Sukses

6 Fakta Menarik Masjid Quba yang Dibangun Saat Hari Pertama Hijrah Nabi Muhammad SAW

Masjid Quba merupakan sebuah masjid yang terletak di Madinah, di wilayah Hijazi Arab Saudi, dibangun pada abad ke-7 M. Masjid ini diperkirakan merupakan masjid pertama di dunia, yang dibangun pada hari pertama hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Quba merupakan sebuah masjid yang terletak di Madinah, di wilayah Hijazi Arab Saudi, dibangun pada abad ke-7 M. Masjid ini diperkirakan merupakan masjid pertama di dunia, yang dibangun pada hari pertama hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Berdasarkan catatan sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW menghabiskan 14 hari di masjid ini. Saat itu ia berdoa singkat sambil menunggu sahabatnya, Ali tiba di Madinah dari Makkah untuk berpura-pura menggantikan Nabi dengan tidur di rumahnya. 

Ketika itu Nabi melaksanakan wudu di rumah, kemudian salat dua rakaat di Masjid Quba hingga turun hadist tentang anjuran dan pahala bagi orang yang salat di Masjid Quba. Peletakan batu pertama konon dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan strukturnya diselesaikan oleh para sahabatnya.

Masih banyak hal mengenai Masjid Quba selain lokasi dan sejarahnya. Berikut enam fakta menarik Masjid Quba yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Masjid Pertama yang Dibangun Nabi Muhammad SAW

Mengutip dari laman Islamic Landmark, Rabu, 20 Maret 2024, Masjid Quba adalah tempat Nabi pertama kali tinggal di Madinah setelah hijrah dari Makkah dengan didampingi oleh Abu Bakar. Mereka tiba pada Senin, 12 Rabiul Awal, yakni empat belas tahun setelah menerima wahyu kenabiannya.

Tanggal ini menandai awal kalender Islam (Hijrah), (16 Juli 622 M). Sebuah masjid pertama dalam sejarah Islam didirikan di sini oleh Nabi Muhammad SAW.

2 dari 4 halaman

2. Pahala Salat di Masjid Quba

Keutamaan Masjid Quba disebutkan dalam ayat Al-Quran berikut dalam Surat Taubah, "Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar ketakwaan sejak awal, lebih layak kamu berdiri di dalamnya…,"

Muhammad biasa pergi ke Masjid Quba dengan berkuda atau berjalan kaki, setiap hari Sabtu dan salat dua rakaat. Beliau menasihati orang lain untuk melakukan hal yang sama, dengan mengatakan, "Barangsiapa yang berwudu di rumah lalu pergi dan salat di Masjid Quba, maka dia akan mendapat pahala seperti umrah."

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal, Al-Nasa'i, Ibnu Majah dan Hakim al-Nishaburi. Awalnya, masjid ini dibangun 6 kilometer dari Madinah di desa Quba, sebelum Madinah diperluas hingga mencakup desa ini.

3. Rancangan Masjid Berubah

Arsitek Klasik Baru Abdel-Wahed El-Wakil merancang masjid pada abad ke-20 untuk merenovasi masjid dengan ukuran yang lebih besar, ia bermaksud untuk memasukkan struktur lama ke dalam desainnya. Namun masjid lama dirobohkan dan diganti dengan yang baru.

Masjid baru ini terdiri atas ruang sholat persegi panjang yang dibangun di platform lantai dua. Ruang salat terhubung dengan cluster yang berisi kawasan pemukiman, perkantoran, tempat wudu, pertokoan dan perpustakaan

3 dari 4 halaman

4. Perluasan Masjid Quba

Sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW, umat Islam terkadang melaksanakan salat Jumat di rumah Sa’ad bin Khaithamah yang ditutup. Lokasi rumah ini termasuk dalam perluasan Masjid Quba modern tetapi lokasi rumah Kulthoom bin Hadm ditandai dengan beberapa batu besar di sebelah barat daya Masjid Quba.

5. Nabi Muhammad SAW Turut Membawa Batu Saat Pembangunan Masjid

Nabi Muhamamd SAW secara pribadi membawa batu dan pasir bersama para sahabatnya untuk pekerjaan konstruksi. Saat itu Nabi sudah disambut penduduk Madinah yang merupakan kaun Anshar dan begitu juga kaum muhajirin selayaknya saudara.

Al-Tabarani mengutip perkataan Al-Shimous Binti Al-Nuaman, "Saya melihat Nabi ketika dia membangun masjid ini. Ia biasa membawa batu dan batu di punggungnya hingga bengkok. Saya juga melihat debu di baju dan perutnya. Namun ketika salah satu temannya datang untuk mengambil beban darinya, dia akan mengatakan tidak dan meminta temannya untuk pergi dan membawa beban yang sama."

4 dari 4 halaman

6. Melibatkan Arsitek Mesir dan Pakistan

 

Untuk bangunan masjid, ruang salat disusun mengelilingi halaman tengah yang bercirikan enam kubah besar yang bertumpu pada kolom-kolom yang bergerombol. Sebuah serambi membatasi halaman di sebelah timur dan barat, sedangkan serambi satu teluk membatasinya di utara dan memisahkannya dari tempat salat wanita.

Area salat wanita yang dikelilingi oleh sekat, terbagi menjadi dua bagian sebagai lorong yang menghubungkan pintu masuk utara dengan halaman. Ketika Masjid Quba dibangun kembali pada 1986, arsitektur Madinah tetap dipertahankan, yakni kubah putih bergaris dan permukaan basal serta eksterior sederhana di mana kualitas ini  mengingatkan pada kesederhanaan Madinah.

Halamannya ditandai dengan marmer hitam, merah dan putih. Bagian itu pada siang hari terlindungi dari panas terik dengan tirai. Kisi-kisi Arabesque menyaring cahaya dari kebun palem di luar. Elemen bangunan baru ini mencakup karya arsitek Mesir Abdel-Wahed El-Wakil, arsitek Pakistan Hassan Khan Sayyid dan arsitek Stuttgart Mahmoud Bodo Rasch

Video Terkini