Sukses

Imajinasi Obin Komara dalam Kreasi Kebaya dan Kain Bernapas Kekinian di Plaza Indonesia Fashion Week 2024

Sederet tampilan kebaya yang identik dengan kesan anggun dan feminin, di tangan Obin Komara berubah dengan napas baru lewat modifikasi siluet hingga elemen budaya lain.

Liputan6.com, Jakarta - Desainer Josephine Werratie Komara atau yang lebih dikenal sebagai Obin kembali menyuguhkan karya teranyarnya di perhelatan Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) 2024. Sederet tampilan kebaya yang identik dengan kesan anggun dan feminin, berubah dengan napas baru lewat modifikasi siluet hingga elemen budaya lain.

"This is very small show, but it's very cozy to get together. Jadi kita semua pada ngumpul, kita nonton," ungkap Josephine Werratie Komara melalui lini BINhouse sesaat sebelum pegelaran koleksinya, di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu, 5 Maret 2024.

Ia menyampaikan ke para tamunya agar bisa menikmati pertunjukan termasuk musiknya. Tak lama, genderang tabuhan alat musik pun menggema, lalu dalam suasana yang redup sederet model telah bersiap-siap satu per satu memperagakan koleksi.

Dimulai dengan sebuah kebaya hitam kerah tinggi mirip kebaya janggan yang dipadu kain batik motif parang dan kombinasi, serta selendang merah yang diikatkan ke pinggang. Tampilan yang etnik itu seolah dibuat bergaya kekinian dengan pemakaian sepatu boots hitam, tampak lain dari biasanya yang dipadu alas kaki feminin.

Kemudian ada tampilan kebaya lengan pendek dengan sentuhan modifikasi penutup kepala yang biasanya terdapat dalam jaket hoodie. Dengan warna merah menyala, tampilan sang model juga dilengkapi kain serta sepatu boots hitam.

Busana selanjutnya adalah atasan dengan kerah tinggi dan permainan kancing cheongsam. Konsep itu juga diterapkan Obin Komara pada beberapa tampilan, dengan modifikasi bentuk cape pada lengannya. Tiap padu padan tadi menambahkan juga kain batik sebagai rok, kesan feminin dengan sepatu heels lebih kentara dan menyesuaikan tatanan rambut sang model dengan konde yang menempatkan hiasan bunga. 

 

2 dari 4 halaman

Modifikasi Gaua Kebaya

Di koleksi kali ini, Obin terlihat mengombinasikan kebaya dengan potongan menyerong atau asimetris. Ide lainnya bentuk kebaya tanpa lengan yang dipakai bersama cape, lalu potongan kebaya kerah tinggi dengan siluet kekelawar.

Dari keseluruhan koleksi, akhirnya para penonton pertunjukan kali ini disuguhkan karya Obin, sosok desainer yang lebih senang disebut sebagai tukang kain dalam imajinasinya tentang tradisi dan kekinian. Dengan suguhan presentasi para model yang digayakan secara 'centil', para tamu tak hanya melihat sebuah peragaan mode tapi juga hiburan.

Di akhir pegelaran, muncul banyak tampilan kebaya putih yang juga dikemas dalam gaya kekinian tanpa melepaskan elemen tradisi. Musik pun berubah ke era klasik, para model menampilkan karya rancangan Obin sambil menari mengikuti irama musik. Siapa pun yang hadir di sana, tentu akan merasakan euphoria berkebaya dan berkain dengan rasa menyenangkan dan lebih bergaya.

3 dari 4 halaman

Obin Komara Masuk Forbes 50 Over 50 Asia

Sebelumnya, pada awal Januari 024, Forbes merilis daftar 50 Over 50 Asia yang mencakup figur perempuan berpengaruh dari 14 negara di Asia dan Pasifik, dan lebih dari 20 sektor. Salah satu yang masuk daftar Forbes 50 Over 50 Asia adalah desainer senior Indoneia, Josephine Komara alias Obin.

Mereka yang terpilih dinilai sebagai figur inspiratif serta mengerahkan pengaruhnya di bidang fesyen, farmasi, keuangan, dan lainnya. Perempuan-perempuan berprestasi ini melakukannya pada usia 54, 68, dan bahkan 112 tahun.

Tak hanya Obin, ada dua perempuan Indonesia lainnya yang masuk dalam daftar tersebut yaitu aktris legendaris Christine Hakim dan Direktur Utama & CEO XL Axiara, Dian Siswarini. Forbes memuji sosok Josephine Komara yang memiliki sejarah menenun sutra untuk pelapis, juga seorang desainer keturunan Tionghoa-Indonesia yang mulai memadukan motif batik dengan sutra tenunan tangan.

Obin membuka showroom BINhouse pertama di Jakarta pada 1986 dan sekarang memiliki gerai di Jepang, Bali, Singapura dan Belanda, serta reseller global lainnya. Obin menganggap dirinya hanya sebagai tukang kain daripada desainer, seniman atau artis, dengan menyebut bahwa artis sebenarnya adalah mereka yang membuat kain.

4 dari 4 halaman

Ingin Buat Orang Indonesia Bangga dengan Warisan Bangsa

Sedari awal, Obin selalu bermimpi agar hasil kreasi Indonesia bisa membuat masyarakat bangga dengan warisan budaya bangsa yang sangat kaya. Pada tahun 1980-an, BINhouse memproduksi hand spundan kain tenun, termasuk kain tenun ikat yang terbuat dari 100 persen sutra dan mulai menampilkan kreasi terbaik Indonesia dengan menggunakan media kayu, kain tenun, dan logam.

Saat itu, BINhouse mulai membuat kain serta memproduksi barang-barang untuk keperluan interior, seperti penutup lampu. Sejak akhir 1980-an, BINhouse lalu mulai membuat batik dengan teknik wax resist dyeing atau teknik celup yang banyak dipraktikkan oleh seniman di pulau Jawa.

Saat ini, BINhouse memproduksi sekitar 20.000 meter kain handmade setiap bulannya. Selain itu, para perajin BINhouse terus bereksperimen serta melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pembuatan keramik, pertukangan, kayu, pembuatan kaca, dan hal-hal terkait lainnya. BINhouse Indonesian Creation sudah menjadi nama yang identik dengan produk fine handmade dengan cabang pemasaran di Jakarta, Bali, Singapura, dan Jepang.