Liputan6.com, Jakarta - Gunung Panderman merupakan sebuah gunung di Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia, dengan puncaknya Basundara yang memiliki ketinggian 2.045 mdpl.
Nama gunung ini tak asing bagi orang yang pernah datang ke kota Batu Malang. Lantaran sering menjadi latar belakang pemandangan kota tersebut.
Sekadar berwisata atau trekking ringan di Gunung Panderman bisa menjadi solusi untuk mencari suasana dingin khas kota Batu yang lebih dingin lagi ditambah pemandangan yang menarik. Meski tidak nampak tinggi, memang selalu dibutuhkan tenaga lebih untuk mendaki ikon kota Batu.
Advertisement
Mengutip dari laman Manusia Lembah, diperlukan waktu kira-kira tiga jam untuk mendaki dan menuruni Gunung Panderman. Rute dari Malang ke Gunung Panderman jika melewati Malang-Batu sekitar 45 menit. Sementara perjalanan dari Batu-Latar Ombo dapat ditempuh sekitar 90 menit dan melalui rure Latar Ombo-Puncak berdurasi 90 menit.
Masih banyak hal mengenai Gunung Panderman selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Panderman yang dirangkum Liputan6.com pada Sabtu, 10 Februari 2024.Â
1. Asal-usul Nama Gunung Panderman
Nama Panderman berasal dari asal kata "Dermo" dalam bahasa Jawa berarti 'sekadar'. Seperti umumnya di Jawa, dulunya gunung sering dijadikan tempat bertapa, begitu juga dengan gunung Panderman.
Lantaran letaknya yang tak terlalu jauh dari pemukiman, pun tidak terlalu tinggi dibanding gunung disekitarnya. Gunung ini hanya 'sekedar' digunakan untuk menyepi sejenak, merenungi diri atau dalam bahasa Jawa sadermo mandireng pribadi. Dari sinilah nama panderman diberikan.
Â
2. Jalur Pendakian ke Gunung Panderman
Berada di dalam gugusan Pegunungan Putri Tidur bersama Gunung Butak dan Gunung Kawi. Ada dua jalur Gunung Panderman, yaitu jalur pendakian via Dukuh Toyomerto dan jalur pendakian via Curah Banteng
Rute resmi yang biasanya digunakan yaitu jalur pendakian via Dukuh Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Batu. Sementara jalur Curah Banteng merupakan jalur pintas yang cukup menantang, karena itu jarang yang lewat jalur ini kecuali ingin bersusah-susahan.
3. Bisa Langsung Mendaki ke Gunung Butak
Dari basecamp menuju Pos 1, jalur pendakian langsung mengikuti jalan setapak di depan atau sisi basecamp. Kedua jalur tersebut akan bertemu di persimpangan. Dari basecamp ini bisa melakukan pendakian Gunung Panderman dan pendakian Gunung Butak.
Aliran air bisa ditemui selepas basecamp, sebab masih akan melewati area kebun penduduk. Jalur berupa tanah padat dan cenderung landai. Setelah melewati perkebunan, jalur pendakian akan melipir bukit dengan vegetasi terbuka sampai masuk hutan pinus. Disini jalan setapak mulai menyempit dan time to hiking.Â
Advertisement
4. Lokasi Kemping di Gunung Panderman
Di Pos 1 yakni Latar Ombo yang berada di ketinggian 1.600 mdpl, pendaki bisa mendirikan tenda. Ada pula sebuah shelter untuk beristirahat di tengah area.
Saat malam, pemandangan kota Batu masih tampak di area Pos 1, sehingga lokasi ini cocok untuk camping ceria maupun sekedar ngopi. Selepas Pos 1, jalur pendakian Gunung Panderman kembali memasuki vegetasi hutan pinus dengan trek tanah padat.
Jika sebelumnya jalur masih melipir bukit, kini jalur benar-benar menanjak ditambah adanya trek bebatuan yang mendominasi ketika mendekati Pos 2 yakni di Watu Gede, berada di ketinggian 1.730 mdpl. Pos 2 tidak seluas Pos 1, tapi area ini lebih teduh dan sejuk karena area datarnya masih terlindung oleh pepohonan tinggi di sekitarnya.
Dari Pos 2 pendaki sudah mulai dekat ke arah puncak Gunung Panderman. Pendakian Gunung Panderman dilanjutkan dengan tetap mengikuti jalur setapak di tanah padat menembus hutan. Trek masih menanjak dan membutuhkan banyak tenaga.
5. Pemandangan Gunung Arjuno dan Welirang dari AtasÂ
Area terbuka setelah Pos 2 akan menunjukkan pemandangan kota batu, sekaligus gagahnya Gunung Arjuno - Gunung Welirang menandakan bahwa puncak Gunung Panderman sudah dekat. Area terbuka berada di jalur pendakian dengan kontur agak miring dan lumayan lebar, sehingga bisa untuk istirahat.
Area terbuka ini dapat disebut Puncak Bayangan. Suasana di puncak Gunung Panderman dan di lokasi tidak jauh berbeda, dengan adanya kera abu-abu. Pendaki harus berhati-hati agar logistiknya tidak dicuri.Â
6. Transportasi ke Basecamp Gunung Panderman
Ada berbagai alternatif cara ke perijinan pendakian Gunung Panderman. Dari Malang, di Terminal Landungsari Anda naik bus jurusan Malang - Jombang atau Malang - Kediri, kemudian turun di Desa Pesanggrahan. Perjalanan dilanjutkan dengan ojek ke perijinan di Dusun Toyomerto.
Sementara jika dari Surabaya, Anda perlu naik bus dari Terminal Purabaya tujuan Terminal Arjosari Malang. Lanjut naik angkot tujuan Terminal Landungsari (ADL, AL), lalu lanjut seperti rute di atas.
Untuk Anda yang berangkat dari Jogja : Naik bus tujuan Surabaya, turun di Terminal Kombang. Lanjut naik bus jurusan Jombang - Malang, turun di Terminal Batu dan lanjut naik ojek ke perijinan di Dusun Toyomerto.
Jika naik kendaraan pribadi, dari alun-alun Batu ikuti jalan ke arah barat, hingga masuk gapura Wisata Gunung Panderman. Sementara jika turun di Terminal Jombang, usahakan sebelum jam 19.00 agar tidak kehabisan bus tujuan Malang.
Dari Landungsari bisa ke Terminal Batu dengan angkot warna ungu dengan waktu perjalanan sekitar 30 menit. Motor jenis matic tidak diijinkan naik sampai ke basecamp. Motor harus diparkir di parkiran bawah, kemudian lanjut ojek.
Sampai di parkiran bawah, terus ikuti jalanan aspal yang mulai menanjak curam. Usai keluar dusun, jalur bakal melewati perkebunan penduduk dengan jalan makadam yang tidak terlalu panjang, sebelum akhirnya sampai di basecamp pendakian.
Â
Advertisement