Sukses

Aksi Tanggap Pramugari AirAsia Padamkan Api karena Ledakan Power Bank dalam Waktu 2 Menit

Menteri Perindustrian Thailand Pimphattra Wichaikul termasuk di antara 186 penumpang yang menyaksikan ledakan power bank di kabin pesawat AirAsia tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Power bank meledak di pesawat AirAsia Thailand dan menimbulkan kepanikan di kalangan penumpang pada Sabtu, 24 Februari 2024. Menurut Bangkok Post, insiden itu terjadi dalam penerbangan AirAsia Thailand FD3188 rute Bangkok-Nakhon Si Thammarat.

Melansir Says, Kamis (29/2/2024), Menteri Perindustrian Thailand Pimphattra Wichaikul termasuk di antara 186 penumpang pesawat yang menyaksikan ledakan tersebut, yang memenuhi kabin dengan asap, lapor Thaiger.

Sebuah video berdurasi dua menit yang dipublikasikan Daily Mail menunjukkan para penumpang berusaha menjauhkan diri dari power bank ketika teknisi di dalam pesawat bergegas ke kursi untuk memeriksanya. Diketahui bahwa benda tersebut ditempatkan di kantong kursi sebelum meledak, lapor NY Post.

Api padam dalam waktu dua menit, dan penerbangan mendarat dengan selamat tanpa ada korban luka di antara penumpang. "Pramugari yang terlatih membawa alat pemadam kebakaran untuk segera mengatasi kebakaran yang disebabkan power bank tersebut," kata juru bicara AirAsia.

Sementara itu, Airports of Thailand (AOT) mengatakan, ledakan tersebut disebabkan kualitas power bank yang berada di bawah standar, lapor Bangkok Post. Direktur AOT Kirati Kijmanawat menyatakan bahwa tidak ada yang bisa disalahkan atas insiden tersebut.

Pasalnya, baik penumpang pemilik power bank maupun anggota staf AOT mengikuti pedoman dan peraturan untuk membawa atau mengizinkan perangkat tersebut ke dalam penerbangan. Ia menyebutkan, penumpang tidak diperbolehkan meninggalkan power bank di bagasi terdaftar dan harus membawanya sendiri saat terbang.

Selain itu, kapasitas power bank tidak boleh melebihi 30.000mAh. Pascakejadian, Kirati menyarankan penumpang menggunakan power bank yang diproduksi merek ternama.

2 dari 4 halaman

Insiden Sebelumnya

Minggu lalu, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 860 rute Jakarta-Labuan Bajo dilaporkan mengalami insiden roda pesawat keluar dari jalur setelah mendarat di Bandar Udara (Bandara) Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 19 Februari 2024.

Terkait kejadian itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono mengatakan bahwa pesawat AirAsia keluar dari marka jalur taxiway yang ada. "Setelah landing dan sedang taxi (berjalan) menuju apron, roda pesawat sebelah kanan ternyata melebihi marka tepi taxiway, sehingga terjerembab," katanya pada Antara, dikutip Rabu, 21 Februari 2024.

Menurut dia, langkah-langkah penanganan insiden tersebut telah dilakukan sesuai SOP. Dilaporkan pula bahwa seluruh penumpang berhasil diturunkan dan pesawat bisa dengan aman di-towing menuju apron. "Operasional bandara berjalan dengan normal," katanya.

Di keterangan terpisah, Manager Public Relations and Communication of Indonesia AirAsia, Ageng Wibowo Leksono, mengatakan, "Penerbangan yang membawa 151 penumpang ini mendarat pukul 10.20 Wita. Seluruh kru dan penumpang dipastikan dalam keadaan selamat dan seluruhnya telah berhasil dievakuasi."

3 dari 4 halaman

Sebabkan Penundaan Penerbangan

Ageng juga menyebut bahwa pesawat telah berhasil dievakuasi dan memasuki area parkir B2 Bandara Komodo Labuan Bajo. "Proses evakuasi berlangsung sekitar kurang lebih 50 menit. Keadaan runway telah clear dan bisa beroperasi kembali dengan normal," imbuhnya.

Investigasi lebih lanjut mengenai kejadian ini, menurutnya, tengah dilakukan tim AirAsia Indonesia  bersama pihak otoritas Bandara Komodo Labuan Bajo. Kejadian ini membuat penerbangan selanjutnya, yakni QZ 861 rute Labuan Bajo-Jakarta, terpaksa menunda penerbangan selama beberapa jam.

Terkait penundaan penerbangan, Ageng mengatakan, "AirAsia Indonesia memastikan bahwa penumpang mendapat kompensasi atas keterlambatan sesuai Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 89 Tahun 2015 tentang Penanganan Keterlambatan."

"Penerbangan AirAsia Indonesia bekerja sama dengan pihak berwenang terkait, dan memastikan langkah-langkah perbaikan yang sesuai. Kami juga terus berupaya mencapai standar keselamatan tertinggi dalam semua operasi dan akan terus memantau situasi ini untuk memberi informasi secara berkala," tandasnya.

4 dari 4 halaman

Ular di Penerbangan AirAsia Thailand

Bulan lalu, kericuhan pecah di dalam pesawat AirAsia Thailand saat seekor ular hidup tidak sengaja ditemukan penumpang di kabin pesawat. Insiden itu terjadi dalam penerbangan domestik dengan nomor penerbangan Flight FD3015 rute Bangkok menuju Phuket pada 13 Januari 2024.

Kepala Keamanan Perusahaan AirAsia Thailand Phol Poompuang menyatakan bahwa penampakan ular di kabin pesawat merupakan "insiden yang sangat langka." "Pramugari diberitahu sebelum mendarat di Phuket setelah seorang penumpang melihat seekor ular kecil di kompartemen bagasi atas," katanya pada CNN, dikutip 17 Januari 2024.

"Pramugari AirAsia telah terlatih dengan baik untuk menangani kejadian seperti ini dan merelokasi penumpang dari area tersebut sebagai tindakan pencegahan." Pesawat tersebut mendarat tanpa insiden, kata pernyataan perusahaan, dan segera diperiksa oleh tim teknik dan keselamatan terkait di darat.

"Sesuai prosedur standar untuk insiden seperti ini, pesawat menjalani pembersihan menyeluruh dan pengasapan sebelum melanjutkan operasinya," kata Phol. "Keselamatan dan kesejahteraan para tamu dan kru kami selalu menjadi prioritas utama kami dan keselamatan tamu atau kru kami tidak pernah berada dalam risiko apa pun."

Â