Liputan6.com, Jakarta - Tourism Western Australia resmi merilis panduan wisata ramah Muslim yang bisa diakses di situs web mereka, westernaustralia.com. Langkah ini diharapkan bisa membujuk wisatawan Indonesia, yang kebanyakan pemeluk agama Islam, berlibur ke wilayah tersebut untuk merasakan langsung berbagai atraksi menakjubkannya.
Market Manager Tourism Western Australia untuk Indonesia, Vera Darmadi, mengatakan bahwa ini merupakan kali pertama pihaknya merilis panduan wisata ramah Muslim. Perlu digarisbawahi, tegasnya, Australia Barat tidak mencitrakan diri sebagai destinasi wisata halal, namun Muslim-friendly.
Ini terutama dengan dimasukkannya daftar masjid, musala, maupun islamic center, serta restoran halal dan ramah Muslim yang bisa dimasukkan saat menyusun jadwal perjalanan ke sana. "Restoran di daftar yang kami buat tidak semuanya bersertifikat halal, beberapa ada yang vegetarian maupun Muslim-friendly," kata Vera di sela acara peluncuran panduan wisata ramah Muslim oleh Tourism Western Australia di bilangan Jakarta Pusat, Rabu, 20 Maret 2024.
Advertisement
Ia menyambung, "Seperti yang kalian lihat di buku panduan, itu bukan itinerary wisata halal. Rencana perjalanannya sama dengan itinerary liburan pada umumnya. Tapi kalau memang mau mengunjungi tempat-tempat yang punya warisan kebudayaan Islam, bisa juga dicari tahu di situs web komunitas Muslim lokal."
Di antaranya, Vera merekomendasikan pergi ke Katanning bila ingin melihat jejak Islam di tanah Australia Barat. "Masjid di sana (Katanning) juga sudah tua. Imam (besar masjid) sudah (diturunkan sampai) beberapa generasi," ia melanjutkan.
Memudahkan Rencana Perjalanan ke Australia Barat
Vera mengakui bahwa sekarang, turis Indonesia belum berada di jajaran teratas pelancong yang menyambangi Australia Barat. "Karena itu, kami merilis panduan wisata ramah Muslim supaya turis Indonesia mau berlibur ke Western Australia," ucapnya. "Kami selalu meninjau perkembangan (angka kunjungan) wisatawan Indonesia ke Western Australia, dan itu terus bertambah."
Selain Indonesia, panduan wisata ramah Muslim itu dirilis di Singapura dan Malaysia. "Malaysia, negara tetangga kita, juga punya komunitas Muslim yang kuat, makanya kami rilis (panduan wisata ramah Muslim) di sana," Vera menyebut.
Executive Director Tourism Western Australia, Melissa Forbes, mengaku bersemangat dengan perilisan panduan wisata ramah Muslim tersebut. Ia berbagi dalam keterangannya, "Dengan musim liburan Idul Fitri yang semakin dekat, momentum peluncuran panduan wisata ramah Muslim ini tepat bagi wisatawan Indonesia."
Panduan ini menjanjikan informasi lengkap dan terbaru yang memudahkan perencanaan perjalanan ke Australia Barat. "Para pelaku wisata Australia Barat juga terus mendorong semangat inklusivitas dan aksesibilitas sebagai bagian dari atraksi wisata berkelas dunia," sebut dia. "Karena itu, saya ajak wisatawan dari Indonesia untuk mulai merencanakan liburan ke Australia Barat.”
Advertisement
Destinasi Wisata Alam sampai Budaya
Australia Barat, yang merupakan negara bagian terbesar di Negeri Kanguru, disebut memiliki beragam pengalaman wisata unik yang terdiri dari warisan alam dan budaya. Atraksinya mulai dari destinasi yang terdaftar sebagai situs Warisan Budaya UNESCO, seperti terumbu karang tepi di Ningaloo, hingga kesempatan memperluas wawasan dengan mengenal salah satu kultur tertua di dunia, mengingat wilayah ini diklaim masih lekat dengan budaya Aborigin, suku asli Australia.
Wilayah ini menjanjikan petualangan imajinatif bagi setiap turis. Bagi pelancong yang baru pertama kali menyambangi Western Australia, Vera merokemendasikan setidaknya meluangkan waktu lima hari empat malam untuk berlibur. "Dari Jakarta sudah ada penerbangan direct ke Perth dengan harga (tiket pesawat) yang terjangkau dan jarak tempuhnya hanya sekitar 3,5 jam," ucapnya.
Ia melanjutkan, "Setiap kali ditanya kapan waktu terbaik untuk menunjungi Australia Barat, saya selalu bilang kapan pun, kecuali saat musim panas, yakni Desember sampai Februari, karena cuacanya panas luar biasa. Kadang-kadang sampai ada peringatan gelombang panas dan kebakaran hutan."
Jangan Hanya Jelajah Perth
Vera melanjutkan, saat ini, Perth memang satu-satunya gerbang masuk ke Australia Barat. Tapi, ia merekomendasikan kota itu semata sebagai "makanan pembuka" atau "pencuci mulut" dari keseluruhan perjalanan di wilayah tersebut.
"Saran saya, kalau mau menghabiskan waktu sehari di Perth, pilih hari Kamis, karena ada late night shopping, di mana toko-toko buka sampai pukul sembilan malam, alih-alih tutup pukul 17.00 seperti biasa," ia merekomendasikan.
Ia menyebut, sekarang sudah banyak agen perjalanan yang menawarkan paket wisata door-to-door, yang mana pelancong akan dijemput dan diantar kembali ke hotel. Karena itu, ia merekomendasikan untuk mengambil agenda wisata di sekitar Perth. "Australia Barat selalu tentang pengalaman healing di alam, jadi jangan cuma di Perth," kata dia.
"Bisa ke Fremantle yang berjarak hanya 30 menit berkendara dari Perth," ia melanjutkan. "Jadi, bisa tetap menginap di Perth, tapi juga menjelajah atraksi-atraksi di sekitarnya."
Ia juga mewanti-wanti untuk jangan sampai melewatkan kesempatan bertemu quokka liar di Rottnest Island. Ia pun merekomendasikan agenda stargazing di Pinnacles. "Di sana, masing-masing agen perjalanan akan mewarkan pengalaman berbeda. Ada yang buat paket sand healing, jadi semacam meditasi untuk membersihkan energi negatif," sebut dia.
Soal bujet, Vera menyebut sebaiknya pelancong disarankan menyiapkan sekitar Rp20 juta--Rp30 juta, yang mana biasanya itu sudah termasuk harga tiket pesawat. Secara lebih lengkap, Anda bisa menyusun rencana perjalanan sesuai preferensi masing-masing di situs web Toursim Western Autralia.
Advertisement