Liputan6.com, Jakarta - Perempuan bisa berkarya di berbagai bidang, termasuk menjadi pengusaha. Anita Hartono, salah satunya. Ia merintis karier secara tak sengaja setelah mengalami masalah kesehatan pencernaan terus menerus.
Ia mencari solusi alami dan menemukan kombucha. Kesukaannya pada minuman itu mendorongnya untuk mempelajari cara memelihara scoby (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeasts) yang menjadi starter pembuatan kombucha.
Baca Juga
Ia berhasil mengembangkannya hingga akhirnya menyeriusinya dengan membuat Mambucha, jenama minuman kombucha, sejak pandemi, yakni pada 2020. Lewat bisnis itu, ia tidak hanya menyediakan solusi kesehatan, tetapi juga mebuat platform untuk memberdayakan perempuan, termasuk dari kalangan yatim piatu.
Advertisement
Pengusaha kedua adalah Yenny Kusuma Hendra, seorang perempuan pengusaha yang memperjuangkan produk keramik lokal. Melihat ketidaksetaraan perhatian terhadap produk-produk lokal, Yenny mendirikan brand Sero di bawah naungan Kumala Home and Kitchen. Melalui kerja sama dengan pengrajin lokal, sebagian besar dari mereka adalah perempuan, Yenny berhasil menciptakan peluang bagi mereka untuk tumbuh dan mendapatkan pengakuan di industri kerajinan.
Terakhir, ada Felicia Kurniawan dari M231, seorang wanita yang telah mempertahankan bisnis fesyennya selama lebih dari dua dekade. Meskipun telah lama berdiri, Felicia tidak pernah berhenti berinovasi dan mengadaptasi bisnisnya ke era digital. Dengan memberdayakan lebih dari 1.000 penjahit, banyak di antaranya adalah perempuan, ia telah menciptakan lapangan kerja dan kesempatan ekonomi bagi banyak orang.
Â
Tokopedia Dukung Pengusaha Perempuan
Pada tahun ini, Hari Perempuan Sedunia mengangkat tema 'Berinvestasi pada perempuan: Mempercepat Kemajuan'. Hal ini menekankan pentingnya upaya untuk mencapai kesetaraan gender dan kesejahteraan perempuan dalam semua aspek kehidupan, demi menciptakan perekonomian yang berkelanjutan dan kehidupan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Ketiga pengusaha perempuan itu merupakan beberapa di antara ribuan perempuan yang berusaha dan membuka toko di Tokopedia. Rizky Juanita Azuz, Kepala Komunikasi Eksternal Senior di Tokopedia, mengungkapkan bahwa jumlah perempuan yang membuka usaha di Tokopedia meningkat lebih dari 2,5 kali lipat sejak 2020 di beberapa daerah, seperti Palembang, Tangerang, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.
Berdasarkan survei internal, subkategori di Tokopedia yang paling banyak dijalankan oleh wanita adalah Perawatan Hewan, Buku, Perlengkapan Pesta, Pertukangan, dan Perlengkapan Alat Tulis Kantor dan Sekolah.
"Berangkat dari semangat tersebut, Tokopedia turut konsisten memberi panggung seluas-luasnya bagi perempuan pelaku usaha lokal, agar para perempuan bisa semakin maju sekaligus membantu mendorong pemerataan ekonomi nasional lewat pemanfaatan teknologi digital,"Â kata Rizky, beberapa waktu lalu.
Â
Advertisement
Gelar Kelas Pelatihan
Â
Tokopedia menggandeng pemerintah dDaerah dan UMKM lokal mengadakan beragam pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para perempuan pengusaha, seperti mengadakan Kelas Perempuan Maju Digital (KPMD) berisi pelatihan digitalisasi dan literasi keuangan. Mereka juga telah meluncurkan Modul Perempuan Maju Digital yang tersedia secara gratis melalui Pusat Edukasi Seller.
"Selama tahun 2023, Tokopedia bersama Pemda telah membantu lebih dari 800 perempuan pelaku UMKM dari berbagai daerah meliputi Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta hingga Bali," jelas Rizky.
Sejalan dengan hal itu, Tokopedia juga membantu para pelaku usaha, termasuk perempuan pelaku UMKM lokal, untuk mempersiapkan bisnis mereka menjelang dan selama bulan Ramadan 2024 dengan kurikulum #SIAPRAMADAN di Pusat Edukasi Seller. Kampanye Ramadhan ini berlangsung sampai tanggal 5 April 2024 melalui platform aplikasi dan situs Tokopedia, serta melalui akun Shop|Tokopedia di aplikasi TikTok.
Tokopedia juga mencatat jumlah wanita pembeli meningkat 22 kali lipat di beberapa daerah di Indonesia, seperti Tangerang, Cirebon, Klaten, Manado, dan Pangkal Pinang. Subkategori dengan peningkatan pembeli wanita tertinggi di Tokopedia termasuk Perawatan Hewan, Makanan dan Minuman, serta Perlengkapan Pesta.
Â
Â
Tren Bisnis untuk Pengusaha UMKM Perempuan dan Tantangannya
Menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, jumlah wanita yang terlibat dalam dunia usaha terus meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data BPS 2021, wanita mengelola sekitar 64,5 persen dari total UMKM di Indonesia, atau sekitar 37 juta UMKM. Diperkirakan pada 2025, nilai total UMKM yang dikelola oleh wanita akan mencapai USD135 miliar.
Dilansir dari kanal Bisnis Liputan6.com, dibandingkan dengan rata-rata dunia, perempuan Indonesia memiliki rasio kepemilikan usaha yang lebih tinggi. Data Google dan Kantar pada 2020 menunjukkan saat ini respons perempuan-perempuan di Indonesia semakin positif untuk berwirausaha.
Terkait dengan penjualan sonline, masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital dalam berusaha, diperkirakan baru 24 persen UMKM yang telah menggunakan e-commerce dalam memasarkan produknya. Dengan jumlah pengguna ponsel pintar 345,3 juta unit, lebih besar dari jumlah populasi penduduk, salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM, termasuk kaum perempuan adalah dengan mentransformasikan usaha melalui pemanfaatan teknologi digital.
Namun, transformasi bisnis digital yang seperti ini membawa tantangan tersendiri bagi perempuan. Peningkatan kualitas produk, kapasitas produksi, serta literasi digital agar mampu melakukan transaksi daring secara optimal, adalah skillset yang perlu dimiliki oleh para perempuan pengusaha ini.
Advertisement