Sukses

Heboh Sampah Menumpuk di Puncak Trunyan Hill Bali akibat Pendaki Tak Bertanggung Jawab

Trunyan Hill di Bali dipenuhi tumpukan sampah plastik sekali pakai akibat ulah pendaki tak bertanggung jawab. Seorang pendaki membagikan kisahnya ketika berada di tempat.

Liputan6.com, Jakarta - Keindahan alam di Trunyan Hill, Bali, mampu menarik wisatawan untuk datang. Kehadiran mereka nyatanya mendatangkan bencana. Tumpukan sampah plastik tersebar di beberapa titik hingga videonya viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @raimardika03, beberapa waktu. Sejumlah orang mengecam temuan itu, termasuk Ni Luh Djelantik yang kerap menyuarakan isu-isu sosial di Bali. Ia mengunggah ulang video tersebut lewat Instagramnya pada Senin, 18 Maret 2024.

"Mestinya diperiksa di pos bawah/di gate. Tidak boleh membawa makanan kemasan dan kalo mau bawa minuman harus di tumbler, dan makanan di container box biar ga kejadian seperti ini," tulis warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut. 

Kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, kemarin, Rai, nama pemilik akun tersebut, mengaku sedih bercampur marah melihat kondisi sampah yang mencemari tempat wisata di dekat Danau Batur tersebut. Pemandangan itu yang terparah yang dilihatnya selama ia bolak-balik mendaki bukit tersebut.

"Itu sampahnya menumpuk mungkin dari para pendaki yang baru pertama kali melakukan pendakian. Jadi, mereka kurang paham akan bahayanya buang sampah sembarangan," tuturnya lewat pesan langsung Instagram, Senin, 19 Maret 2024. Sampah-sampah itu diduga adalah sampah perbekalan mereka, mengingat tidak ada warung di sekitar lokasi penemuan sampah.

Tanpa pikir panjang, Rai bersama dengan tiga rekan pendaki lain mengumpulkan sampah-sampah tersebut ke dalam karung. Ia mengakui awalnya hanya ingin pergi menikmati alam, namun rasa prihatin menggerakkan dirinya untuk membersihkan tumpukan sampah tersebut.

 

2 dari 4 halaman

Jalur Pendakian Dijadikan Perosotan

Rai telah melaporkan temuan tersebut kepada pengelola kawasan wisata Trunyan Hill, Bali. Rencananya, pengelola kawasan yang merupakan masyarakat setempat akan membahas permasalahan ini dalam rapat desa. Untuk laporan dan tindak lanjut dari pemerintah daerah, ia mengatakan tidak tahu-menahu terkait hal tersebut.

Selain sampah, Rai menjelaskan bahwa kepopuleran kawasan wisata Trunyan Hill berdampak pula pada jalur pendakian. Ia menceritakan bahwa jalur sederhana dari tanah ini sempat rusak karena disalahgunakan oleh influencer dan wisatawan untuk membuat konten sosial media.

"Mereka turun dengan cara perosotan dari atas. Jalurnya jadi licin karena itu," sebutnya, geram.

Dalam video yang diunggah oleh pengguna TikTok @bliaguss pada 22 Januari 2024, terekam sejumlah orang sengaja merosot dari atas bukit. Saat ini, pengelola sudah membuatkan jalan setapak guna mempermudah pendaki untuk menikmati keindahan matahari tenggelam di puncak Trunyan Hill. Pemandangan di atas bukit ini menawarkan sensasi bak berada di atas awan dengan Danau Batur terhampar luas. 

3 dari 4 halaman

Imbau Pendaki Punya Bekal Cukup

Rai mengakui Trunyan Hill makin banyak dikunjungi setelah viral di internet. Banyak orang penasaran untuk menyaksikan matahari terbenam dari atas bukit berketinggian 1.834 mdpl ini sambil berkemah. Menurut Rai, wisatawan yang datang kebanyakan adalah turis lokal Bali dari kalangan anak sekolah dan mahasiswa.

"Maklum saja, karena viewnya yang bagus apalagi sejak kebakaran musim panas tahun lalu dan sekarang rumputnya tumbuh lagi, (jadi) seperti di Bromo," tambahnya.

Akses menuju puncak Trunyan Hills tidak terlalu sulit, hanya saja jalannya buruk. Titik awal pendakian biasa dimulai di Pura Ratu Saksi Pancering Jagat, Kabupaten Bangli. Bukit ini cocok bagi para pendaki pemula yang ingin memulai perjalanan mendakinya.

Rai menyarankan untuk sering bertanya ke sesama pendaki lain via online agar bisa mendapat pengalaman dan pelajaran baru dalam hal pendakian. Ia juga berharap agar para pendaki selalu mempersiapkan bekal ilmu yang cukup sebelum mendaki agar kejadian seperti itu tidak terulang.

4 dari 4 halaman

Ada Destinasi Makam Unik di Desa Trunyan

Trunyan Hill terletak di Desa Trunyan, Kintamani, Bangli yang dikenal dengan masyarakat adat Bali Aga-nya. Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, selain pemandangan alam, di desa ini wisatawan juga dapat menikmati pemandangan pemakaman yang tidak biasa, yakni puluhan tengkorak dan jasad mayat-mayat warga yang baru meninggal yang diletakkan begitu saja.

Meski diletakkan tanpa dikubur atau dibakar, tempat tersebut tidak mengeluarkan bau apa pun. Hal ini terjadi karena adanya pohon teru menyan yang disebut menetralisir bau bangkai jasad manusia.

Dikutip dari laman Disparda.baliprov.go.id, kebiasaan meletakkan jenazah itu sudah dilakukan masyarakat Desa Trunyan sejak zaman dahulu. Dari cerita rakyat, upaya menaruh mayat di sekitar pohon taru menyan ini berfungsi untuk melindungi pohon yang dikatakan perwujudan dari permaisuri salah satu Raja dari Jawa. Walau terkesan menyeramkan, tempat wisata ini bisa jadi lokasi belajar budaya masyarakat adat yang beda dari sebelumnya.