Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Tahun Baru Imlek tidak hanya diwarnai oleh kembang api dan dekorasi meriah, tetapi juga oleh tradisi angpau yang menjadi ikonik dalam budaya Tionghoa. Ada berbagai macam cara merayakan Imlek sekaligus pemberian angpau Imlek.
Salah satunya dilakukan keluarga besar tim akun Instagram JKTGO yang membagikan informasi seputar gaya hidup dan kuliner di Jakarta. Cara mereka merayakan Imlek termasuk unik terutama saat bagi-bagi angpau.
Baca Juga
"Antrian Naga salah satu keluarga besar tim JKTGO 🐲 keluarga saking banyaknya - biar gak kelupaan bagi angpao, disuruh antri. ❤️ Happy Imlek semua buat yang merayakan! Semoga semua semakin sehat & bahagia! #jktgo,” tulis keterangan di akun Instagram @jktgo , Sabtu, 10 Februari 2024.
Advertisement
Sementara di Insta Story akun Instagram @ianeryanto milik Ia Eryanto Wongso yang merupakan founder JKTGO, dituslikan bahwa acara itu jadi tradisi tahunan mereka. Di tahun ini mereka menyewa ballroom di sebuah hotel di kawasan Kota unuk kumpul bersama merayakan Imlek. Cara ini dianggap lebih efektif dan lebih meriah dibandingkan harus berkunjung bergantian ke rumah tiap keluarga.
Semua anggota keluarga berkumpul dari anak-anak sampai orang tua dalam satu ruangan. Tiap tahun panitia acaranya harus anak muda agar temanya selalu berganti dan lebih variatif. Ian sendiri mengungkapkan sudah terpilih jadi panitia. Tema acara di tahun adalah dance dan semua anggota keluarga terlihat menari bersama-sama diriingi musik bernada ceria.
Selain makan bersama, acara yang paling ditunggu terutama bagi anak-anak dan mereka yang belum menikah adalah bagi-bagi angpau. “Para orang tua tidak mau keluapaan memberi angpau, jadi mereka duduk berbaris membagikan angapo,” tulis Ian.
Tiap orang terlihat bisa mendapat angpao dari sekitar 30 orang yang duduk berbaris di bangku. Antrean untuk mendapatkan angpau juga cukup panjang dan disebut sebagai antrean naga atau ular naga karena saking panjangnya barisan orang yang antre.
Angpau Tanmbahan di Bawah Bangku
Selain itu ada 20 angpau tambahan yang disembunyikan di bawah bangku. Mereka yang duduk terlihat melihat bagian bawah bangku masing-masing, bahkan bangku kosong di sebelah mereka. Momen ini membuat acara terkesan makin seru dan heboh.
Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama. Menurut Ian, butuh waktu 10 menit untuk mengatur semua anggota keluarga besar agar bisa berfoto bersama. Unggahan itu mendapat beragam tanggapan dari warganet. Meski antrean bagi-bagi angpau sudah panjang seperti ular naga, ternyata ada warganet yang mengaku antrean di keluarganya lebih panjang bahkan bisa mencapai 100 orang.
"Buset sampe sewa ballroom tuh ? 😂 tapi seru si kalo pny keluarga besar di 1 kota. Kadang tu keluarga" suka terpencar" di bbrp kota jd ga seru gabisa kumpul rame" 😅,” komentar seorang warganet
"Kalau kaya gini fix dalam angpao nya.. ceceng. Goceng. Wkwkwk,” kata warganet yang lain.
"Sekali jalan mungkin 3-5jt dapet sih,” ujar warganet lainnya.
"Masih pendek min, klrga istri masih yg lbh panjang smpe 3 generasi.. 100 org,” timpal warganet lainnya.
Saat dihubungi Liputab6.com, Minggu (11/2/2024), Linda dari tim JKTGo mengatakan, acara itu diikuti keluarga besar JKTGo yang anggotanya lebih dari 150 orang, semua tinggal di beberapa lokasi di Jabodetabek. "Biasa kalau tradisi imlek, kita harus silaturahmi ke saudara yang tertua sampai terkecil . Dalam 1 hari aja bisa 10 rumah," terangnya.
Jadi akhirnya mereka semua sepakat pada untuk menyewa tempat di tengah kota Jakarta untuk merayakan Imlek. Cara itui dianggap lebih praktis dan langsung bisa kumpul semua. Tradisi baru ini udah diterapkan dalam tujuh tahun terakhir. Dan setiap tahun, yang muda muda bergantian jadi panitia.
