Sukses

Potret Keakraban Raja Malaysia Sultan Ibrahim Iskandar dan Prabowo Subianto, Ternyata Berteman Lebih dari 40 Tahun

Sultan Ibrahim Iskandar dari Johor resmi dilantik menjadi Raja Malaysia pada Rabu, 31 Januari 2024, setelah terpilih lewat mekanisme voting unik pada 27 Oktober 2023. Ia ternyata sudah berteman lebih dari 40 tahun dengan Menhan Prabowo Subianto.

Liputan6.com, Jakarta - Malaysia baru saja melantik Sultan Ibrahim Iskandar sebagai raja baru mereka pada Rabu, 31 Januari 2024. Sultan Johor itu terpiih sebagai salah satu dari sembilan penguasa negara bagian di Malaysia melalui mekanisme rotasi monarki yang unik pada 27 Oktober 2023. 

Sultan Ibrahim Iskandar akan menjabat sebagai Yang Dipertuan Agong selama lima tahun ke depan, terhitung mulai 31 Januari 2024. Ia menggantikan petahana Sultan Abdullah dari Pahang yang naik setelah Sultan Muhammad V dari Kelantan mengundurkan diri.

Sosok Sultan Ibrahim terlihat bersahaja. Ia kerap tampil di publik hanya mengenakan kemeja polos dan celana bahan. Salah satunya saat menyambut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang berkunjung ke kediamannya pada 2 Juni 2023.

Sultan Ibrahim saat itu hanya mengenakan kemeja lengan pendek warna biru langit, sementara Prabowo berkemeja batik lengan panjang. Ia tak lupa memasang peci saat berbincang akrab.

"DYMM Sultan Johor, Sultan Ibrahim Ibni Almarhum Sultan Iskandar berkenan menerima mengadap kunjungan hormat Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto di Istana Bukit Serene, Johor Bahru, hari ini (2 Jun). Berangkat sama ke pertemuan itu, DYAM Mejar Jeneral Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim, Tunku Mahkota Johor," demikian keterangan di unggahan tersebut, dikutip Kamis (1/2/2024).

Pertemuan hari itu berlangsung lebih dari satu jam. Sultan Ibrahim sempat menjamu calon presiden (capres) nomor urut 2 itu dengan makan siang. Terungkap bahwa keduanya adalah teman lama. 

"Prabowo juga merupakan sahabat karib Baginda Tuanku Sultan yang dikenali lebih 40 tahun, sejak zaman latihan ketenteraan di Fort Bragg dan Fort Benning, Amerika Syarikat pada tahun 1980-an," sambung keterangan unggahan tersebut.

2 dari 4 halaman

Anggota Kehormatan Kopassus

Mengutip laman johor.gov.my, 27 Oktober 2023, Sultan Ibrahim lahir pada 22 November 1958. Ia mengikuti jejak kesultanan sebelumnya dengan terlibat dalam kegiatan militer, manajemen, dan administrasi yang dijadikan landasan untuk membangun semangat juang, disiplin, kepemimpinan, dan karakter.

Kepemimpinan Sultan Ibrahim bermula saat tamat sekolah diangkat jadi komandan peleton, sambil menjalani latihan militer di Pusat Latihan Angkatan Darat di Kota Tinggi. Atas undangan khusus, ia mengikuti pelatihan militer bagi perwira muda di Fort Benning, Georgia AS. Selain itu, ia juga menjalani pelatihan 'lintas udara' dan 'ranger' bagi perwira infanteri.

Setelah beristirahat selama dua bulan, Sultan Ibrahim melanjutkan latihan 'Pasukan Khusus Amerika' dan 'Pathfinder'. Ia melakukan 19 kali lompatan parasut, delapan di antaranya pada malam hari, sebelum diangkat menjadi komandan. Sultan Ibrahim juga ditugaskan sebagai anggota tim SEAL (Angkatan Laut dan Darat). Selain itu, beberapa kali ditugaskan di Bandung Indonesia dan menjadi anggota kehormatan Komando Pasukan Khusus Indonesia (Kopassus).

 

3 dari 4 halaman

Karier Kemiliteran Sultan Ibrahim

Sekembalinya ke Johor, Sultan Ibrahim diangkat sebagai Wakil Komandan Wakil Prajurit Setia Negara. Pada saat yang sama ia menjalani pelatihan pilot helikopter dengan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia. Dengan kemampuan yang ditunjukkan Sultan Ibrahim, ia bahkan diperbolehkan mengoperasikan penerbangan helikopter tunggal.

Dengan tekad dan ketekunan, ia berhasil lulus lebih dulu dibandingkan peserta lainnya. Sultan Ibrahim mendapat penghargaan pada 26 April 1982 dari Sultan Iskandar dalam sebuah parade yang dipimpin Sultan Iskandar. Sultan Ibrahim juga mengikuti pelatihan angkatan laut selama tiga bulan di Pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Malaysia di Lumut, sekaligus membekali dirinya sebagai perwira angkatan darat, laut, dan udara.

Untuk menyeimbangkan pelatihan militer dan menjadikannya sebagai raja berwibawa dan dihormati, Sultan Ibrahim melanjutkan studinya di Fletcher School of Law and Diplomacy (Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher) di Boston, Massachusetts AS. Ia mengambil dua jurusan, Studi Strategis Asia Tenggara dan Hukum Laut Internasional.

Sultan Ibrahim kemudian mengabdi pada Pemerintah Negara Bagian Johor dan ditempatkan antara lain di Kantor Sekretaris Pemerintah, Kantor Perbendaharaan, Kantor Pertanahan, Departemen Perencanaan Kota dan Desa, Departemen Kehutanan, dan Departemen Pertanian untuk mempelajari seluk beluk manajemen dan administrasi negara.

4 dari 4 halaman

Hobi Masak

Keluarga kerajaan Johor secara aktif terlibat dalam berbagai usaha bisnis, termasuk kemitraan dengan pengembang properti Tiongkok Country Garden pada proyek Forest City senilai USD100 miliar. Sultan Ibrahim membela keterlibatannya dalam bisnis, dengan menjelaskan bahwa dia "harus mencari nafkah seperti orang lain" dan tidak bisa hanya mengandalkan tunjangan bulanan sebesar RM27.000 atau sekitar Rp90 juta. 

Aset keluarga kerajaan Johor setidaknya bernilai USD 5,7 miliar, menurut perkiraan Bloomberg. Ini termasuk sebidang tanah di Tyersall Park di Singapura senilai sekitar USD4 miliar, investasi di perusahaan swasta dan publik senilai sekitar USD588 juta, dan portofolio investasi lainnya senilai USD1,1 miliar dari real estate.

Penguasa Johor adalah pemegang saham terbesar kedua di Berjaya Assets. Ia juga memegang 17,3 persen saham di Redtone Digital, penyedia layanan telekomunikasi dan infrastruktur digital.

Di luar kesibukannya sebagai pebisnis dan kini Raja Malaysia, Sultan Ibrahim ternyata hobi memasak. Ada beberapa momen yang diunggah di media sosialnya saat ia memasak di dapur. Salah satunya saat memasak kari Jepang dan nasi briyani lobster. Meski dibantu sejumlah pegawai saat menyiapkan bahan masakan, ia turun langsung mengolah semua bahan, mencicipi, meracik bumbu hingga rasa masakan sesuai seleranya.