Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Kelam yang Merupakan Batu Raksasa Monolit di Sintang Kalimantan Barat

Gunung Kelam merupakan gunung yang terletak di Kalimantan Barat. Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Kelam merupakan gunung yang terletak di Kalimantan Barat. Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit.

Gunung terletak 20 km dari kota Sintang dan sekitar 395 km dari Pontianak ibu kota Kalimantan Barat. Kawasan Gunung Kelam berada di wilayah Kecamatan Kelam Permai kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Tepatnya di Hutan wisata Bukit Kelam.

Bukit Kelam berada di antara dua sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Gunung ini memiliki tanaman endemik kantong semar dari spesies Nepenthes clipeata. Masyarakat di Kalimantan menyebut Gunung Kelam sebagai Bukit Kelam karena secara umum masyarakat setempat menyebut gunung sebagai "bukit raya".

Untuk pendakian mencapai puncak dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk naik dan 3-4 jam untuk turun. Masih banyak hal mengenai Gunung Kelam selain lokasi dan ketinggiannya, berikut enam fakta menarik Gunung Kelam yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat (2/2/2024).

1. Pernah Dijelajahi Ahli Botani Jerman

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Gunung Kelam adalah kubah granit besar dekat Sintang di provinsi Kalimantan Barat tengah. Gunung ini pertama kali ditulis oleh ahli botani Jerman Johannes Gottfried Hallier pada 1894.

Dia adalah orang Eropa kedua yang mendakinya, setelah Dr. Gürtler dan mencapai puncak puncak sebanyak lima kali antara 30 Januari dan 13 Februari 1894. Hal yang menarik baginya adalah adalah banyaknya tanaman kantong semar (Nepenthes).

2 dari 4 halaman

2. Separuh Gunung Lereng Curam

Sekitar separuh gunung merupakan lereng curam ditutupi dengan hutan perawan yang lebat. Namun separuh bagian atas ditutupi oleh tebing-tebing besar yang hampir vertikal terbuat dari batu, di mana air mengalir ke bawah dalam banyak selokan.

Anda harus mendaki lereng curam yang ditumbuhi semak Gleichenia dan berdiri di bawah dinding batu tinggi yang mengelilingi lingkaran gunung. Di tembok ini telah didirikan tangga rotan curam setinggi 45 meter, dengan sisanya adalah besi-besi untuk berpijak.

3. Habitat Tanaman Kantong Semar

Gunung Kelam merupakan salah satu habitat yang dikenal paling penting di dunia untuk tanaman kantong semar, tampaknya menjadi rumah bagi 14 spesies yang berbeda. Salah satunya yang endemik adalah (Nepenthes Clipeata) yang sampai saat ini dianggap menjadi jenis paling terancam punah dari semua jenis kantong semar.

Tanaman kantong semar tumbuh di sisi tebing granit vertikal pada ketinggian antara 500 dan 800 meter. Sebagian besar tanaman tumbuh di sudut-sudut jelas dari gunung yang sulit dijangkau.

Selain kantong semar di Gunung Kelam juga terdapat anggrek hitam. Fauna disini dilaporkan masih terdapat beruang madu, trenggiling. Bahkan burung walet juga terdapat pada gua-gua di kawasan Gunung Kelam. 

3 dari 4 halaman

4. Mendaki dengan Menaiki Tangga

Bukit Kelam ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam dan juga untuk lokasi terbang layang dan panjat tebing karena terletak pada ketinggian 50 – 1000 meter dari permukaan laut. Saat ini kawasan Bukit Kelam sudah direnovasi dan kawasan ini telah dijadikan sebagai Pusat Perkemahan Pramuka. Untuk sampai di puncak Bukit Kelam saat ini kita bisa menggunakan sebuah tangga dengan ketinggian sekitar 90 meter yang terletak di sebelah barat.

5. Titik Awal Pendakian

Jalur dimulai dari papan penunjuk Pesona Wisata Bukit Kelam yang berjarak sekitar 22 kilometer atau sekitar satu jam dengan mobil dari Sintang. Ikuti jalan semen melewati kios-kios yang menjual minuman hingga Anda mencapai tanda dengan tulisan ‘puncak’ di atasnya.

Tangga semen berlanjut melewati kolam air semen (140 mdpl), menaiki tangga logam pendek yang akan ditemui selama pendakian ke puncaknya. Terdapat 3 bagian tangga yang lebih panjang di atas ke sebuah gua dengan pemandangan (202 mdpl) dan kemudian sebuah batu besar ('batu jengkol', 230 mdpl) di area berumput kecil dengan pemandangan pedesaan sekitarnya yang sangat indah.

4 dari 4 halaman

6. Punya Cerita Legenda

Seperti halnya Gunung Tangkuban Perahu di Bandung, proses terbentuknya Bukit Kelam juga kerap disandingkan dengan cerita rakyat. Hal ini sesuai keberadaannya yang seolah-olah teronggok begitu saja di sebidang tanah lapang.

Diceritakan bahwa Gunung Kelam merupakan sebongkah batu yang dipikul oleh seorang sakti bernama Bujang Beji dari daerah Kapuas Hulu untuk membendung Sungai Melawi. Hal ini dilakukannya lantaran rasa iri hatinya yang mendalam pada seorang sakti lain bernama Temenggung Marubai.

Temenggung Marubai menguasai Sungai Melawi, sementara Bujang Beji menguasai Sungai Kapuas. Keduanya suka menangkap ikan, tetapi tangkapan Temenggung Marubai selalu banyak karena ia selalu membiarkan ikan yang masih kecil hidup lalu menangkapnya saat sudah besar.

Rasa iri Bujang Beji terhadap tangkapan ikan Temenggung Marubai mendorongnya menangkap semua ikan di Sungai Kapuas tanpa memilih mana ikan kecil mana ikan besar. Akibatnya, ikan-ikan di daerah itu semakin sedikit.

Itu sebabnya, ia berniat menutup aliran Sungai Melawi dengan batu besar pada hulu Sungai Melawi. Akan tetapi, para dewi di kayangan menertawainya sampai Bujang Beji marah dan tali pengikat batunya yang terbuat dari rumput putus.

Batu tersebut lalu jatuh di sebuah lembah bernama Jetak. Bujang Beji berusaha untuk mengangkat kembali batu itu, namun batu tersebut sudah melekat dan tidak bisa diangkat lagi. Selain dikaitkan dengan legenda tersebut, keberadaan Bukit Kelam pun dikabarkan sebagai jatuhan dari sebuah meteor besar pada jutaan tahun silam.