"Untuk antrian angpao, itu juga tradisi baru diterapin 4 tahun ini. Karena orang tua suka kelupaan kasih angpao - karena keluarga kita ada 150an orang. Jadi mending antri aja biar pastiin semua dapet. Event kemarin itu yang datang sekitar 120 orang," lanjutnya.
Advertisement
Fakta Menarik Angpau Imlek
Masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru China atau Imlek ke-2575 Kongzili pada Sabtu, 10 Februari 2024. Saat perayaan Imlek identik dengan pemberian angpau. Pemberian angpau yang biasanya memakai amplop merah ini memang tak hanya saat Imlek, tetapi juga ulang tahun, dan pernikahan di China dan beberapa negara Asia lainnya sebagai cara untuk menyampaikan ucapan selamat.
Tidak hanya sekeder berbagi uang, angpao memiliki makna mendalam. Berikut fakta menarik angpau Imlek yang dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, Sabtu.
1. Mengenal angpau
Angpau terdiri dari dua kata yakni 'hong' yang artinya merah dan 'bao' yang berarti membungkus. Dalam bahasa Mandarin, angpau artinya uang yang dibungkus dalam kemasan merah yang diberikan sebagai hadiah.
Warna merah pada angpau juga punya arti tersendiri. Dalam budaya Tiongkok warna merah melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Mereka percaya bahwa angpao menjadi amplop merah keberuntungan dan harapan baik untuk tahun baru yang akan datang.
2. Lahir dari dongeng tradisional Tiongkok
Sejarah memberikan angpau bermula dari beberapa kisah legenda pada perayaan Imlek dahulu kala. Menurut legenda yang beredar, mahluk jahat yang dikenal sebagai 'sui' meneror anak-anak saat mereka tidur pada malam tahun baru Lunar. Akhirnya, anak-anak diberi delapan koin dan tertidur dengan koin di bantalnya saat tahun baru.
Ketika 'sui' muncul dan ingin menyentuh anak itu, koin tersebut menghasilkan cahaya kuat. Iblis itu pun pergi. Konon, delapan koin yang menjaga anak itu melambangkan delapan dewa yang menyamar.
3. Aturan memberikan angpau
Ada aturan tidak tertulis saat memasukkan uang dalam angpau. Hanya uang kertas yang bersih dan rapi yang boleh dimasukkan ke dalamnya.
4. Harus genap
Saat memberikan uang, pastikan jumlah uang yang dimasukkan dalam angpau merupakan angka genap. Hindari memberikan uang dengan jumlah ganjil. Pasalnya, angka ganjil melambangkan kedukaan dalam budaya China daratan.
5. Tidak boleh mengandung angka 4
Nominal uang juga tidak boleh diawali dengan angka 4, seperti Rp400.000 atau mengandung angka 4 seperti Rp240.000. Dalam sejarah China, angka 4 (shi) dikaitkan dengan ketidakberuntungan.
Dalam bahasa Mandarin, kata 'shi' itu sendiri memiliki arti 'mati'. Namun di sisi lain jumlah uang yang mengandung angka 8 akan membawa keberuntungan dan kemakmuran.
6. Aturan menerima angpau
Tidak hanya memberikan angpau, ada aturan tidak tertulis untuk penerima angpau. Secara tradisional, saat menerima angpau anak-anak akan berlutut di hadapan anggota keluarga yang lebih tua.
Aturan tersebut masih dilakukan di beberapa wilayah di Tiongkok. angpau juga selalu diberikan dan diterima dengan kedua tangan. Angpau tidak boleh dibuka di depan pemberinya.
7. Siapa yang harus memberi angpau?
Dalam budaya masyarakat China, orang yang sudah menikah wajib memberikan angpau. Pasalnya, mereka dianggap telah melewati fase anak-anak menuju ke orang tua.Selain itu, mereka dianggap telah mapan secara ekonomi. Angpau yang diterima dari orang yang sudah menikah, dipercaya akan membawa keberkahan berupa kemudahan perihal jodoh.
Angpau ini diberikan kepada anak-anak, orang tua, dan orang yang masih jomblo alias belum menikah. Namun, jika belum menikah tapi sudah mapan secara ekonomi, diperbolehkan untuk memberikan angpau.
Advertisement