Liputan6.com, Jakarta - Pengawas konsumen Foodwatch mengatakan pihaknya mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan Paris, Prancis pada Rabu, 21 Februari 2024 terhadap Nestle dan kelompok lain. Pengaduan ini dibuat atas dasar dugaan penipuan dalam mengolah air minum untuk merek air mineral terkemuka perusahaan itu.
AFP melaporkan, seperti dikutip dari CNA, Kamis (22/2/2024), sebuah penyelidikan Foodwatch yang dilaporkan media bulan lalu mengatakan bahwa sekitar 30 persen air mineral yang dijual di Prancis telah menjalani proses pemurnian yang hanya dimaksudkan untuk digunakan pada air keran, membuatnya tidak bisa disebut sebagai air mineral.
Baca Juga
Gaya Duduk Pemain Timnas Indonesia Marselino Ferdinan Usai Cetak Gol Lawan Arab Saudi Jadi Inspirasi Pemotretan
Rose BLACKPINK Sutradarai Sendiri Video Musik Terbarunya Number One Girl, Tetap Keren dengan Outfit Simpel
Ekshibisi REGENERASI, Menyelami Upaya Menyembuhkan Bumi Melalui Produksi Fesyen Lokal
Foodwatch mengatakan pihaknya mengajukan tuntutan ke pengadilan Paris terhadap Nestle Waters, perusahaan yang menaungi merek-merek, seperti Perrier dan Vittel, dan grup Sources Alma, yang juga memiliki beberapa merek air mineral.
Advertisement
"Ini adalah penipuan besar-besaran yang harus dijawab Nestle Waters, grup Sources Alma, dan pemerintah Prancis," kata pengawas tersebut. "Tidak seorang pun, bahkan perusahaan multinasional seperti Nestle, yang kebal hukum," sambung juru bicara Foodwatch, Ingrid Kragl.
LSM tersebut mengklaim Nestle Waters and Sources Alma "memproses air kemasan mereka secara ilegal dan menjualnya tanpa memberi tahu konsumen." Hukum Prancis, berdasarkan arahan Uni Eropa (UE), melarang pemurnian air mineral, yang seharusnya memiliki kualitas alami tinggi sebelum dibotolkan.
Bulan lalu, jaksa Prancis mengatakan bahwa mereka telah memulai penyelidikan atas dugaan penipuan yang dilakukan Nestle Waters setelah adanya keluhan dari regulator kesehatan ARS Prancis. Mereka berbicara setelah Le Monde dan Radio France melaporkan, penyelidikan pemerintah menyimpulkan pada 2022 bahwa "hampir 30 persen merek air mineral komersial menjalani prosedur yang menyimpang."
Â
Klaim Menjamin Keamanan Pangan
Nestle Waters mengaku memproses produk air mineral beberapa merek ternama, seperti Perrier dan Vittel, melalui sinar ultraviolet dan filter karbon aktif untuk "menjamin keamanan pangan." Mereka juga mengklaim telah memberi tahu pihak berwenang Prancis tentang hal ini pada 2021.
Sumber pemerintah mengatakan pada AFP bahwa pihak berwenang tidak menemukan adanya risiko kesehatan terkait air kemasan tersebut. Sementara, Foodwatch mengatakan, pihaknya juga telah menulis surat pada Komisi Eropa.
Mereka mengecam "keputusan Prancis yang seharusnya memperingatkan otoritas Eropa dan negara-negara anggota lain yang mengimpor air mineral ini."
Belgia dilaporkan meluncurkan penyelidikan terhadap praktik penyaringan air mineral Nestle di tengah skandal yang meluas di Prancis. Pabrik pembotolan Nestle yang berbasis di Belgia, tepatnya di Etalle, beroperasi dengan merek Valvet.
Saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa fasilitas ini juga terlibat dalam skandal yang muncul di Prancis, lapor RTBF, dikutip dari Brussels Times.Â
Advertisement
Bukan Lagi Air Mineral
Kantor Wakil Perdana Menteri (PM) Belgia, Pierre-Yves Dermagne mengkonfirmasi pada RTBF, mengatakan, "Kami telah meminta Inspektorat Ekonomi melakukan penyelidikan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan jika terjadi pelanggaran.
Disebutkan pula bahwa Inspektorat Ekonomi setempat mengoordinasikan penyelidikan dengan Afsca dan Layanan Kesehatan Masyarakat Belgia. Asosiasi hak konsumen Testachats juga siap melakukan penyelidikan.
Jika praktik ilegal tersebut dilakukan Nestle, "konsumen tertipu dan membayar produk air mineral yang bukan lagi mineral," sebut asosiasi tersebut. Di negara asalnya, Swiss, Nestle mengaku menggunakan filter karbon aktif di pabrik Henniez, dekat Lausanne.
Menurut perusahaan tersebut, "upaya adaptifnya" mendorong mereka melakukan "langkah-langkah perlindungan sesuai peraturan produksi air mineral Swiss." Tujuannya selalu untuk menjamin keamanan pangan, kata pihaknya.
Investigasi yang dilakukan Radio France menggarisbawahi temuan para inspektur Igas, yang menyatakan bahwa meski tingkat kepatuhan secara keseluruhan terhadap air kemasan cukup tinggi, namun tidak bijaksana jika menyatakan bahwa risiko kesehatan, termasuk risiko mikrobiologis, sepenuhnya terkendali.
Pengakuan Nestle pada 2021
Sumber pemerintah Prancis mengonfirmasi pada AFP bahwa Igas telah dipercaya menjalankan "misi inspeksi pabrik pengondisian air mineral alami dan mata air" di negara itu. Langkah ini mengikuti pernyataan Nestle pada musim panas 2021, yang mengakui "praktik pengerjaan yang meyimpang di lokasi produksinya."
Nestle menjelaskan bahwa, meski perlakuan ini diterapkan untuk menjamin keamanan pangan, hal ini menyebabkan perusahaan mengesampingkan kepatuhan terhadap peraturan dan meyakinkan masyarakat bahwa perlakuan tersebut tidak lagi digunakan di seluruh mereknya.
Perlu dicatat bahwa teknik pemurnian seperti filter karbon aktif atau sinar ultraviolet, yang diizinkan untuk air keran atau "air yang dapat diminum melalui pengolahan," dilarang keras untuk air mineral alami atau mata air.
Menurut Le Monde dan Radio France, kasus ini bermula pada akhir tahun 2020 ketika seorang mantan karyawan Sources Alma, sebuah perusahaan yang memproduksi sekitar 30 air kemasan di Prancis, termasuk Cristaline, Saint-Yorre, dan Vichy Celestins, melaporkan "praktik mencurigakan di pabrik perusahaan" pada Direktorat Jenderal Persaingan, Konsumen, dan Pengendalian Penipuan negara itu.
Advertisement