Sukses

Istri Ganjar Pranowo Siti Atikoh Jago Berbahasa Jepang, Unjuk Kebolehan di Simposium Internasional

Seorang konten kreator Indonesia menanyai sejumlah orang Jepang untuk mengomentari kepiawaian istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh berbahasa Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Istri capres (calon presiden) nomor urut 03, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti belakangan sering jadi sorotan terutama kerena kemampuan public speaking-nya. Dalam beberapa acara, ia diketahui kerap berkomunikasi dalam bahasa Jepang.

Seperti saat menjadi bintang tamu seorang konten kreator asal Madiun, Irwan, yang tinggal di Jepang, Siti Atikoh ditantang untuk berbicara dalam bahasa Jepang. Ia pun terlihat dengan lancar menerima tantangan tersebut.

Pada video yang diunggah akun TikTok @irwanid, ia menanyai sejumlah orang Jepang untuk mengomentari kepiawaian Siti Atikoh.  "Komentar orang Jepang melihat istri Pak Ganjar Bu Atikoh ngomong Bahasa Jepang," tulis keterangan dalam video tersebut, Minggu, 3 Maret 2024.

Saat melihat video Siti Atikoh, orang Jepang yang ditanyai oleh Irwan terlihat tersenyum dan kemudian memberi pujian. "Iya pintar ya, hebat ngomongnya," ucap orang Jepang di dalam video tersebut.

Video tersebut mengundang berbagai respons dari warganet yanng mempertanyakan arti kata-jata yang diucapkan Atikoh.

"Orang jepangnya malah bingung bu atikoh ngomong apa, yang bener yang mana,"komentar seorang warganet. "Bisa dilihat reaksi wajah mereka ya," timpal warganet lainnya. 

Siti Atikoh juga sempat berpidato dalam bahasa Jepang ketika hadir di acara Internasional Symposium and Seminar On Japanese Studies In Indonesia yang digelar di UNS (Universitas Sebelas Maret), Solo, Jawa Tengah pada 7 Desember 2023.

"Minasan, konnichiwa! Watashitachi wa kyou, koko ni. irasshaimashite, ureshii desu. Hajimemashite, Atikoh hingga moushimasu. Kyou wa minna de tanoshiku issho ni sugosou to omotteimasu," ucap Atikoh disambut tepuk tangan hadirin, melansir merdeka.com. Jika diartikan, melansir berbagai sunber, kata-kata yang diucapkannya adalah "Senang sekali bisa saya Atikoh bersama Anda semua di sini; saya harap kita berbahagia bersama hari ini."

Sebagai Dewan Kehormatan Asosiasi Studi Jepang di Indonesia (ASJI), Atikoh kemudian menceritakan hubungan Jepang-Indonesia yang erat. "Saat kita menghadapi berbagai tantangan, seperti bencana alam, pandemi, dan ketidakpastian ekonomi, kita harus bekerja sama mengatasi permasalahan ini," katanya dalam bahasa Inggris.

 

2 dari 4 halaman

Bahasa Jepang Sebagai Pidato Pembuka

Menurut dia, ada empat sektor yang potensial dikerjasamakan antara Indonesia dan Jepang. Empat sektor itu adalah kesehatan, kebencanaan, stabilitas ekonomi dan kesetaraan gender. Baik Jepang maupun Indonesia, sama-sama rentan terhadap gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya.

Jepang dan Indonesia memiliki potensi kerja sama di sektor kesehatan karena merupakan negara terdepan dalam kemajuan dan teknologi medis. "Kita dapat memperkuat sistem layanan kesehatan kita dan memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal di saat krisis," katanya.

Ia menambahkan, Jepang-Indonesia juga mempunyai kesamaan isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Dengan berbagi pengalaman, praktik terbaik, dan kebijakan, kita dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan perempuan berpartisipasi penuh dalam semua aspek masyarakat. Perlu diingat, ketika perempuan diberdayakan, masyarakat akan berkembang dan keamanan manusia akan menguat," tegasnya.

3 dari 4 halaman

Pendidikan Siti Atikoh

Dalam kalimat penutupnya, Atikoh kembali menggunakan bahasa Jepang. Dia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada para tamu yang hadir dalam kesempatan tersebut. "Minasan, gochisosama deshita. Kokoro kara osewa ni narimashita. Kondo, mata no okoshite no oai de, arigatou gozaimashita," ucap dia.

Perkiraan arti kata-kata tersebut adalah, "terima kasih banyak atas waktu Anda hari ini. Senang sekali bisa berada di sini bersama Anda semua." Namun kebenaran dari arti kata-kata tersebut tentunya bakal lebih dipahami mereka yang menguasai bahasa Jepang dengan baik dan benar.

Lalu, apa yang membuat Siti Atikoh bisa sedikit menguasai bahasa Jepang? Siti Atikoh diketahui pernah menempuh pendidikan S1 di Fakultas Tekonologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1990-1997.

Setelah berhasil meraih ijazah S1, ibu satu anak ini lanjut berkuliah S2 Perencanaan dan Wilayah Kota di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia berhasil lulus dan mendapat gelar Magister Teknik pada 2008.

Siti Atikoh pun meneruskan studi S2-nya di Universitas Tokyo dengan mengambil jurusan kebijakan publik. Saat itu, ia sempat tinggal selama setahun di Tokyo, Jepang, untuk meneruskan kuliahnya.

Atikoh sempat menceritakan pengalamannhya itu dalam  tayangan podcast Akbar Faisal Uncensored, yang diunggah pada Jumat, 2 Februari 2024. "Program sandwich satu tahun di Indonesia dan satu tahun di Jepang," ungkapnya menjelaskan program beasiswa sekolah S2 yang dijalaninya.

4 dari 4 halaman

Ganjar Pranowo Jadi Single Parent

Atikoh sempat berpikir untuk mengundurkan diri pergi ke Jepang, karena tak tega dengan anaknya yang masih kecil. Namun justru Ganjar malah mendukungnya untuk terus melanjutkan sekolahnya itu.

"Ayah bisa kok menjadi single parent," kata Atikoh menirukan ucapan Ganjar kala itu.  Ganjar meyakinkan istrinya bahwa ia bisa melakukan tugas-tugas seorang ibu dan menurutnya waktu satu tahun sangat sebentar.

"Jadi itu yang membuat saya termotivasi ya, sudah diberikan ruang yang luar biasa oleh Mas Ganjar untuk bisa meng-improved, untuk bisa meningkatkan kapasitas saya," tambah wanita berusia 52 tahun itu.

Siti Atikoh pun merasa bahwa di sanalah letak kebahagiaan seorang perempuan, ketika melakukan sesuatu dan mendapat dukungan oleh orang-orang yang dia sayangi. Saat itu, Ganjar mengurusi Alam kalau ngompol sampai mengantarnya ke sekolah.

"Sampai ada yang nanya ibunya kerjanya apa sih? Mas Ganjar kan (waktu itu) anggota DPR, jadi untungnya kalau anggota DPR kan kalau jam 08.00 mulai rapat jadi pagi masih bisa nganter ke sekolahan," ungkap wanita asal Purbalingga itu.