Liputan6.com, Jakarta - Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) akhirnya menyetujui serangkaian kriteria inspeksi untuk 171 pesawat Boeing 737-9 MAX yang masih dilarang terbang. Dalam pengumuman yang disampaikan pada Rabu malam, 24 Januari 2024, pohaknya membuka pernyataannya dengan peringatan keras.
"Insiden Boeing 737-9 MAX pada 5 Januari (2024) tidak boleh terjadi lagi," kata FAA dikutip dari CNN, Kamis (25/1/2024).
Peringatan itu merujuk pada insiden panel jendela Alaska Airlines lepas saat pesawat mengudara. FAA membuka jalan bagi pesawat yang sedang di-grounded untuk kembali mengudara. Penghentian operasi itu menyebabkan ratusan pembatalan penerbangan terjadi setiap hari, terutama dari maskapai Alaska Airlines dan United Airlines.
Advertisement
"Tinjauan mendalam dan menyeluruh yang diselesaikan tim kami setelah pengumpulan informasi selama beberapa minggu memberi saya dan FAA kepercayaan diri untuk melanjutkan ke tahap inspeksi dan pemeliharaan," kata Administrator FAA Mike Whitaker.
Masing-masing dari 171 pesawat yang dilarang terbang harus diperiksa menyeluruh, termasuk baut, perlengkapan, dan jalur pemandu penutup pintu. Prosesnya juga mencakup pengencangan dan melakukan 'inspeksi mendetail terhadap lusinan komponen terkait.'
Boeing menyambut baik keputusan FAA. Di sebuah pernyataan yang disampaikan kemarin, pihaknya mengatakan akan terus bekerja sama penuh dan transparan dengan FAA, serta mengikuti arahan mereka, di samping 'kami melakukan tindakan untuk memperkuat keamanan dan kualitas di Boeing.'
"Kami juga akan bekerja sama dengan pelanggan maskapai penerbangan kami saat mereka menyelesaikan prosedur pemeriksaan yang diperlukan untuk mengembalikan pesawat 737-9 mereka ke layanan dengan aman," imbuh Boeing.
Tidak Diizinkan Memproduksi Pesawat Baru
Sementara itu, Alaska Airlines memperkirakan inspeksi akan memakan waktu 12 jam dan pesawat 737-9 MAX pertama akan kembali beroperasi pada Jumat, 26 Januari 2024. Mereka mengatakan proses pemeriksaan akan selesai minggu depan.
United Airlines mengumumkan, mereka telah menerima persetujuan dari FAA untuk mengembalikan 79 pesawat Boeing 737-9 MAX ke armadanya akhir pekan ini, menurut memo dari kepala operasi maskapai yang diperoleh CNN.
"Kami akan mengembalikan setiap pesawat 737-9 MAX ke layanan setelah proses pemeriksaan menyeluruh ini selesai," kata Toby Enqvist, Wakil Presiden Eksekutif dan CEO United Airlines. "Kami sedang mempersiapkan pesawat untuk kembali ke layanan terjadwal mulai hari Minggu (28 Januari 2024)."
Di sisi lain, FAA tidak akan mengizinkan Boeing memproduksi lini pesawat 737-9 MAX yang baru hingga mereka bisa memenuhi standar pengendalian mutu sesuai ketetapan FAA.
"Kami tidak akan menyetujui permintaan apapun dari Boeing untuk perluasan produksi atau menyetujui jalur produksi tambahan untuk 737 Max sampai kami yakin bahwa masalah kendali mutu yang ditemukan selama proses ini telah diselesaikan," ujarnya.
Dengan pernyataan FAA itu, Boeing terancam merugi mengingat 737 MAX merupakan salah satu pesawat terlaris mereka. Belum jelas kapan perusahaan itu dapat kembali memproduksi dengan kecepatan yang lebih menguntungkan. Pakar industri sangat meragukan kemampuan Boeing lolos dari penyelidikan tanpa konsekuensi apa pun.
