Liputan6.com, Jakarta - Media sosial dihebohkan insiden mengenaskan yang diduga terjadi karena serangan harimau. Diduga akibat serangan harimau Sumatra, ada dua warga di Kabupaten Lampung Barat ditemukan tewas setelah diserang.
Demi mengantisipasi hal tersebut, pemerintah setempat mengeluarkan surat edaran pada warga Lampung untuk menggunakan topi terbalik sebagai salah satu dati tujuh imbauan dalam surat tersebut. Surat edaran itu beredar luas di media sosial, termasuk di akun Instagram @Infipop.id dan @folkative pada Selasa, 27 Februari 2024.
Baca Juga
Surat edaran tersebut telah ditandatangani Camat Bandar Negeri Suoh, Mandala Harto, Camat Suoh, Dapet Jakson, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Sulki, Koramil Batu Brak, Suroto, Kapolsek BNS dan Suoh, Edward Panjaitan serta Kepala Wes WWE, Arif.
Advertisement
Adapun isi surat edaran tersebut adalah:
- Hindari aktivitas sendiri di kebun dan jika terpaksa, usahakan berkelompok minimal tiga orang.
- Hindari keluar dan beraktivitas pada jam-jam agresif harimau, yaitu pukul 15.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB.
- Jika bertemu harimau, jangan membelakangi dan jika memungkinkan, pakai topi terbalik (topi menghadap ke belakang).
- Populasi harimau di TNBBS masih ada dan memang populasi asli, bukan hasil pelepasan liaran baru.
- Pada Kamis, 21 Februari 2024, tim TNBBS telah memasang perangkap untuk menangkap harimau liar yang meresahkan. Bila harimau tertangkap, pihaknya akan dilanjutkan dengan langkah-langkah relevan.
- Apabila terjadi konflik manusia dengan harimau, masyarakat wajib membela diri.
- Diiimbau pada masyarakat untuk tidak pergi ke kebun yang terdampak konflik harimau (wilayah TNBBS) selama proses penangkapan harimau pada 22 Februari hingga 7 Maret 2024.
Kenapa Harus Topi Terbalik?
Unggahan tentang imbauan itu menarik banyak perhatian dan mengundang beragam komentar dari warganet. "Harus di uji materi dulu nih ke ragunan, si pak camat pakai topi terbalik 05 menit saja baru bisa di anggap data ini valid," tulis seorang warganet.
"Fyi ini bukan lelucon namun begini alasan logisnya. Secara insting alami harimau Sumatera menerkam mangsanya dari belakang (bagian tengkuk leher).. Nah dengan pakai topi terbalik, harimau Sumatera menyangka kita sedang berhadapan dengan si harimau, jadinya dia membatalkan untuk menerkam dari belakang. 😔😔😔Kalo harimaunya 2 depan dan belakang topinya hadap kemana,” terang warganet yang lain.
“Paling penting adalah stop menghancurkan habitatnya. Harimau masuk ke pemukiman manusia krn lahan mencari makanan sudah dihabiskan manusia. Mereka lapar. Kita manusia harus koreksi diri, hutan udh rusak bgt 😭," ujar warganet lainnya.
"Ya ampun daerah gw..sudah dua orang korban...tolong orang orang lebih simpati ya..ini kejadian nyata..😢,” timpal warganet lainnya menanggapi beberapa komentar yang terkesan bercanda dan membuat lelucon dari kejadian tersebut.
Advertisement
Evakuasi terhadap Harimau
Usaha lain yang dilakukan pemerintah setempat adalah memasang kandang jebakan untuk mengevakuasi harimau sumatra. Tim gabungan tersebut terdiri dari anggota TNI Polri, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS), Mitra WCS, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat.
"Petugas gabungan telah melakukan rembuk terkait rencana evakuasi harimau sumatra di rumah Peratin (Kepala Desa) Bumi Hantatai bernama Sahrudin, terdapat beberapa langkah yang diambil upaya evakuasi Harimau," kata Kapolres Lampung Barat AKBP Ryky Widya Muharam, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis, 22 Februari 2024, dikutip dari Antara.
Pemasangan perangkat itu dilakukan karena peristiwa yang menimpa warga Pekon (Desa) Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, yang tewas mengenaskan karena serangan harimau sumatra. Pihaknya membentuk sejumlah tim untuk melakukan evakuasi terhadap hewan buas yang meresahkan warga itu.
"Berdasarkan hasil pertemuan tersebut disepakati bahwa pemerintah Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) segera membuat surat imbauan ke masyarakat yang memiliki kebun di sekitar TNBBS agar jangan melakukan aktivitas sementara waktu," kata dia.
Pasang Jebakan Harimau
Selain membentuk tim pemasangan, pihaknya juga membentuk tim untuk memantau keberadaan harimau untuk memastikan hewan buas tersebut bisa masuk kandang jebakan yang telah dipasang.
"Kita juga telah membentuk tim pendukung guna memaksimalkan keberhasilan evakuasi harimau yang telah menyerang warga tersebut, sehingga kita berharap langkah yang telah kita buat bersama tim gabungan bisa membuahkan hasil yang maksimal," tuturnya.
Sebelumnya, Sahri bin Saprak (28), warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, ditemukan meninggal dunia pada Kamis 22 Februari 2024 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Sahri ditemukan warga dengan kondisi cukup mengenaskan di kebunnya di Talang Peninjauan dan diduga akibat serangan harimau.
Gunarso warga Pemangku Sunber Agung II, Pekon Simber Agung, Kecamatan Suoh, sebelumnya ditemukan masyarakat meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan di sebuah lahan perkebunan. Melihat kondisi luka yang dialami Gunarso, warga menduga itu akibat terkaman harimau.
Advertisement