Sukses

6 Fakta Menarik Masjid Al-Jummah di Madinah, Tempat Pertama Nabi Muhammad SAW Salat Jumat Berjamaah

Masjid Al-Jummah menandai tempat Nabi Muhammad SAW memimpin salat Jumat pertamanya. Peristiwa ini terjadi tak lama setelah hijrahnya dari Makkah.

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Al-Jummah atau Masjid Al-Jum'ah yang berada di perbatasan Madinah, Arab Saudi merupakan salah satu masjid bersejarah. Berlokasi sekitar 2,5 km dari Masjid-e-Nabwi, nama masjid memiliki cerita tersendiri karena mengambil kata Jum'ah atau Jummah yang berarti hari jumat. 

Masjid ini juga dikenal dengan banyak nama lainnya, seperti Masjid Bani Salim, Masjid Al-Wadi, Masjid Al-Ghubaib, atau Masjid 'Atikah. Masih banyak hal mengenai Masjid Al-jummah selain lokasi maupun asal-usul namanya. Berikut enam fakta menarik Masjid Al-Jummah yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Pertama Kali Nabi Muhammad SAW Salat Jumat

Mengutip laman Islamic Landmarks, Selasa (26/3/2024), masjid ini menandai tempat Nabi Muhammad SAW memimpin salat Jumat pertamanya. Peristiwa ini terjadi tak lama setelah hijrahnya (migrasi) dari Makkah.

Saat itu Nabi Muhammad SAW meninggalkan Quba pada hari Jumat untuk menuju ke Madinah. Tak lama turunlah perintah untuk melaksanakan salat Jumat. Sekitar satu kilometer dari Quba ia melewati desa Banu Salim bin Auf.

Penduduk Bani Salim berdoa, "Wahai Nabi Allah, engkau tinggal di rumah sepupu kami selama beberapa hari, berilah kami pahala juga, karena mereka akan bangga terhadap kami sampai hari kiamat jika engkau tinggal bersama mereka."  

2. Sekitar Seratus Muslim Ikut Salat Jumat

Kemudian, saat itu Rasullulah SAW Nabi turun dari kudanya dan melaksanakan Jum'at pertamanya di tempat mereka. Sekitar seratus Muslim berpartisipasi dalam salat Jumat pertama ini.

Di antara mereka adalah kerabat Nabi Muhammad SAWA dari Bani an-Najjar yang datang menemuinya dan beberapa dari Bani Amr yang mengantarnya dari Quba. Setelah melaksanakan shalat Jumat, Nabi lalu menaiki Qaswa atau unta miliknya dan berangkat ke kota Madinah.

 

 

2 dari 4 halaman

3. Renovasi Masjid Al-Jum'ah

Masjid ini dibangun dengan batu awalnya kemudian dihancurkan dan direnovasi beberapa kali. Sebelum perluasan terakhir, masjid dibangun di atas gundukan kecil, dengan satu kubah terbuat dari batu bata merah dan memiliki halaman dengan panjang 8 meter dan lebar 6 meter.

Renovasi masjid sudah dilakukan berkali-kali, mulai dari masa Kekhalifahan Abbasiyah, zaman Kesultanan Utsmaniyah dipimpin oleh Sultan Bayazid, renovasi juga dilakukan pada akhir abad ke-9 Hijriah oleh Syamsuddin Qawan, hingga Sayyid Hasan Asy-Syarbatli pada pertengahan abad ke-14 Hijriah. Renovasi terakhir dilakukan pada 1409 Hijriah oleh Kementerian Wakaf Arab Saudi akhirnya menghancurkan bangunan lama.

4. Kini Manampung 650 Jemaah

Di bangunan masjid baru terdapat tempat tinggal untuk Imam, muadzin, perpustakaan, madrasah tahfidz al-Qur'an, tempat salat untuk perempuan dan kamar mandi. Masjid Al-Jum'ah kemudian dibangun kembali serta diperluas untuk menampung 650 jamaah. Kini tempat ibadah ini juga memiliki sebuah menara, sebuah kubah utama di tengah area salat dan empat kubah kecil di sisi-sisinya. 

3 dari 4 halaman

5. Khutbah Nabi Muhammad SAW yang Pertama

Saat menggelar salat jumat untuk pertama kalinya, Rasulullah SAW juga memberi khutbah Jumat pertama yang dirangkum dari NU Online, sebagai berikut:

"Wahai manusia, hendaklah kamu berbuat kebajikan bagi dirimu sendiri, kamu akan mengetahui, demi Allah, sesungguhnya seseorang dari kamu dikejutkan dengan suara gemuruh, sehingga meninggalkan domba gembalaannya, maka domba itu tidak ada penggembalanya lagi."

Allah berfirman padanya, padahal tidak ada penerjemah dan tidak ada penghalang yang menghalangi di sisi-Nya, "Tidakkah rasul-Ku telah datang kepadamu menyampaikan kebenaran? Aku karuniakan kepadamu harta dan kenikmatan yang banyak maka apa yang dapat kamu kerjakan untuk dirimu?"

Orang itu kemudian menoleh ke kiri dan ke kanan, semuanya lengang tidak melihat sesuatu. Kemudian melihat ke depannya, ia pun tidak melihat sesuatu kecuali Jahannam. Siapa yang ingin terlepas dari siksa Jahannam, meskipun hanya sekedar berbuat baik kepada orang lain dengan memberikan secuil buah kurma, hendaklah ia lakukan. Jika secuil buah kurma pun tidak dimilikinya maka hendaklah ia bertutur kata yang baik. Sebab tutur kata yang baik adalah amal perbuatan yang terpuji....". (M. Khudry Bek, Nur al-Yaqien, hal. 82).

4 dari 4 halaman

6. Pesan Nabi agar Umat Islam Selalu Berbuat Kebajikan

Khutbah tersebut mengarahkan umat manusia agar selalu berbuat kebajikan terhadap sesamanya dan tidak mencampakkan dirinya dalam kehancuran dan kenistaan. Sebagai umat Islam, kita wajib memberikan bantuan terhadap mereka yang membutuhkannya.

Bantuan itu bisa berupa harta, kebijaksanaan, jasa, nasehat, fikiran, do'a, dan bertutur kata yang baik. Umat Islam diarahkan al-Qur’an agar senantiasa menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, tidak diperkenankan mengabaikan salah satunya.

Hal ini sesuai dengan pesan dalam salah satu surat di Al-Quran, (QS. Al-Qashash, 28: 77):

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." 

Video Terkini