Sukses

Buntut Kasus Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur 28 Menit Saat Terbang, Desakan Cuti Melahirkan untuk Suami Menggema

Kopilot Batik Air yang tidak sengaja tertidur mengaku "kurang tidur" malam sebelumnya karena harus bangun beberapa kali untuk membantu istrinya merawat bayi kembar mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pesawat Batik Air terbang "tanpa pilot" selama sekitar 28 menit tengah jadi sorotan online. Beragam narasi warganet berkembang, dan salah satunya bermuara pada tuntutan mengesahkan aturan cuti melahirkan untuk suami.

Ini merujuk pada keterangan kopilot Batik Air yang mengaku "kurang tidur" malam sebelumnya. Ia adalah orangtua baru untuk sepasang bayi kembar berusia satu bulan, lapor Tim Bisnis Liputan6.com per 8 Maret 2024. Meski pada malam sebelum dijadwalkan terbang ia berusaha tidur lebih awal, ia harus bangun beberapa kali untuk membantu istrinya merawat bayi mereka.

Mendapati pernyataan itu, sebuah komentar populer di X, dulunya Twitter, berbunyi, "Ayo dukung cuti melahirkan bagi suami! Kopilot di berita ini punya anak kembar usia sebulan. Kualitas tidurnya ga bagus karena kebangun-bangun, bersama istrinya mengurus kedua bayi mereka."

"Paternity leave 40 hari, dukung!" sahut yang lain menyetujui. "Kenapa sih pembahasan RUU soal kayak gini gak selesai-selesai, padahal ini penting supaya Indonesia gak terus-terusan jadi fatherless country," kritik pengguna berbeda.

"Tanpa membenarkan perbuatan kopilotnya, tapi ini bener sih. Kalo cuma satu orang yang urus anak pasti repot, apalagi orangtua baru," menurut seorang warganet, sementara yang lain berkomentar, "Dukung cuti melahirkan bagi suami adalah langkah positif untuk mendorong keterlibatan aktif dalam peran orangtua. Semoga kebijakan ini semakin diperluas untuk mendukung kesejahteraan keluarga."

2 dari 4 halaman

Ketentuan Cuti Melahirkan untuk Suami di RUU KIA

Ada juga pengguna yang menulis, "Bukan cuma masalah cutinya aja, tapi edukasi ke pasangan suami istri bahwa harus saling kerjasama merawat anak. Kalo mindset ibu urus anak 24 jam, bapak cari uang ga perlu ngurus anak sama aja percuma, yg ada suaminya cuti ga jelas ngapain dan ibunya ga terbantu juga."

Melansir Antara, Sabtu (9/3/2024), pembahasan Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) di DPR sebenarnya telah bergulir sejak 2022. Salah satu aturan yang dinilai progresif adalah pemberian hak cuti pada suami yang istrinya melahirkan atau keguguran. Pemberian hak cuti tersebut merupakan pelaksanaan dari kewajiban suami untuk mendampingi ibu melahirkan maupun keguguran.

Dalam naskah RUU KIA hasil harmonisasi Badan Legislasi tanggal 9 Juni 2022, Pasal 4 ayat (1) huruf c menyebutkan bahwa setiap ibu berhak mendapat pendampingan saat melahirkan atau keguguran dari suami dan/atau keluarga. Ibu yang bekerja berhak mendapat cuti melahirkan paling sedikit enam bulan dan waktu istirahat 1,5 bulan atau sesuai surat keterangan dokter kandungan atau bidan bila mengalami keguguran.

Demi menjamin pemenuhan hak ibu yang melahirkan dan keguguran, Pasal 6 ayat (2) menyebutkan bahwa suami berhak mendapat cuti pendampingan melahirkan paling lama 40 hari dan keguguran paling lama tujuh hari.

3 dari 4 halaman

Nasib Pilot dan Kopilot

Sementara itu, maskapai Batik Air telah menonaktifkan pilot dan kopilot yang tertidur di tengah penerbangan dari Kendari ke Jakarta, lapor Tim Bisnis per Sabtu. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut investigasi atas kejadian tersebut.

