Sukses

Pendaki Asal Yogyakarta Tewas di Gunung Agung Bali, Nekat Mendaki meski Sudah Dilarang

Sempat disangka Warga Negara Asing (WNA), identitas pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Agung akhirnya diungkap Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).

Liputan6.com, Jakarta - Sempat disangka Warga Negara Asing (WNA), identitas pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Agung akhirnya diungkap Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Korban diidentifikasi sebagai Alexander Bimo Haryotedjo asal Yogyakarta.

Kepala Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengatakan bahwa pria itu diketahui berusia 60 tahun, dan rumahnya beralamat di Desa Bongsari, Semarang Barat, Jawa Tengah. "Tim sudah mengevakuasi korban, dan ada penambahan personil dari Kantor Basarnas Bali, Jimbaran, menuju Pos Pengubengan," kata Sidakarya, Rabu, 13 Maret 2024, dikutip dari merdeka.com, Jumat (15/3/2024).

Dikatakan bahwa petugas berhasil menuju lokasi korban ditemukan tewas di Gunung Agung pada Rabu, sekitar pukul 12.39 Wita. Korban dilaporkan mendaki tanpa pemandu. Tidak ada yang mengetahui kapan ia memulai pendakian di Gunung Agung, karena sebenarnya sudah ada larangan pendakian dari pemerintah setempat.

Larangan tersebut berkenaan dengan adanya upacara keagamaan Ida Batara Turun Kabeh. Penemuan jasad pendaki itu awalnya viral di X, dulunya Twitter. Unggahan yang dimaksud memuat tangkapan layar pesan Instagram dari seseorang yang mengaku menemukan jasad manusia saat mendaki Gunung Agung. Si pengirim pesan juga menulis koordinat lokasi jasad itu.

Sidakarya mengatakan, jenazah ditemukan pada koordinat 8°20'31.12"S - 115°29'35.81"E di ketinggian sekitar 2.833 mdpl, Selasa siang, 12 Maret 2024. Ciri-cirinya, pendaki meninggal dunia itu menggunakan jaket dan celana panjang warna hitam, rambut putih beruban, serta membawa tas berwarna hijau.

2 dari 4 halaman

Proses Evakuasi Jenazah

Sidakarya berkata, "Info awal kami terima melalui grup potensi SAR yang menyatakan bahwa seorang pendaki WNA menemukan jenazah. Selanjutnya berkoordinasi dengan BPBD, serta pemandu lokal setempat, akhirnya dipastikan informasi tersebut A1 pada pukul 19.00 Wita."

Disebut bahwa sekitar pukul 17.00 Wita, dua pemandu lokal mendaki melalui Pengubengan dan setelah dua jam lebih perjalanan, mereka tiba di lokasi penemuan jenazah. Namun, kondisi cuaca di TKP berkabut tebal dan angin sangat kencang. Karena itu, proses evakuasi tidak memungkinkan untuk dilaksanakan Selasa malam.

"Pagi tadi pukul 03.00 Wita, tim SAR gabungan sudah bergerak dari Pos Pengubengan, dan normalnya perjalanan pergi dan pulang sekitar enam jam, tentunya akan memerlukan waktu lebih lama karena mengevakuasi jenazah," tandasnya.

Bulan lalu, seorang pendaki dilaporkan meninggal dunia setelah tersambar petir di Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat. Peristiwa duka itu terjadi pada Sabtu sore, 24 Februari 2024, sekitar pukul 15.00 WIB, lapor kanal Regional Liputan6.com, 26 Februari 2024.

Korban meninggal berusia 20 tahun itu berasal dari Kecamatan Malingping, Lebak Banten. Ia tengah melakukan pendakian bersama lima kawannya yang lain saat insiden nahas itu terjadi.

3 dari 4 halaman

Pendaki Tewas Tersambar Petir

Berdasarkan keterangan Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Garut, Ganjar Sugilar, cuaca tengah berkabut, hujan lebat disertai petir saat rombongan pendaki melintas di sekitar ketinggian 1.800--2.000 mdpl. Para pendaki dilaporkan mendaki Gunung Cikuray melalui jalur Pamancar Kecamatan Cilawu.

"Salah satu pendaki Gunung Cikuray jalur via Pamancar Kecamatan Cilawu tersambar petir pukul 15.00 WIB. Diketahui survivor berasal dari Lebak Banten berjumlah enam orang, satu orang dinyatakan meninggal dunia," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya.

Ganjar menyampaikan, ia sempat terlibat dalam upaya evakuasi bersama anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Babinsa, dan masyarakat setempat. "Kami melakukan evakuasi penjemputan di Pamancar, tiba pukul 20.00 WIB," katanya.

Setelah berhasil melakukan evakuasi, korban langsung dilarikan ke rumah sakit. Sementara, para pendaki lain dievakuasi ke pos di Cikuray untuk beristrihat. Menurut Ganjar, para pendaki lain masih syok saat itu.

"Korban meninggal dunia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerag (RSUD) dr. Slamet Garut menggunakan mobil ambulans BPBD," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Erupsi Gunung Marapi

Akhir tahun lalu, erupsi Gunung Marapi meninggalkan duka bagi keluarga para pendaki yang meninggal. Menurut catatan hingga 6 Desember 2023, pukul 21.00 WIB, total korban jiwa yang meninggal dunia adalah 23 orang. 

Dalam bencana tersebut, otoritas menyatakan 75 pendaki tercatat sedang mendaki puncak salah satu gunung paling aktif di Pulau Sumatra tersebut pada Minggu sore, 3 Desember 2023, saat erupsi terjadi. Kantor SAR Padang menyebutkan dari 75 pendaki itu, 49 langsung turun pada hari yang sama erupsi terjadi, sedangkan 26 lainnya terjebak di atas Gunung Marapi.

Petugas penyelamat gabungan menemukan korban hilang terakhir pada Rabu, 6 Desember 2023. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Ichwan Pratama Danda mengonfirmasi bahwa korban terakhir yang ditemukan meninggal dunia telah teridentifikasi, menurut rilis BNPB. Berikut daftar korban jiwa yang telah teridentifikasi:

  1. Muhammad Adan/21th/L
  2. Muhammad Teguh Amanda/19th/L
  3. Nazahra Adzin Mufadhol/22th/L
  4. Muhammad Alfikri/19th/L
  5. Nurva Afitri/27th/P
  6. M. Wilki Syaputra/20th
  7. Divo Suhandra/26th
  8. Afranda Junaidi/26th
  9. Wahlul Alde Putra/19th
  10. Riski Rahmat Hidayat/20th
  11. Reyhani Zahra Fadli/18th
  12. Filhan Alfiqh Faizin/18th
  13. Aditya Prasetyo/20th
  14. Yasirli Amri/20th
  15. Irfandi Putra/21th
  16. Muhammad Iqbal/23th
  17. Ilham Nanda Bintang/21th
  18. Novita Intan Sari/39th
  19. Lenggo Baren/19th
  20. Zikri Habibi/19th
  21. Liarni/22th
  22. Frengki Chandra Kusuma/23th
  23. Siska Alfina