Sukses

Profil Istri Raja Baru Malaysia Raja Zarith Sofiah, Lulusan Oxford Kuasai 5 Bahasa

Pekerjaan sosialnya membuat istri raja baru Malaysia Raja Zarith Sofiah dijuluki "Queen of Hearts," menurut media lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Sultan Ibrahim Sultan Iskandar, yang merupakan seorang miliarder, resmi dilantik sebagai raja baru Malaysia dalam sebuah upacara mewah pada Rabu, 31 Januari 2024. Di tengah hingar-bingar selebrasi itu, sosok istrinya, Raja Zarith Sofiah, dinilai tidak kalah menarik.

Melansir Daily Mail, Kamis (1/2/2024), bangsawan berusia 64 tahun ini lahir dari keluarga kerajaan Melayu. Ia merupakan lulusan Oxford, seorang penggila seni, dan penulis produktif yang telah menulis empat buku anak-anak, serta berkontribusi pada kolom surat kabar.

Tidak sampai di situ saja, ratu Malaysia ini dapat berbicara dalam lima bahasa, termasuk Mandarin, Prancis, dan Italia. Ia juga merupakan pendukung kuat peningkatan penggunaan bahasa Inggris di Malaysia. Pekerjaan sosialnya membuat Raja Zarith dijuluki "Queen of Hearts," menurut media lokal.

Dalam catatan profilnya, bangsawan itu lahir pada 14 Agustus 1959. Ia adalah anak ketiga dan putri kedua dari mendiang Sultan Idris Shah II dari Perak dan Raja Perempuan Muzwin binti Raja Arif Shah.

Ia memulai pendidikannya di Kuala Kangsar sebelum pindah ke Cheltenham Ladies' College yang bergengsi. Alumni sekolah itu termasuk aktris Dame Kristin Scott Thomas, mantan istri Elon Musk Talulah Riley, dan mantan pacar Pangeran Harry, Chelsy Davy.

Raja Zarith kemudian kuliah di Somerville College di Universitas Oxford, memperoleh gelar sarjana Studi Tiongkok pada 1983 dan gelar master tahun 1986. Ia menikah dengan Sultan Ibrahim Sultan Iskandar pada 1982 dan diberi gelar Ratu Johor pada Maret 2015, setelah suaminya dinobatkan sebagai Raja Johor.

 

2 dari 4 halaman

Antusias terhadap Pendidikan

Yayasan Raja Zarith Sofiah, Yayasan Raja Zarith Sofiah Negeri Johor (YRZSNJ), didirikan pada 2012 untuk "membantu menjembatani masyarakat melalui inisiatif pendidikan di Malaysia dan di luar negeri," menurut situs webnya.

"YRZSNJ mendukung keberagaman platform yang mendorong diskusi dan kerja sama, berdasarkan rasa saling menghormati perbedaan agama dan etnis, nilai-nilai dan prinsip-prinsip bersama, sekaligus secara aktif melakukan berbagai program terkait sektor pendidikan dalam rangka berkontribusi dalam memberdayakan generasi mendatang."

Pada 2017, Raja Zarith, yang merupakan rektor Universiti Teknologi Malaysia, dianugerahi gelar kehormatan dari Universitas Nottingham.

CEO Kampus Universitas Nottingham Malaysia dan Rektor Profesor Graham Kendall mengatakan, "Kontribusinya terhadap masyarakat dan pendidikan sangat besar dan hari ini kami ingin mengakui kontribusinya dalam mengadvokasi tujuan-tujuan terkait untuk kemajuan masyarakat."

Ia juga merupakan Royal Patron dari Oxford University Malaysia Club dan kadang-kadang diundang untuk menyampaikan pidato utama di konferensi akademik di seluruh dunia. Pada 2017, Raja Zarith sempat mendampingi Ratu Camilla, yang saat itu bergelar Duchess of Cornwall, dalam tur ke sekolah internasional di Kuala Lumpur selama kunjungan ke Asia Tenggara bersama Charles, yang saat itu bertitel Pangeran Wales.

 

3 dari 4 halaman

Keturunan Blasteran

Selain antusias terhadap pendidikan, Ratu Malaysia juga seorang seniman yang karyanya telah ditampilkan dalam buku suvenir dan pameran. Di kesempatan berbeda, ia sempat membahas warisan campuran dari nenek pihak ibu yang merupakan blasteran Tionghoa.

Raja Zarith Sofiah mencatat dalam unggahan Facebook, beberapa waktu lalu, "Di usia 60 tahun, saya menyadari bahwa masih banyak yang harus saya pelajari. Satu hal yang saya tahu pasti adalah nenek Tionghoa saya adalah orang Malaysia sama seperti saya."

Ia melanjutkan, "Anak-anak sebenarnya, jika dibiarkan dengan pemikiran mereka yang murni dan polos, serta pemahaman mereka tentang dunia, tidak akan menyadari perbedaan ras. Kitalah sebagai orangtua yang secara sadar atau tidak sadar menyadarkan mereka tentang perbedaan-perbedaan ini."

"Sebagai orangtua, saya bertekad agar anak-anak saya mengetahui dan menerima bahwa nenek saya adalah orang Tionghoa, sama seperti mereka mengetahui bahwa nenek dari pihak ayah adalah orang Inggris," tandasnya.

4 dari 4 halaman

Penobatan Sultan Ibrahim Iskandar

Sultan Ibrahim Iskandar akan menjabat sebagai Yang Dipertuan Agong selama lima tahun ke depan, terhitung mulai 31 Januari 2024. Ia menggantikan petahana Sultan Abdullah dari Pahang yang naik setelah Sultan Muhammad V dari Kelantan mengundurkan diri.

Sultan memiliki kekayaan yang diperkirakan bernilai sekitar 4,5 miliar pound sterling, menurut Bloomberg. Namun, kekayaan sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar berkat kerajaan bisnisnya yang luas, mulai dari real estat hingga telekomunikasi dan pembangkit listrik.

Kendaraan pribadinya berjumlah sekitar 300 mobil mewah, termasuk satu yang konon merupakan hadiah dari Adolf Hitler, kenalan salah satu pendahulunya. Ia terbang dari Johor untuk menghadiri upacara penobatannya di ibu kota Kuala Lumpur dengan pesawat Boeing 737 berwarna emas dan biru, yang merupakan satu dari beberapa jet pribadi di bawah komandonya.

Di sisi lain, sultan dilaporkan vokal mengenai masalah kesejahteraan dan melakukan perjalanan darat tahunan dengan sepeda motornya untuk bertemu masyarakat di negara bagiannya, menggelar klinik dan rapat umum untuk mendengarkan keprihatinan dan keinginan rakyatnya.

Â