Liputan6.com, Ankara - Ada banyak tempat wisata menarik dan bersejarah di ibu kota Turki, Ankara. Sebagai kota yang memiliki lebih dari 2.800 masjid, salah satu yang populer dan banyak dikunjungi wisatawan adalah Mecit Haci Bayram atau Masjid Haji Bayram. Dalam bahasa setempat, kompleks tersebut dinamakan Cami Haci Bayram Veli.
Tim Lifestyle Liputan6.com bersama beberapa media lainnya sempat menyambangi masjid tersebut atas undangan Türkiye Tourism Promotion and Development Agency (TGA). Meskipun didirikan pada 1427, masjid ini menampilkan banyak karakteristik khas arsitektur abad ke-17. Bangunannya telah direnovasi secara menyeluruh dan dibangun ulang beberapa kali selama bertahun-tahun.
Baca Juga
Masjid yang berlokasi di kawasan kota tua Ulus, Ankara itu diperbaiki oleh arsitek Ottoman, Mimar Sinan, pada abad ke-16, dengan penambahan ubin dari Kutahya pada abad ke-18. Sebelum masjid tersebut ada, lokasi lahannya merupakan bekas kastil Bizantium yang banyak terpengaruh budaya Eropa.
Advertisement
Sultan Turki lalu mengalokasikan lahan tersebut untuk pembangunan tempat ibadah umat Islam. Namun, masih ada pengaruh lama seperti bentuk bangunan masjid yang mirip kastil.
"Luas kompleks ini mencapai 700 meter persegi. Bangunan utamanya ada dua lantai. Bagian atasnya ditutup dengan atap heksagonal. Perancang masjid ini seorang arsitek terkenal dalam sejarah Turki Utsmaniyah, Mimar Sinan," jelas Mehmet Donmez, salah seorang pemandu dari TGA, Rabu, 20 Maret 2024.
"Kalau dilihat dari luar, masjid ini menampilkan kesan sederhana atau minimalis. Bahkan, bentuknya seperti sebuah kastil dengan menara yang tinggi. Dinding masjidnya tersusun dari material batu bata dengan fondasi batu. Warna dindingnya dibiarkan alami," lanjut Mehmet.
Masjid Simpel tapi Terkesan Megah
Ia menambahkan, gaya arsitektur Mimar Sinan terlihat dari menaranya. Bagian menara Masjid Haji Bayram berbentuk kotak yang dipadukan dengan bentuk silinder yang ramping. Pada bagian atas minaret atau menara, dihadirkan bentuk kerucut.
Sisi eksteriornya mungkin tampak simpel. Namun, kesan itu mulai pupus saat memasuki interior masjid yang megah. Setidaknya ada enam lampu kristal yang menggantung pada bawah atap masjid tersebut. Semuanya mengitari sebuah lampu kristal yang lebih besar di tengahnya.
Salah satu ornamen pada interior masjid ini ialah keramik bermotif yang merupakan produk lokal, yakni berasal dari wilayah Kutahya. Kota ini berada di sebelah barat Turki dan memang tenar dengan motif keramiknya yang cerah. Kemilau jendela dan juga warna dinding bangunan tersebut berpadu apik dengan motif karpetnya yang berwarna dominan biru muda.
Masjid Haji Bayram sudah termasuk dalam daftar tentatif Situs Warisan Dunia versi UNESCO sejak 2016. Oleh pemerintah setempat, citra masjid tersebut terus digaungkan. Dampaknya, banyak para wisatawan lokal maupun mancanegara yang menyambanginya.
Advertisement
Wisatawan Harus Berpakaian Sopan
"Di bulan Ramadhan seperti sekarang ini, selepas shalat Ashar banyak yang mengaji di masjid ini termasuk para ulama setempat. Mereka mengaji sambil menunggu waktu berbuka puasa. Saat iftar atau buka puasa, masjid menyediakan minuman dan makanan secukupnya buat para jemaah masjid," tutur Mehmet.
"Selama bulan puasa masjid ini tetap terbuka untuk siapa saja, yang penting tertib dan berpakaian sopan. Untuk wanita, harus pakai kerudung dan pakaiannya tidak boleh terbuka. Waktu buka selama Ramadhan juga lebih panjang karena ada shalat tarawih," sambungnya.
Masjid ini dibangun untuk menghormati dan mengenang Haji Bayram Veli. Ulama dari Desa Solfasol, Ankara, itu merupakan salah satu tokoh penting bagi perkembangan tasawuf di Turki. Nama aslinya adalah Numan bin Koyunluca Ahmet. Ia lahir pada 753 Hijriyah atau 1352 Masehi.
Bukan hanya dikenang sebagai pendiri aliran tarekat Bayramiah, Haji Bayram juga dihormati karena karya-karya sastranya yang memesona berupa sajak-sajak dan himne. "Haji Bayram mengajar di Sekolah Karamedrese, Ankara. Madrasah ini terkenal akan kajian teologi dan didirikan seorang Muslimah filantropi bernama Meklike Hatun," kata Mehmet.
Buka Puasa di Hamamonu Street
Semasa hidupnya, Haji Bayram terus mengembangkan ajaran sufi yang terinspirasi dari Somuncu Baba. Pada akhirnya, aliran tarekatnya lebih dikenal sebagai Bayramiah. Tidak hanya rakyat lokal, kalangan penguasa pun menaruh respek terhadapnya.
Pada 1430, Haji Bayram menutup perjalanan hidupnya di Ankara. Masjid Haji Bayram pun didedikasikan untuk mengenang sosok ini. Haji Bayram pun dimakamkan di kawasan masjid ini. Para wisatawan yang mengunjungi Masjid Haji Bayram juga bisa berbuka puasa di kawasan Hamamonu Street yang berada di dekat masjid tersebut.
Mereka yang akan mengunjungi Masjid Haji Bayram akan melewati Hamamonu yang cukup ramai. Di sepanjang jalan kita tidak hanya akan menjumpai para pedagang suvenir, tapi juga penjual makanan dan sejumlah restoran yang menyajikan beragam kuliner khas Turki.
Sebagian besar penjual makanan baru buka di sore hari, begitu juga dengan restoran yang baru beroperasi menjelang waktu Magrib. Menjelang waktu buka puasa, hampir semua restoran terlihat sudah dipenuhi pengunjung.
Advertisement