Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengumumkan kenaikan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2024, dari yang sebelumnya 14,3 juta jadi 17 juta kunjungan. Ini merupakan respons terhadap capaian kunjungan wisman tahun lalu.
"Saya ingin mengajak kita semua, walau target 14,3 juta, insya Allah dengan doa, dengan semangat kita bersama, dengan kolaborasi kita bersama, kita bisa mencapai angka sebelum pandemi, yaitu 17 juta (kunjungan wisman)," kata Sandiaga Uno di acara The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (5/2/2024).
Baca Juga
Target Kunjungan Wisman 2025 Naik Jadi 17--19 Juta Orang, Pariwisata Berkualitas Tetap Jadi Fokus Utama
Heboh Wanita Turis Asing Berendam di Selokan di Bali sampai Bikin Jalanan Macet
Raih Penghargaan dari Conde Nast, Plataran Komodo Ungkap Alasan Simpel yang Bikin Banyak Wisman Merasa Seperti di Rumah
Sandi mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat secara kumulatif, jumlah kunjungan turis asing periode Januari--Desember 2023 mencapai 11,68 juta kunjungan, naik drastis dari tahun 2022 yang hanya mencapai 5,89 juta kunjungan.
Advertisement
"Naik signifikan, lebih dari 20 persen," kata Sandi. Capaian kunjungan wisman tahun lalu juga melewati target yang ditetapkan Kemenparekraf pada awal 2023, yaitu 7,4 juta, dan melewati target yang kemudian direvisi pada pertengahan 2023, yakni 8,5 juta kunjungan.
"Kalau dibandingkan target kita, hampir di atas dua kali lipat target batas bawah, 40 persen di atas target batas atas," ungkapnya. Menparekraf juga memaparkan lima negara yang mendominasi kunjungan ke Indonesia, yaitu Malaysia, Australia, Singapura, China, dan Timor Leste.
Sedangkan lama rata-rata kunjungan wisman, yaitu antara 7 sampai 12 malam dengan jumlah tertinggi di bulan April 2023, yaitu rata-rata 12,4 malam. Sementara itu, tingkat hunian hotel tercatat mencapai 59,74 persen atau hampir 60 persen di seluruh Indonesia.
Atas dominasi kelima negara tersebut, Sandi menyampaikan apresiasi dan mengungkap keinginan untuk mengunjungi sejumlah negara sahabat untuk memicu peningkatan kunjungan wisman pada 2024.
Kunjungan Wisman Naik 98,3 Persen
Terkait kunjungan wisman ke Indonesia pada 2023, Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti, mengatakan saat pemaparan Berita Resmi Statistik di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024, "Naik 98,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022," lapor Antara.
Menurut Amalia, jumlah tersebut sudah melewati jumlah kunjungan wisman secara total di 2022 yang hanya mencapai 5,89 juta kunjungan. Pada Desember 2023, kunjungan wisman mencapai 1,14 juta atau naik sebesar 22,91 persen dibandingkan November 2023.
Peningkatan jumlah kunjungan terjadi pada Desember 2023 setelah adanya penurunan jumlah wisman sejak September 2023, sementara yang terendah bulan Februari tahun lalu.
Dibandingkan Desember 2022, kunjungan wisman masih tetap mengalami kenaikan. Namun, jumlahnya masih di bawah saat sebelum pandemi COVID-19, yang mana pada Desember 2019 mencapai 1,38 juta kunjungan.
Wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Desember 2023 didominasi warga negara Malaysia (18,45 persen), Singapura (16,41 persen), dan Australia (11,87 persen). Sementara itu, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) selama tahun 2023 mencapai 7,52 juta perjalanan.
Jumlah tersebut naik drastis sebesar 112,26 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,54 juta perjalanan. "Peningkatan jumlah perjalanan wisnas sudah mulai terlihat pada awal 2022. Di tahun 2023, jumlah perjalanan wisnas tercatat selalu di atas 500 ribu perjalanan setiap bulan," kata Amalia.
Jumlah perjalanan wisnus tertinggi tercatat pada Juli 2023, yakni sebanyak 816,08 ribu perjalanan, sedangkan terendah tercatat pada Juni 2023, yaitu sebanyak 508,25 ribu perjalanan. Lebih lanjut, negara-negara di Asia Tenggara masih mendominasi daftar 10 negara paling banyak dikunjungi turis asal Indonesia.
Advertisement
Wisman Terbanyak dari Malaysia dan Australia
Malaysia jadi negara tujuan utama wisnus dalam melakukan perjalanan ke luar negeri, yaitu sebesar 27,98 persen. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu, diikuti sembilan negara lain, yaitu Arab Saudi, Singapura, Kamboja, Timor Leste, Thailand, Jepang, China, Australia, dan Korea Selatan.
Arab Saudi jadi negara tujuan terbanyak kedua setelah Malaysia, yaitu sebesar 17,41 persen. Negara tujuan terbanyak ketiga, yaitu Singapura, sebesar 17 persen. Rata-rata lama perjalanan wisnus di tahun 2023 adalah 15,05 malam per perjalanan.
Sementara itu, mulai 14 Februari 2024, turis asing yang datang ke Bali harus membayar Rp150 ribu (sekitar 10 dolar AS), belum termasuk biaya visa 30 hari Rp500 ribu untuk pelancong dari negara tertentu. Sejumlah pengamat mempertanyakan apakah prosedur baru ini akan menyebabkan antrean panjang di area kedatangan.
Ada juga yang menilai para wisman yang awalnya ingin ke Bali, mungkin saja akan lebih memilih berwisata ke Thailand. Salah satu alasannya, Negeri Gajah Putih menurunkan biaya wisata bagi pengunjung dengan memotong pajak dan tarif alkohol.
Pungutan Pajak Wisata di Bali
Menanggapi hal itu, Menparekraf Sandiaga Uno tetap optimis kebijakan pajak wisata tidak akan terlalu memengaruhi minat wisman untuk berkunjung ke Bali.
"Sejak awal kita sudah tegaskan pungutan untuk wisman ini kan demi menangani masalah sampah dan melestarikan budaya Bali. Kita ingin menerapkan pariwisata yang berkualitas, terutama di Bali yang banyak dikunjungi wisman," kata dia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, 29Â Januari 2024.
"Mungkin yang hanya melihat dari segi ongkos menganggap lebih murah ke Thailand, tapi rasanya itu tidak akan terlalu berpengaruh, apalagi secara geografis, wisman dari Ausralia lebih dekat ke Bali dan selama ini memang banyak yang datang ke Bali," lanjutnya.
Sandi menambahkan, pajak wisata juga diharapkan bisa mendatangkan wisman yang lebih berkualitas, jadi tidak hanya memperhitungkan segi kuantitas. Melansir SCMP, 27 Januari 2024, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun sempat mengatakan proses pemeriksaan pembayaran pajak wisata ini tidak boleh lebih dari 23 detik per orang.
Advertisement