Liputan6.com, Jakarta - Berolahraga sembari menikmati pemandangan danau, gunung dan bukit yang indah, bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Olahraga itu disebut dengan trail run atau trial running. Trail running, atau lari lintas alam, merupakan kegiatan lari di jalur yang tidak beraspal, seringkali melibatkan medan alam yang beragam seperti gunung, hutan, dan berbagai lintasan alami.
Aktivitas ini menawarkan tantangan yang berbeda dibandingkan dengan berlari di jalan raya, seiring dengan keindahan alam yang dapat dinikmati oleh para pelari. Salah satu atlet atau pelari trail Indonesia adalah Arief Wismoyono. Menurut Arief, pada dasarnya, lari lintas alam melibatkan lari di jalur yang tidak diaspal atau dijalani oleh kendaraan bermotor.
Baca Juga
Berbeda dengan lari di jalan raya atau lintasan lari yang biasa, trail running menawarkan pengalaman yang lebih alami dan menantang karena peserta harus melewati berbagai medan seperti tanah berbatu, jalur tanah, bebatuan, dan mungkin juga melewati sungai atau daerah dengan kemiringan yang curam.
Advertisement
Arief menambahkan, trail running belakangan begitu populer di Indonesia. Pasalnya, masyarakat awam dapat ikut serta, tanpa harus tergabung ke dalam sebuah lembaga khusus melatih atau menaungi trail running. Namun, trail running masih membutuhkan latihan yang intens.
"Sebenarnya ada banyak jenis dari trail running. Salah satunya lari lintas gunung dan kebetulan jenis ini yang saya tekuni sekarang. Jad, trail running di gunung bukan hanya membutuhkan aktivitas berlari. Jenis lari ini juga biasanya memadukan aktivitas pendakian gunung. Bisa dibilang pelari trail running bukan hanya berlari melainkan juga mendaki,” terangnya.
"Untuk melakukan trail running jenis ini, kita perlu perlengkapan yang tepat. Seperti sepatu lari khusus, baju olahraga yang sesuai, jas hujan dan tas yang mudah dibawa," lanjutnya.
Dalam waktu dekat ini, Arief akan menjadi salah satu peserta di perhelatan Trail of The Kings (TOTK) Zero Edition. Ia didapuk sebagai Brand Ambassador of Trail of The Kings. Ajang lari ini akan diadakan pada 4 Mei sampai 5 Mei 2024 di Pulau Samosir, Kecamatan Panguruan, Danau Toba, Sumatera Utara.
Danau Toba Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia
Menggandeng Creation Sport Division selaku organizer, ajang ini akan menghadirkan banyak kegiatan seru. Di antaranya kompetisi trail run (lari lintas alam) berdasarkan jarak rute mulai 5 kilometer, 10 kilometer, trail run 27 kilometer dan ultra trail run 50 kilometer.
Rangkaian kegiatan yang bertujuan mempromosikan pariwisata alam, sejarah, dan kebudayaan lokal di kaldera Danau Toba ini ditargetkan menarik 1.500 peserta baik dalam maupun luar negeri.
"Saya optimistis acara ini bisa mendatangkan banyak pelari yang nantinya membawa pendamping atau keluarganya ke Danau Toba. Kami ingin membranding Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia lewat event-event seperti ini," terang Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan pada konferensi pers Trail of The Kings (TOTK) Zero Edition di press room SUGBK Senayan, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024.
Jimmy berharap untuk kelancaran dan keberhasilan ajang ini banyak pihak berkolaborasi. Baik Pemerintah, komunitas, masyarakat, pelaku industri bisnis, akademisi hingga media. "Sebagai warisan dunia yang sudah diakui UNESCO, kaldera Toba bukan hanya milik orang batak melainkan kebanggaan semua orang bahkan seluruh dunia," ujarnya.
Advertisement
Memperkenalkan Jalur Danau Toba ke Dunia
Ajang lari lintas alam TOTK berambisi memperkenalkan jalur Danau Toba ke dunia lewat lomba lari trail. Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Aris Darmansyah mengungkapkan, TOTK Zero Edition diadakan sebagai usaha mendatangkan UTMB (Ultra Trail du Mont Blanc) ke Indonesia. UTMB adalah ajang trail run paling bergengsi di dunia dengan 10.000 pelari trail run berkumpul setiap tahun.
Direktur Pemasaran Pariwisata BPODT, Wahyu Dito Galih Indharto pada kesempatan tersebut menjelaskan bahwa pengembangan TOTK sebagai produk wisata dan TOTK Zero Edition sebagai aktivitasnya adalah upaya BPODT untuk menjadikan Danau Toba sebagai episentrum kegiatan luar ruangan (outdoor activity) kelas dunia.
Melalui kategori perlombaan yang beragam, TOTK Zero Edition mengundang peserta dari segala usia dan tingkat kemampuan untuk bergabung dan menikmati pengalaman yang tak terlupakan. Usia peserta yang bisa mengikuti perlombaan ini dimulai 10 tahun sampai 85 tahun. Pendaftaran dibuka di situs resmi TOTK mulai 13 Maret 2024 hingga kuota terpenuhi.
Pemandangan yang Akan Disaksikan Pelari
Bukan hanya menikmati alam, para pelari juga akan membaca cerita mengenai warisan kebudayaan suku Batak yang kaya dan membanggakan dengan melewati desa-desa asal mula budaya suku batak dan tempat migrasi Raja Batak pada masanya. Ada juga ikon legendaris batak, yaitu Gunung Pusuk Buhit, yang dalam mitologi suku Batak, puncak gunung ini diceritakan sebagai tempat kelahiran suku batak.
Gunung ini diperkirakan terbentuk sekitar 54,5 ribu tahun lalu dan memiliki ketinggian 1972 mdpl dan mencakup beberapa desa di Kecamatan Sianjur Mula Mula dan Kecamatan Pangururan. Selain Pusuk Buhit, jalur juga melewati banyak situs, desa-desa, tempat-tempat wisata, dan lanskap yang mengagumkan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga ikut mendukung ajang TOTK dan mengajak wisatawan untuk berpartisipasi dan meramaikan event tersebut. Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan event tersebut bagian dari rangkaian trail running kelas dunia, UTMB (Ultra Trail du Mont Blanc) seri dunia pertama yang digelar di Indonesia.
Advertisement