Pekan lalu, laporan Wells Fargo yang berjudul "Audit FAA membuka kemungkinan baru," mencatat bahwa masalah pengendalian kualitas dan teknik Boeing telah berlangsung selama bertahun-tahun. "Mengingat rekam jejak Boeing baru-baru ini, dan insentif yang lebih besar bagi FAA untuk menemukan masalah, kami pikir peluang untuk melakukan audit yang bersih sangatlah kecil," kata para analis.
Â
Advertisement
Pernyataan Blunder CEO Boeing
Pada Rabu, 24 Januari 2024, CEO Boeing Dave Calhoun harus menghadapi sederet pertanyaan dari anggota parlemen di Washington DC. Dalam pertemuan itu, ia membela keselamatan pesawat Boeing untuk para pelancong, tepat sebelum dia mengetahui bahwa Boeing menghadapi penyelidikan lain.
"Kami menerbangkan pesawat yang aman," kata Calhoun kepada wartawan yang berkumpul di Capitol Hill. "Kami tidak akan menerbangkan pesawat jika kami tidak yakin 100 persen."
Calhoun menyadari kekhawatiran para penumpang mengenai keselamatan penerbangan, sehingga dia datang ke Washington dengan semangat transparansi dan keterbukaan untuk membantu anggota parlemen lebih memahami upaya perusahaan untuk meningkatkan keselamatan.
"Saya di sini hari ini … untuk menjawab semua pertanyaan mereka, karena mereka punya banyak pertanyaan," kata Calhoun.
Setelah berbicara dengan wartawan, Senator Demokrat Washington Maria Cantwell, Ketua Komite Perdagangan Senat, mengumumkan bahwa dia harus mengadakan sidang di masa depan untuk menyelidiki catatan keselamatan Boeing.
"Masyarakat penerbangan Amerika dan pekerja lini Boeing berhak mendapatkan budaya kepemimpinan di Boeing yang mengutamakan keselamatan di atas keuntungan," kata Cantwell dalam sebuah pernyataan. "Saya akan mengadakan dengar pendapat untuk menyelidiki akar penyebab penyimpangan keamanan ini."
Cantwell menyampaikan dalam pertemuannya dengan Calhoun sehari sebelumnya, ia menekankan bahwa Boeing harus mengutamakan kualitas dan teknis. Mereka masih mempertanyakan komitmen Boeing terkait keselamatan mengingat sederet insiden serius yang terjadi. Insiden tersebut juga diinvestigasi Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS.
Deretan Masalah yang Dihadapi Boeing
Boeing berulang kali menghadapi masalah kualitas dan keselamatan pada pesawatnya selama lima tahun terakhir, yang menyebabkan penghentian produksi beberapa jet dalam jangka panjang dan terhentinya pengiriman pesawat lainnya.
Desain 737 Max diketahui bertanggung jawab atas dua kecelakaan fatal: satu di Indonesia pada Oktober 2018 dan satu lagi di Etiopia pada Maret 2019. Dua kecelakaan tersebut menewaskan total 346 orang dan mengakibatkan larangan terbang salah satu pesawat jet terlaris mereka selama 20 bulan. menelan biaya lebih dari USD21 miliar.
Komunikasi internal yang dirilis selama penghentian operasional 737 Max menunjukkan seorang karyawan menggambarkan jet tersebut 'dirancang oleh badut, yang kemudian diawasi oleh monyet'.
Akhir bulan lalu, Boeing meminta maskapai penerbangan untuk memeriksa semua jet 737 MAX mereka untuk mengetahui kemungkinan adanya baut yang lepas pada sistem kemudi setelah sebuah maskapai penerbangan menemukan potensi masalah pada bagian penting pada dua pesawat.
Masalah kualitas dan teknis itu tidak hanya terjadi pada 737. Boeing juga harus menghentikan pengiriman 787 Dreamliner sebanyak dua kali, selama sekitar satu tahun, dimulai pada 2021 dan sekali lagi pada 2023, karena masalah kualitas yang disebutkan oleh FAA. Pesawat jet 777 tersebut juga tidak dapat terbang setelah kerusakan mesin pada penerbangan United yang menyebabkan puing-puing mesin berserakan di rumah-rumah dan tanah di bawahnya.
Advertisement