Liputan6.com, Jakarta - Sekali lagi eksistensi Medan Zoo jadi sorotan setelah satu individu harimau dilaporkan mati. Sebagaimana diketahui, ini merupakan harimau ke-5 yang meregang nyawa di Kebun Binatang Medan sejak November 2023.
Mendapati kabar ini, publik turun ke kolom komentar unggahan akun media sosial Wali Kota Medan, Bobby Nasution, untuk meminta pertanggungjawabannya. Di salah satu unggahan Instagram yang dibagikan suami Kahiyang Ayu ini pada Rabu pagi (14/2/2024), misalnya.
Baca Juga
Di sederet foto, Bobby padahal mengungkap apresiasi untuk rekan-rekan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan atas penyelenggaraan doa bersama pemuka lintas agama agar Pemilu 2024 bisa berlangsung damai. Alih-alih menanggapi unggahan tersebut, seorang pengguna malah menulis, "Selamat pagi dari 5 harimau yg mati, Pak 🌞🐯✨."
Advertisement
"RIP 🐱🐱🐱🐱🐱," sambung yang lain, sementara pengguna berbeda menulis, "Bos harimau mati lagi nih bos, udah apa yang kau lakukan untuk Medan zoo bos?" "🐯🐯🐯🐯🐯 : selamat pagi om 👻👻," timpal warganet lain.
"Jangan lupa harimau-harimau di Medan Zoo pak. Mohon kebijakan dan solusinya segera. Kabarnya tanggal 13 lalu, satu ekor harimau meninggal juga," kata yang lain. "Pak, harimaunya tolong, pak," pinta seorang warganet.
Sebelumnya dilaporkan bahwa seekor harimau sumatra mati di Medan Zoo pada Selasa, 13 Februari 2024. Harimau bernama Bintang Sorik berusia 13 tahun itu mati akibat prognosis infausta.
"Sudah lima ekor harimau mati di Medan Zoo dengan prognosis infausta," kata Juru Kampanye Satwa Liar The Wildlife Whisperer of Sumatra, Arisa Mukharliza, dikutip dari Antara, Selasa.
4 Harimau yang Sebelumnya Mati
Menurut Arisa, prognosis fausta padahal merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Sebelumnya, ada empat individu harimau mati di Medan Zoo, masing-masing dua ekor harimau sumatra bernama Erha pada 3 November 2023 dan Nurhaliza pada 31 Desember 2023.
Kemudian, dua ekor harimau benggala atas nama Avatar pada 3 Desember 2023, dan Wesa yang berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024. "Semua makhluk hidup bakal kembali ke Sang Pencipta, tapi kasus harimau di Medan Zoo bukan tentang hidup dan mati satwa, melainkan tanggung jawab dan peran pengelola kebun binatang," ujar Arisa.
Pengelola Kebun Binatang Medan adalah Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan selaku BUMD milik Pemkot Medan. Ini juga jadi tanggung jawab Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara.
"Tanggung jawab kedua instansi itu harus dicari tahu sejauh mana mereka benar-benar serius merawat satwa di tengah kendala finansial sejak pandemi pada 2020," kata Arisa. Juru kampanye itu juga menyebut bahwa Medan Zoo berdiri karena kebutuhan perlindungan satwa, bukan menunggu investor pengembangan taman margasatwa.
Advertisement
Rencana Penutupan Medan Zoo
Kebun binatang yang terletak di Jalan Bunga Rampai IV, Kelurahan Simalingkar B, Medan Tuntungan itu memiliki koleksi satwa 110 ekor pada Januari 2024, dari sebelumnya 255 ekor satwa pada 2022, di lahan total 30 hektare. "Jika masih belum paham masalah Medan Zoo, undang praktisi konservasi satwa liar untuk berdiskusi sambil menunggu calon-calon investor yang belum pasti," sebut Arisa.
Sebelumnya, Bobby Nasution sempat mengatakan bahwa renovasi berbagai fasilitas akan dilakukan dengan menutup Kebun Binatang Medan mulai Februari 2024. "Akan kita tutup untuk direnovasi. Selama masa renovasi hewannya ke mana? Hewannya ditaruh di mana? Siapa yang ngurus? Nah ini akan kita jelaskan.. Rencananya tahun ini. Mudah-mudahan bulan kedua," katanya, beberapa waktu lalu.
Setelah kematian seekor harimau, bulan lalu, organisasi gerakan lingkungan hidup, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Utara (Sumut) telah menyerukan agar Medan Zoo segera tutup.
"Ini bukti Pemkot Medan, termasuk Wali Kota Medan beserta BUMD yang mengelola kebun binatang, enggak belajar atas peristiwa kematian harimau sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba di Medan, Minggu, 28 Januari 2024, dikutip dari Antara.
KLHK Turun Tangan
Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjelaskan, Ditjen KSDAE KLHK telah melakukan pemantauan terhadap Lembaga Konservasi Medan Zoo sejak April 2023. Dari situ, didapatkan fakta bahwa pengelolaan satwa belum memenuhi standar pengelolaan Lembaga Konservasi, terutama pemenuhan kesejahteraan satwa yang belum memadai, termasuk fasilitas kandang dan tata kelola lingkungan yang tidak memenuhi standar.
Balai Besar KSDA Sumatra Utara bersama mitra telah melakukan penanganan satwa Medan Zoo dengan melakukan pengecekan rutin kesehatan satwa bersama tim medis yang terdiri dari dokter hewan Balai Besar KSDA Sumatra Utara, praktisi dokter hewan Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI), dan Lembaga Konservasi (LK) di Sumut.
Mereka juga membantu pakan satwa dan menyediakan tenaga perawat satwa (keeper) sebanyak tiga orang untuk ikut membantu perawatan satwa di Medan Zoo sejak awal Desember 2023 dari anggota PKBSI di Sumatra Utara, serta bantuan obat-obatan dari perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
Advertisement