Liputan6.com, Jakarta - Tak lama lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan 1445 Hijriah atau puasa Ramadan 2024. Salah satu makanan yang identik dengan bulan Ramadan di seluruh dunia adalah buah kurma. Sepanjang Ramadan, kurma akan lebih mudah ditemukan sehingga umumnya dijadikan pilihan utama sebagai kudapan berbuka puasa atau sahur.
Namun, mungkin banyak yang tak tahu bahwa Israel adalah salah satu negara pengekspor kurma terbesar di dunia. Karena itu, masyarakat dunia diimbau untuk lebih berhati-hati seiring dengan masih berjalannya serangan Israel di Gaza, Palestina dan gerakan boikot terhadap produk yang berasal dari dan/atau mendukung Israel.
Baca Juga
Para pekerja Palestina, banyak yang terpaksa bekerja di pemukiman ilegal karena kebutuhan ekonomi, terpaksa bekerja dalam kondisi fisik yang melelahkan. Undang-undang ketenagakerjaan Israel hampir tidak ditegakkan ketika berkaitan dengan pekerja Palestina. Hal ini membuat para pekerja Palestina dibayar rendah dan tidak mendapat kompensasi atas pekerjaan mereka.
Advertisement
Berikut daftar merek kurma produksi Israel yang diboikot karena ditanam di tanah pendudukan menurut Boycott Guide dan American Muslim for Palestine (AMP), Rabu, 28 Februari 2024.
1. Carmel Agrexco
2. Hadiklaim
3. Jordan River
4. Desert Diamond
5. Rapunzel
6. Shams
7. Bomaja
8. King Solomon
9. Delilah
10. Urban Platter
11. Star Dates
12. Sincerely NUts
13. Edeka
14. Anna and Sarah
15. Galilee
16. Shah Co
17. Nava Fresh
18. Food to Live
19. Mehadrin
20. Ventura
21. King of Dates
Untuk merek Hadiklaim dan Carmel Agrexco serta turunannya, semuanya beroperasi di pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Kedua perusahaan itu disebut menggunakan pekerja anak dan membayar pekerja Palestina di bawah upah minimum.
Beberapa kurma produksi Israel terkadang tak hanya berlabel "Made in Israel", tapi juga "Made in the West Bank" atau "Made in the Jordan Valley." Kurma berlabel tulisan itu hampir selalu dibuat di pemukiman ilegal. Perusahaan kurma Israel kerap memakai label tersebut untuk menyembunyikan asal-muasalnya.
Pengawasan Terhadap Produk Israel
Perang Hamas Vs Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah mempersulit penjualan kurma Israel di pasar Eropa menjelang bulan suci Ramadan. Menurut Haaretz, iklan senilai 550.000 dolar AS untuk mempromosikan kurma Medjool Israel dihentikan sebagai tanggapan atas ketakutan akan boikot. Padahal sekitar sepertiga ekspor kurma tahunan oleh produsen kurma Israel dilakukan selama bulan Ramadan.
Pengawasan terhadap produk-produk Israel di kalangan komunitas muslim meningkat setelah perang terbaru di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023. Perang telah mengakibatkan hampir 30.000 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 69.000 orang terluka oleh Israel hanya dalam waktu lima bulan.
"Siapa pun yang mendekati rak dan melihat tulisannya 'Made in Israel' akan berpikir dua kali," kata seorang pengusaha yang memiliki hubungan dengan industri kurma kepada Haaretz, seperti dilansir Middle East Eye, Selasa , 27 Februari 2024, mengutip kanal Global Liputan6.com. "Sebagian besar kurma dijual selama Ramadan dan di mana pun mereka (komunitas muslim) bisa membeli, mereka akan mencoba menghukum kami."
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan kampanye gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) untuk memberikan tekanan ekonomi pada perusahaan-perusahaan Israel guna mengakhiri pendudukan atas Palestina.
Mengingat lekatnya keberadaan kurma dan bulan suci Ramadan serta perang di Jalur Gaza, umat muslim dinilai akan lebih selektif dalam memastikan asal kurma yang akan mereka beli. Israel sendiri termasuk salah satu produsen kurma terbesar di dunia, khususnya kurma Medjool yang populer.
Advertisement
Menghindari Membeli Kurma Israel
Kelompok pendukung BDS telah melakukan upaya bersama untuk memastikan bahwa konsumen dapat membuat pilihan yang tepat dan menghindari membeli kurma Israel.
"Ada organisasi yang memasuki supermarket di Eropa yang menjual kurma dengan merek kami, dan menempelkan stiker di supermarket tersebut yang menyatakan bahwa pembelinya 'berkontribusi terhadap genosida'," kata salah satu produsen kurma Israel kepada Haaretz.
Kampanye Solidaritas Palestina menyebutkan bahwa sebagian besar kurma Medjool Israel ditanam di permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki oleh pemukim Israel. Para pegiat yang memerangi pendudukan Israel secara teratur memperingatkan masyarakat bahwa mereka harus memeriksa label asal kurma sebelum membeli.Pangsa pasar kurma Medjool yang dimiliki Israel sebesar 50 persen menjadikannya salah satu yang terbesar berdasarkan volume di dunia.
Dalam upaya melawan kampanye boikot, Haaretz melaporkan, produsen Israel bekerja sama dengan beberapa pembeli untuk mengubah label pada produk mereka dalam upaya untuk mengaburkan asal muasal kurma tersebut. Ekspor kurma ke Turki anjlok 50 persen pada Oktober tahun lalu dan pasar tersebut menyumbang sekitar 10 persen dari seluruh ekspor kurma dari Israel.
Kurma Medjool Jadi Favorit
Dilansir dari berbagai sumber, kurma Medjool disebut sebagai salah satu kurma terbesar di dunia. Tidak hanya ukurannya yang jumbo, kurma Medjool juga punya rasa yang manis dan tekstur yang lembut. Tak heran, kurma jenis ini selalu menjadi primadona, terutama saat bulan puasa. Perbedaan wilayah penanaman kurma dapat membuat kurma memiliki tekstur dan kelegitan berbeda.
Ada yang kering, ada yang lembap dan ada pula yang sangat manis. Kurma berwarna cokelat gelap ini memiliki ukuran besar, daging tebal, dan cita rasa manis seperti karamel. Teksturnya pun lembut dan empuk.
Selain itu ukuran biji kurma Medjool lebih kecil sehingga daging buahnya lebih padat. Rasa kurma yang manis membuat Medjool juga banyak diolah menjadi cake, dipadu dengan cokelat, atau kacang-kacangan.
Kurma Medjool merupakan sumber serat yang baik, tinggi antioksidan, kaya vitamin dan mineral penting, seperti kalium, tembaga, magnesium, vitamin B6, niasin, kalsium, zat besi dan vitamin K. Meskipun asal kurma Medjool dari Palestina, beberapa negara melakukan budidaya. Seperti banyak dilakukan di Maroko, Arab Saudi, Yordania dan utara Afrika.
Advertisement