Liputan6.com, Jakarta - Gunung Wurlali adalah sebuah gunung berapi yang terdapat di bagian timur Pulau Damar, tepatnya di wilayah Kecamatan Damer, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Gunung Wurlali memiliki ketinggian kurang dari seribu meter di atas permukaan laut yaitu hanya 868 mdpl.Â
Aktivitas fumarolik dengan endapan belerang dan komplek solfatara ditemukan di puncak kawah kembar bernama Natarweru dan di sisi selatan hingga tenggara. Wurlali dapat didaki baik dari Wulur, pelabuhan utama dan ibu kota administratif.
Pendakian juga bisa dari desa Ilih, yang terletak di pantai timur laut antara Wulur dan pelabuhan sekunder Bebar. Tidak ada jalan raya atau transportasi darat di Damar, jadi untuk mencapai Ilih harus menggunakan perahu cepat dengan motor tempel dari Wulur atau Bebar.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Wurlali selain lokasi dan ketinggiannya yang tak terlalu tinggi. Berikut enam fakta menarik Gunung Wurlali yang dirangkum Liputan6.com pada Senin, 29 Januari 2024.Â
1. Terletak di Pulau Damar
Mengutip laman Gunung Bagging, Pulau Damar yang diucapkan secara lokal sebagai "Damer" adalah bagian dari kepulauan Maluku Barat Daya yang sering disebut sebagai "pulau-pulau yang terlupakan" di Indonesia. Damar adalah pulau yang sangat indah yang didominasi oleh gunung berapi aktif Wurlali, yang beberapa puncaknya dipenuhi fumarol dan bergaris belerang kuning menjulang di atas selimut hijau hutan yang tampaknya tidak bisa ditembus.Â
Â
2. Ada Ular di Jalur Ilih
Jalur dari Desa Ilih dimulai tepat melewati gereja dan berkelok-kelok melewati perkebunan pala dan jagung sebelum bergabung dengan dasar sungai yang biasanya kering yang dipenuhi batu-batu besar berbentuk kasar yang sangat melelahkan untuk dilalui.
Ada ular di sekitaran jalur ini, tapi pemandu maupun penduduk setempat akan meyakinkan pendaki bahwa mereka tidak berbahaya, meskipun hal itu mungkin mengganggu dan agak ngeri. Sebaiknya berhati-hati dengan ular ini karena gerakannya sangat cepat ketika menyerang orang asing.Â
Sekitar 400 meter, rute ini muncul di dataran luas yang menawarkan pemandangan pantai utara yang indah. Dari sini pendaki harus bekerja keras menuju kawah di atas abu dan bebatuan hingga Anda akan mencapai dataran kawah pada ketinggian sekitar 650 meter.
Tempat ini memiliki kondisi yang kurang ideal karena berlumpur dan dikelilingi oleh puncak serta asap belerang yang berputar-putar. Dengan medan yang seperti ini, sebaiknya Anda menyewa pemandu gunung dari orang lokal setempat agar lebih aman.
Advertisement
3. Menandai Batas Timur Cincin Api
Gunung ini menandai batas timur geografis busur vulkanik Indonesia. Dari sini "Cincin Api" membelok ke utara melalui pulau-pulau terpencil di TNS dan melintasi Laut Banda ke Banda sendiri, dan dari sana ke pulau-pulau di Maluku Utara dan seterusnya.Â
Di sisi selatan kawah terdapat titik pengamatan setinggi sekitar 700 meter yang memberikan pemandangan indah ibu kota pulau Wulur. Tempat ini merupakan tempat makan siang yang enak, namun karena asap belerang yang berputar-putar dan tidak dapat diprediksi, tempat ini bukanlah tempat untuk berlama-lama.
4. Gunung Paling Aktif dalam Sejarah
Gunung Wurlali adalah gunung berapi yang paling aktif dalam sejarah waktu Busur banda. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1892. Letusan gunung ini didominasi aliran lava dan abu vulkanik.
Kaldera lama meluas ke arah timur-tenggara. Apabila terjadi letusan lagi kemungkinan akan disertai munculnya awan panas. Letusan diperkirakan bersifat eksplosif dan cukup dahsyat mengingat sejarah letusan yang terdahulu.
5. Puncaknya Tak Ada Penanda
Ketika hendak mencapai puncak, tidak jelas yang mana puncak Gunung Wurlali karena berada di antara banyak puncak di sekitarnya. Namun, mencoba mendaki salah satu dari sekian banyak puncak akan melelahkan.
Puncak di sebelah kiri terpotong oleh tebing curam dan tampak berbahaya, dan puncak di sebelah kanan, meskipun mungkin dapat diakses, harus melintasi punggung bukit yang diselimuti asap belerang yang sangat beracun. Tidak disarankan berada di dekat belerang lantaran bahaya yang mungkin terjadi.
6. Pendakian Sekitar 3 jamÂ
Pendakian akan memakan waktu sekitar 3 jam, sementara untuk turun hanaya 2,5 jam tergantung pada setiap orang. Jalur turunnya berlanjut hingga ke Wulur, maupun menelusuri kembali langkah ke Desa Ilih.
Tak perlu dikatakan lagi, turunannya bahkan lebih sulit daripada pendakiannya. Menurut pengalaman seorang pendaki pada 2021 lalu beruntungnya ada satu warung di desa ini yang dimiliki oleh seorang perempuan asal Jakarta, ia juga dengan senang hati membantu.
Â
Advertisement