Sukses

Mengenal Jatiwangi Art Factory, Komunitas Seni Tanah Liat yang Gagas Pertunjukan Musik Rampak Genteng

Jatiwangi Art Factory adalah semua komunitas yang berfokus pada tanah liat. Mereka melihat tanah liat bukan sebagai material saja, tapi sebagai sebuah gagasan.

Liputan6.com, Jakarta - Jatiwangi Art Factory (JAF) merupakan sebuah komunitas yang berpusat di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. JAF diinisiasi oleh seorang pemuda yang merupakan warga lokal daerah tersebut. JAF kemudian berkembang dan menjadi dikenal oleh banyak orang.

Komunitas yang berfokus pada seni rupa ini berkiprah sejak 2005 oleh Arief Yudi dan Ginggi Syarief Hasyim. Sebelum mendirikan JAF, Arief menetap lama di Bandung.

Selama di sana, Arief banyak menginisiasi gerakan dan ruang bersama teman-temannya, salah satunya menginisiasi Galeri Barak di Bandung. Setelah banyak menginisiasi banyak gerakan di sana, Arief memutuskan pulang ke kampung halamannya di Jatiwangi dan mencoba menawarkan Seni di wilayah yang sebelumnya tidak pernah ada bayangan tentang seni.

Latar belakang mengapa JAF lebih memilih untuk berfokus kepada seni rupa tanah liat karena memang di wilayah tersebut sejak dulu pengolahan tanah liatnya sudah melegenda. Melihat peluang tersebut, JAF mencoba mengolah seni dari isu dan keseharian Jatiwangi sebagai pengolah tanah liat.

Dengan begitu, akan lebih mudah bagi JAF mengenalkan kepada warganya karena keseharian mereka yang berfokus kepada tanah liat. "Karena memang Jatiwangi sejak 1905 mengolah tanah liat untuk dijadikan Genteng," ujar Direktur JAF, Pandu Rahadian saat wawancara melalui pesan teks dengan Tim Lifestyle Liputan6.com pada Selasa, 27 Februari 2024.

"Ini membuat lebih mudah bagi JAF dan warga untuk terus membicarakan wilayahnya dengan cara lain selain hanya mengolah tanah menjadi genteng," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Punya Berbagai Program

Bukan hanya sekedar komunitas, JAF juga memiliki program-program yang terarah dan terorganisir. JAF memiliki program seperti program bulanan, tahunan, dua tahunan, bahkan hingga tiga tahunan.

Untuk program bulanan, JAF mengadakan semacam forum diskusi warga yang dinamai dengan Forum27-an. Program ini dilaksanakan setiap tanggal 27 setiap bulannya.

Selain itu, ada juga program pasar dan ekonomi yaitu Apamart Pasar Kejutan. Untuk program forum diskusi warga, dari JAF akan mengundang pembicara untuk membahas isu-isu yang sedang hangat terjadi di Jatiwangi. Pada Februari 2024 juga diselenggarakan program Forum27-an dengan membahas tentang pasca pemilu.

Selain program bulanan, ada juga program tahunan. Program tahunan JAF yaitu Binaraga Jebor. Binaraga Jebor ini adalah sebuah kontestasi para pekerja pabrik genteng untuk menjadi binaraga dari hasil kerja di pabrik genteng karena mereka memiliki postur tubuh yang atletis.

Sedangkan untuk program dua tahunan, JAF memiliki program Jatiwangi Artist in Residence. Program ini memiliki kegiatan dengan mengundang seniman, peneliti dan ahli untuk tinggal di Jatiwangi membuat karya bersama warga.

3 dari 4 halaman

Tahun Tanah

Program ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali dengan mengusung tema besar bagi Jatiwangi yaitu Tahun Tanah. Pada setiap Tahun Tanah, spesifiknya setiap tanggal 11 November, JAF selalu menggelar acara besar dengan nama “Rampak Genteng” atau “Ceramic Music festival”.

Dalam mempersiapkan program ini, selama satu tahun penuh akan dilakukan program dan aktivitas untuk membicarakan tanah lebih intens. Bagi JAF, tanah tidak hanya sebagai material, tapi juga sebagai sebuah gagasan.

"Kami melihat tanah tidak hanya sebagai material/bahan saja, namun juga sebagai lahan dan gagasan," ungkap Pandu saat diwawancara Liputan6.com melalui pesan teks.

Rampak Genteng akan mengajak warga, aparat Polisi dan Tentara, Guru, Murid, Pengusaha, PNS, Seniman, Musisi, Pekerja Jebor, Karyawan Pabrik untuk terlibat dalam Rampak Genteng. Dari mulai mengajak dan menggelar workshop membuat alat musik tanah, Membakar alat musik yang telah dibuat bersama di program "Bakar Berjamaah" sampai latihan aransemen untuk dimainkan bersama di Rampak Genteng dengan mendatangi sekolah-sekolah dan desa untuk latihan bersama.

Tentunya, JAF memiliki beberapa kesulitan untuk melatih ribuan orang agar bisa mengikuti aransement yang dibuat. Namun, pihak Pandu mengaku bahwa semangat dan antusias warga menjadi energi yang baik.

"Tentu saja kesulitan ada kak, ngajakin ribuan orang main bareng kan lumayan juga ya, apalagi ga semua orang punya latar belakang bermain musik. Namun antusias dan semangat tetangga warga jadi energi baik untuk terus dirawat," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Punya Beberapa Band Music

Selain memiliki berbagai program, JAF juga memiliki berbagai macam band musik yang alat musiknya terbuat dari tanah liat. "Iya nih, kita punya beberapa Band yang memainkan instrumen musik dari tanah liat," ucap Pandu.

"Ada Lair, Motherbank, Talawengkar, Hanyaterra dan People Clay," lanjutnya.

Untuk grup band Lair, mereka telah melakukan beberapa tur ke berbagai negara di Dunia. Pada tahun 2022, band Lair dari JAF telah menggelar tur 1000km++, tur domestik Indonesia, Kanada dan beberapa negara Eropa.

Awal bulan maret ini mereka diundang di South by Southwest SXSW di Austin Amerika dan KEXP Amerika, dan di pertengahan tahun mereka akan lanjut tur lagi ke Eropa. Band Lair juga sudah memiliki lebih dari 11.000 Listener di aplikasi Spotify.

Musik-musik yang mereka tampilkan bergenre mirip dengan seni musik Tarling. Tarling identik dengan gitar dan sulingnya, untuk itu dinamakan Tarling.