untuk orang asing, baik dari Australia, China, hingga India, mereka surprise dan kagum bisa menikmati cita rasa Indonesia di dalam satu bungkus nasi."

"Sempat berpikir, apakah orang asing bakal suka karena nasi bungkus ada sambal, kayaknya enggak mungkin suka, tapi ternyata ludes, mereka bisa terima kasih karena sudah dikenalkan," tutup Corina.