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan bahwa keputusan itu sudah diambil satu hari sejak kejadian. Diketahui, pilot dan kopilot Batik Air tertidur dalam penerbangan Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024.

Danang turut merespons rekomendasi yang disampaikan dalam lembaran hasil investigasi Komite Nasional Keselatam Transportasi (KNKT). Setidaknya ada dua rekomendasi dari KNKT, yakni penggunaan check list kondisi kru pesawat dan pengecekan kabin secara berkala.

"Sebagai bagian dari upaya tersebut, Batik Air memperkuat program pembinaan dan meningkatkan prosedur keselamatan operasional penerbangan terhadap semua awak pesawat," kata dia.

Ia menyambung, "Demi memastikan aspek-aspek keselamatan dan kualitas layanan yang selalu pada level tertinggi, Batik Air mengadakan evaluasi rutin terhadap semua operasional penerbangan. Fokus utama dari evaluasi ini adalah pada detail operasional dan aspek keselamatan, menegaskan bahwa setiap prosedur dan praktik kerja selaras (berdasarkan) standar keselamatan."

4 dari 4 halaman

Kronologi Kejadian

Dalam laporan kronologi KNKT, menurut Antara, awalnya pilot berusia 32 tahun dan kopilot berusia 28 tahun itu mengoperasikan pesawat Airbus A320 yang membawa penumpang dari Jakarta menuju Kendari, dengan rute pulang pergi.  Di tengah penerbangan dari Jakarta menuju Kendari, pilot menawarkan pada kopilot untuk tidur karena ia tampak kelelahan.

Dari situ, kopilot memutuskan tidur selama 30 menit, dan pilot mengambil alih tugas kopilot sementara. Pesawat pun berhasil mendarat dengan selamat di Kendari. Dalam investigasi KNKT, tertulis bahwa selama transit di Bandar Udara Haluoleo, Kendari, pilot dan kopilot menyempatkan makan mi instan.

Setelah menurunkan semua penumpang, pesawat melanjutkan penerbangan kembali pukul 00.05 Universal Time Coordinated (UTC) menuju Jakarta dengan nomor penerbangan BTK6723. Total penumpang yang berada di pesawat menuju Jakarta itu tercatat sebanyak 153 orang.

Saat pesawat mencapai fase ketinggian jelajah 36 ribu kaki, pilot dan kopilot melepas headset dan volume pengeras kokpit dinaikan. Kala itu, pilot meminta izin pada kopilot untuk beristirahat, dan kopilot mengambil alih tugas pilot sementara.  Selang beberapa waktu, pilot terbangun dan menawarkan pada kopilot apakah ia ingin beristirahat, namun kopilot menolaknya.

"Kedua pilot melakukan percakapan non-tugas selama sekitar 30 detik, kemudian PIC (pilot) melanjutkan tidur. SIC (kopilot) mengetahui bahwa PIC sedang tidur dan melanjutkan tugas sebagai pilot maupun kopilot,” jelas laporan pendahuluan yang ditandatangani Soerjanto Tjahjono.

Saat detik-detik penerbangan inilah, koordinasi antara kopilot ACC wilayah Jakarta seharusnya terjalin. Namun, pukul 01:43:42 UTC saat ACC Jakarta bertanya pada kru pesawat berapa lama pesawat itu terbang di jalurnya, tidak ada respons dari kru kokpit. Kopilot ternyata tidak sengaja tertidur.

Sekitar 12 menit setelah transmisi terakhir, ACC Jakarta kembali berupaya melakukan kontak dengan pesawat, namun tetap tidak mendapat respons. Sejumlah upaya dilakukan untuk menghubungi pilot dan kopilot, termasuk mengontak pilot pesawat lain untuk membantunya, tapi tidak ada respons dari pesawat BTK6723.

Setelah itu, pada 02:11 UTC atau sekitar 28 menit sejak transmisi terakhir, pilot terbangun dan menyadari bahwa kopilotnya tertidur dan pesawat tengah berada di luar jalur penerbangan. Pilot segera membangunkan kopilot dan merespons panggilan dari ACC dan pilot pesawat lain.

Pesawat kemudian diarahkan kembali menuju jalur penerbangan yang seharusnya, dan berhasil mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dengan selamat.

Video Terkini