Liputan6.com, Jakarta - Bella Hadid telah jadi salah satu pesohor yang konsisten membela hak warga Palestina untuk bebas dari ancaman pendudukan Israel. Di tengah serangan bertubi-tubi militer negara itu di Gaza, model berusia 27 tahun ini kembali angkat bicara.
Bertepatan dengan momen Hari Valentine, Rabu, 14 Februari 2024, adik Gigi Hadid ini berbagi unggahan di Instagram-nya, memperlihatkan gambar hati merah muda bertuliskan, "Maukah Anda Bebaskan Palestina Saya?" dalam bahasa Inggris. Di keterangan unggahannya, Bella menambahkan, "Every year. #freepalestine #ceasfireNOW #freeGaza #rafah."
Pada 26 Oktober 2023, ia perdana berbicara secara terbuka tentang perang di Gaza, lapor Daily Mail. Ia mengatakan bahwa ada krisis kemanusiaan mendesak di Gaza yang harus segera ditangani.
Advertisement
Di unggahan Instagram-nya, pemilik nama lengkap Isabella Khairiah Hadid ini menyerukan tekanan terhadap para pemimpin politik untuk "berdiri bersama dalam membela kemanusiaan dan kasih sayang". Ia berbicara tentang masalah sensitif ini lebih dari dua minggu setelah saudara perempuannyaberbicara secara terbuka tentang konflik Israel-Palestina.
"Saya belum menemukan kata-kata yang tepat untuk dua minggu terakhir yang sangat rumit dan mengerikan ini, minggu-minggu yang telah mengalihkan perhatian dunia kembali ke situasi yang telah merenggut nyawa (orang) tidak berdosa dan berdampak pada banyak keluarga selama beberapa dekade," kata Bella.
Model berdarah Palestina itu melanjutkan, "Banyak yang ingin saya katakan, tapi untuk hari ini, saya akan menyampaikannya secara singkat. Saya telah dikirimi ratusan ancaman pembunuhan setiap hari, nomor telepon saya bocor, dan keluarga saya merasa dalam bahaya."
Â
Ungkapan Bella Hadid
Bella Hadid menyambung, "Tapi, saya tidak bisa dibungkam lagi. Ketakutan bukanlah suatu pilihan. Rakyat dan anak-anak Palestina, khususnya di Gaza, membuat kita tidak bisa berdiam."
"Melihat akibat dari serangan udara di Gaza, saya berduka bersama semua ibu yang kehilangan anak-anak dan anak-anak yang menangis sendirian, semua ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, paman, bibi, teman-teman yang hilang, yang tidak akan pernah lagi berjalan di muka bumi ini."
"Terlepas dari sejarah negara ini, saya mengutuk serangan teroris terhadap warga sipil, di mana pun. Menyakiti perempuan dan anak-anak serta melakukan teror tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi gerakan Free Palestina," katanya lagi.
Sayangnya, menurut laporan terbaru, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menyampaikan komentarnya setelah melakukan panggilan telepon selama 40 menit dengan Presiden AS Joe Biden. Ia menyebut Israel akan "terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina."
Hal itu, menurutnya, merupakan "hadiah besar bagi terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Advertisement
Iklan Israel di Super Bowl
Sebelumnya, Israel memasang iklan berdurasi 30 detik yang memuat narasi mereka tentang perang di Gaza selama NFL Super Bowl berlangsung pada Minggu, 11 Februari 2024. Tayangan berbuah protes sejumlah aktivis pro-Palestina itu ditonton banyak pasang mata ketika Rafah kembali jadi sasaran pengemboman bertubi-tubi Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Melansir New Arab, Selasa, 13 Februari 2024, iklan tersebut dimulai dengan menampilkan seorang atlet NFL bermain bersama putranya. Klip kemudian memotong memperlihatkan sandera Israel yang ditahan di Gaza bermain dengan anak-anak mereka sebelum 7 Oktober 2023 ketika sekitar 250 warga Israel ditawan.
Iklan tersebut didedikasikan untuk ayah-ayah Israel yang disandera di Gaza, diakhiri dengan tagar, "Bawa semua ayah pulang ke rumah." Ini adalah bagian dari kampanye pemerintah Israel, yang diawasi Direktorat Diplomasi Publik Nasional negara itu.
Mereka memproduksi dan mempromosikan narasi Israel mengenai perang di Gaza, sementara serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 28 ribu warga Palestina. Iklan lain menunjukkan stadion penuh sesak dengan tulisan, "Di stadion yang menderu-deru, keheningan mereka memekakkan telinga. 136 orang masih disandera Hamas."
Pengalihan Bom di Rafah?
Pemerintah Israel membeli slot iklan Super Bowl melalui siaran acara Paramount, dengan biaya kira-kira tujuh juta dolar AS (sekitar Rp109 miliar) untuk iklan berdurasi 30 detik, menurut harga yang dilaporkan The Wall Street Journal. Saat iklan tersebut ditayangkan, Israel melakukan operasi penyelamatan di kota Rafah di selatan Gaza dan menyaksikan dua warga Israel dibebaskan.Â
Di saat yang sama, bom Israel menewaskan sekitar 100 warga sipil sebagai bagian dari pengalihan operasi, menurut pejabat Israel. Direktur Jenderal Doctors Without Borders (MSF) Meinie Nicolai menggambarkan pemboman di Rafah sebagai "pembantaian yang berkelanjutan."
Perang Israel di Gaza telah menewaskan 28.340 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 67.984 orang terluka, menurut angka dari otoritas kesehatan Gaza. Iklan Super Bowl di jam tayang utama mengudara ketika pesawat tempur Israel kembali melakukan pembantaian di Rafah, yang disebut sebagai zona aman.
Kelompok aktivis Jewish Voice for Peace menanggapi iklan tersebut dengan mengatakan, "Militer Israel mengebom Rafah, wilayah terpadat di dunia, sementara orang Amerika menonton Super Bowl." Ia menyambung, "Ini disengaja. Ini adalah genosida, sambil mengatakan "Kami menuntut orang-orang yang menyaksikan Super Bowl mengalihkan pandangan mereka ke Rafah."
Advertisement