Sukses

Janji Pangeran William Bakal Berantas Sentimen Anti-semit Tuai Polemik Usai Nyatakan Prihatin pada Kondisi Korban Perang di Gaza

Kunjungan Pangeran William dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengumumkan pendanaan baru senilai 54 juta pound sterling untuk melindungi komunitas Yahudi.

Liputan6.com, Jakarta - Pangeran William mengaku sangat prihatin dengan meningkatnya sentimen anti-semit di Inggris. Insiden anti-semit dan kebencian anti-Muslim tercatat meningkat di Inggris sejak 7 Oktober 2023 saat agresi Israel ke Palestina. Keprihatinan itu disampaikan William saat mengunjungi Sinagoge Western Marble di London.

Pangeran William membagikan sederet foto dan video saat menyambangi sinagoge tersebut ke akun Instagram-nya pada Kamis, 29 Februari 2024. Di sana, William bertemu para korban selamat Holocaust, pembantaian Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua.

Suami Kate Middleton ini menyatakan anti-Semit "tidak mempunyai tempat di masyarakat" dan akan terus memastikan yang demikian. "Catherine dan saya sangat prihatin dengan meningkatnya ant-semit yang telah kalian bicarakan dengan jelas hari ini, dan saya sangat menyesal kalian harus mengalami hal itu," tutur William, dikutip dari Town & Country, Kamis.

"Anti-semit tidak punya tempat dalam masyarakat kita ... Baik Catherine dan saya sangat prihatin tentang meningkatnya (sentimen) anti-semit," sambungnya

Kunjungan itu awalnya direncanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Holocaust pada 27 Januari 2024, tapi ditunda karena operasi perut Kate Middleton. Rencana kunjungan itu langsung dijadwalkan kembali secepatnya, menurut ajudan istana.

Ini juga penampilan publik pertama William sejak dia tiba-tiba mundur dari layanan penghormatan untuk almarhum bapak baptisnya, Raja Konstantinus Yunani, pada Selasa, 27 Februari 2024 karena suatu masalah pribadi yang tidak dijelaskan, kata sumber istana. Selama kunjungan, William menerima buket bunga untuk istrinya yang sedang beristirahat menjalani masa penyembuhan.

Di momen itu, Pangeran William mengenakan kippah, topi tradisional Yahudi yang berbentuk seperti piring kecil. Kunjungan itu dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Rabu, 27 Februari 2024 mengumumkan pendanaan baru senilai 54 juta pound sterling untuk melindungi komunitas Yahudi.

2 dari 4 halaman

Kunjungan William Membuat Warganet Terbelah

Kebijakan itu diberlakukan setelah angka-angka menunjukkan insiden anti-Semit mencapai rekor tertinggi di Inggris pada 2023. Pernyataan tersebut disampaikan William sekitar seminggu setelah ia untuk pertama kalinya mengomentari konflik yang disoroti dunia, yakni agresi militer Israel di Gaza, Palestina.

Kunjungan dan pernyataan William tentang anti-semit menuai polemik dan membuat pendapat warganet terbelah. Banyak yang mendukung tindakan ayah tiga anak itu dengan mengunjungi sinagoge.

Bagi mereka, kunjungan itu sangat berarti dan menjelaskan posisi William maupun anggota keluarga Kerajaan Inggris yang sebenarnya. Tapi, tak sedikit juga yang memprotes dan kecewa terhadap aksi terbaru Pangeran Wales.

Sebagian besar berkesimpulan bahwa keluarga Kerajaan Inggris memihak Israel, meski tidak disebut secara terang-terangan. Meski begitu, ada juga yang berpendapat bahwa William tidak memihak siapa-siapa, ia hanya menginginkan terjadinya perdamaian di antara Israel dengan Palestina dan perang segera berakhir.

Belum lama ini, sang pangeran jadi anggota kerajaan Inggris pertama yang angkat bicara soal konflik Israel-Palestina di Gaza. Dilansir dari Town & Country, 20 Februari 2024, perang yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 itu diyakini membuat Pangeran William tidak tahan lagi untuk mengambil sikap.

3 dari 4 halaman

William Desak Penghentian Peperangan di Gaza Sesegera Mungkin.

Momen ini bisa dibilang cukup langka karena selama ini, keluarga Kerajaan Inggris sangat jarang berkomentar soal konflik Israel dan Palestina. Putra sulung Raja Charles III itu menyerukan Israel dan Hamas menghentikan segera peperangan di Jalur Gaza menyusul korban tewas yang terus bertambah.

Pernyataan resmi ini diutarakan William saat mengunjungi markas Palang Merah Inggris di London. Di kesempatan itu, William mendesak penghentian peperangan sesegera mungkin.

"Skala penderitaan manusia (di Gaza) telah mendesak akan perdamaian di wilayah tersebut di mana sudah terlalu banyak orang yang terbunuh," ucap William. "Terkadang, hanya ketika dihadapkan dengan besarnya penderitaan manusia barulah kita sadar akan pentingnya perdamaian yang permanen."

Ia melanjutkan, seperti banyak orang lain, ia ingin mengakhiri pertempuran ini sesegera mungkin. "Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan dukungan kemanusiaan ke Gaza. Sangat penting bagi bantuan untuk masuk dan para sandera dibebaskan," ucapnya lagi. 

 

4 dari 4 halaman

Sikap William tentang Konflik di Gaza

Di kesempatan itu, William ikut mendengar pemaparan langsung dari staf Palang Merah yang berada di Jalur Gaza terkait pekerjaan mereka melalui panggilan video. Manajer krisis senior, Pascal Hundt, mengatakan pada ayah tiga anak itu bahwa tanpa pasokan medis atau bahan bakar, rumah sakit di Jalur Gaza berisiko jadi kuburan dan pendistribusian bantuan kemanusiaan jadi sulit karena penjarahan yang dilakukan massa yang lapar.

Pangeran William juga diberitahu bahwa Palang Merah siap membantu pembebasan sandera. "Warga sipil lah yang harus menanggung dampaknya karena situasi kemanusiaan terus memburuk," ujar kepala eksekutif Palang Merah Inggris Beatrice Butsana-Sita.

William disebut sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Gaza dan sangat tersentuh sebagai seorang ayah. Pernyataan William disambut baik Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang juru bicaranya mengatakan ingin mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza sesegera mungkin, sehingga hal ini konsisten dengan posisi pemerintah, klaimnya.

Â