Liputan6.com, Jakarta - Kanye West mengecam adidas dengan tuduhan menjual sneaker Yeezy "palsu." "Mereka tidak hanya mengeluarkan warna palsu yang tidak disetujui, mereka juga menggugat saya sebesar 250 juta dolar AS (sekitar Rp4 triliun)," rapper yang berubah jadi perancang busana itu berbagi dalam video Instagram yang diunggah Senin, 27 Februari 2024.
"Mereka juga tidak membayar saya untuk sepatu yang mereka keluarkan yang mencantumkan nama saya," imbuhnya, rangkum Page Six, Rabu, 28 Februari 2024. West mengatakan, perusahaan pakaian olahraga tersebut menggunakan "klausul kontrak" dan "pengalaman bisnis" selama lima dekade untuk "memperkosa seorang artis… di depan kalian semua di siang hari bolong."
Baca Juga
Dalam unggahan terpisah, rapper yang juga dikenal dengan nama Ye itu membagikan gambar sepatu "palsu" yang dimaksud, menulis bahwa penggemar setianya tidak akan pernah membeli sepasang sepatu tersebut.
Advertisement
"Semua selebritas dan publik akan menentang kaus (merujuk kontroversi kaus White Lives Matter) atau warna topi saya, tapi ketika kalian semua melihat anak-anak saya disembunyikan dari saya atau melihat perusahaan Fortune 500 memperkosa salah satu pahlawan Anda di kehidupan nyata, tidak ada yang diam," tulisnya pada caption.
Rapper berusia 46 tahun itu kemudian bertanya terkait "sistem" apa yang akan dilakukan selanjutnya dan bertanya-tanya apakah sistem akan menghapus album barunya, Vultures, atau membekukan rekening banknya.
Adidas memutuskan hubungan dengan West pada Oktober 2022 setelah sang desainer melontarkan serangkaian omelan anti-semit dan mengenakan kaus "White Lives Matter" ke Paris Fashion Week pada 3 Oktober 2022.
Â
Kerja Sama West dan Adidas
Kesepakatan dengan adidas menyumbang 1,5 miliar dolar AS dari kekayaan bersih West, sehingga ia kehilangan status miliardernya karena kekayaannya "hanya" mencapai 400 juta dolar AS saat hubungan kerja sama mereka putus, menurut Forbes.
Pada Mei 2023, adidas mengajukan, dan kemudian segera membatalkan, gugatan federal terhadap West yang bertujuan membekukan 75 juta dolar AS yang dimiliki merek Yeezy. Adidas dan West masih terjebak dalam perselisihan arbitrase pribadi di mana Adidas mengklaim "perilaku ofensif" West menyebabkan rusaknya kemitraan.
Tahun lalu, adidas dilaporkan memiliki stok sneaker Yeezy senilai 1 miliar pound sterling (sekitar Rp18,5 triliun) setelah berpisah dengan West. Alhasil, merek alas kaki Jerman ini berpotensi menghadapi kerugian tahunan 611 juta pound sterling (sekitar Rp11,3 triliun) jika tidak bisa menjualnya.
Menjual alas kaki akan memberinya royalti, sesuatu yang tidak disukai perusahaan, lapor The Sun, dikutip 6 Mei 2023. CEO adidas, Bjorn Gulden, menolak mengesampingkan penghancuran sneaker Yeezy, menyebut bahwa pihaknya "mencoba menghindari itu."Â
Advertisement
Gugatan dari Investor
Menyumbangkan stok sneaker Yeezy untuk amal bisa jadi bumerang dan menyebabkan penjualan kembali secara terburu-buru. Gulden menambahkan, perusahaan "semakin dekat untuk membuat keputusan." Sneaker Yeezy diluncurkan pada 2015 dan menghasilkan penjualan sebesar 1,3 miliar pound sterling pada 2020.
Di tengah dilema, adidas menghadapi gugatan dari investor yang mengklaim mengabaikan potensi masalah atas "perilaku ekstrem" Ye. Dirangkum Tim Bisnis Liputan6.com dari BBC, 1 Mei 2023, investor itu menuduh adidas gagal membatasi kerugian finansial dan mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalkan eksposur mereka.
"Kami langsung menolak klaim yang tidak berdasar ini," kata adidas menanggapi tuntutan tersebut.
Pihaknya menyambung, "Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan diri dengan penuh semangat melawan mereka." Namun, investor yang mengajukan gugatan di AS mengklaim bahwa adidas sudah mengetahui tentang perilaku buruk West sebelum bekerja dengan sang rapper.
Investor menyebut bahwa hal itu telah dibahas mantan kepala eksekutif adidas, Kasper Rorsted, serta manajemen lain. Wall Street Journal menerbitkan rincian dugaan pertemuan pada 2018 antara adidas dan West.
Adidas Merugi
Laporan tersebut mengklaim bahwa eksekutif senior Adidas berbicara tentang bagaimana mengurangi risiko staf berinteraksi dengan West, serta kemungkinan perusahaan memutuskan hubungan dengan rapper tersebut.
Sejak memberhentikan hubungan bisnisnya dengan West, adidas telah merugi hingga 700 juta euro, dengan produk Yeezy senilai ratusan juta euro tercatat tidak terjual. Dikutip dari CNN, adidas mengungkap pada 9 Februari 2023 bahwa mereka diperkirakan akan kehilangan pendapatan 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp19,7 triliun) di tahun tersebut.
Hal tersebut dikarenakan tidak dapat menjual pakaian dan sepatu desainer Yeezy. Dalam sebuah pernyataan, adidas mengatakan pedoman keuangannya untuk 2023 "menyumbang dampak buruk yang signifikan dari tidak menjual stok yang ada."
Jika perusahaan tidak dapat "menggunakan kembali" koleki West yang tersisa, adidas mengatakan, hal itu dapat merugikan perusahaan sebesar 534 juta dolar AS (setara Rp8 triliun) dalam laba operasi tahun 2023. Adidas mengatakan segera setelah kemitraan dibubarkan, mereka akan mencoba menjual pakaian tersebut, tanpa nama dan merek Yeezy.
Advertisement