Liputan6.com, Jakarta - Istri Pasha Ungu, Adelia Wilhelmina atau akrab disapa Adelia Pasha baru saja mengalami musibah. Di hari ulang tahunnya ke-35 pada Jumat, 22 Maret 2024, istri Pasha Ungu itu kehilangan tasnya akibat dicopet saat berlibur ke Paris, Prancis.
Adelia mengalami musibah itu pada saat sedang mengunjungi outlet brand fesyen ternama di Galeries Lafayette Paris Haussmann. "Sedih banget, pas ulang tahun ilang tas, HP, kartu-kartu semua ilang. Untung ada satu HP penyelamat. Kalau mau hubungi aku, lewat dm aja ya. Kayaknya mau dapat rejeki banyak kali ya. Dapet ujian, ditipu, ilang barang," tulisnya, mengutip Instagram Story akun @adeliapasha.
Baca Juga
Pasha Ungu menyampaikan bahwa kasus yang menimpa istrinya itu sudah mereka laporkan ke polisi setempat dan kini sedang ditangani. Pasha pun mewanti-wanti semua orang agar lebih berhati-hati jika sedang berada di Paris.
Advertisement
Eropa boleh saja dikenal sebagai tujuan wisata favorit bagi para turis di berbagai dunia. Negara-negara di Eropa diketahui memiliki bangunan bersejarah nan indah serta pesona alam menakjubkan.
Meski peradabannya sudah maju, ternyata tingkat kriminalitas di beberapa negara Eropa termasuk tinggi. Kebanyakan, para turis yang menjadi korban dari aksi pencurian mereka, terutama karena mereka membawa barang-barang berharga, seperti ponsel, uang tunai, kamera, hingga laptop. Barang-barang tersebut banyak jadi incaran pencuri atau copet yang memanfaatkan kelengahan para turis.
Kota di Eropa yang Rawan Copet
Menurut para pakar di lembaga perbandingan perjalanan Quotezone yang membuat European Scam Index, beberapa destinasi yang paling banyak pencopet di Eropa adalah lain Paris di Prancis, Roma di Italia, dan Barcelona di Spanyol. Kota Praha di Republik Ceko, Athena di Yunani, Madrid di Spanyol, Milan di Italia, Lisbon di Portugal, Amsterdam di Belanda dan Budapest di Hungaria juga patut diwaspadai.
Biasanya pencuri beraksi secara berkelompok dengan salah satu bertugas mengalihkan fokus turis, lalu rekannya dengan cepat mencuri barang wisatawan. Untuk memastikan perjalanan yang aman dan menyenangkan, penting bagi wisatawan untuk mewaspadai modus kejahatan saat liburan. Melansir laman Zoomlite, Selasa, 26 Maret 2024, berikut cara menghindari menjadi korban penipuan atau copet saat menjelajahi Eropa.
1. Lakukan riset sebelum pergi
Pengetahuan adalah pertahanan pertama untuk melawan penipuan. Sebelum memulai petualangan di Eropa, telitilah penipuan umum di negara tertentu yang ingin dikunjungi. Kesadaran akan penipuan lokal setidaknya bisa membantu mengenali potensi ancaman dan tetap waspada dalam situasi yang tidak biasa.
Advertisement
2. Gunakan operator tur resmi
Saat memesan tur atau aktivitas, cari operator tur yang bereputasi dan berlisensi. Mereka umumnya akan selalu meminta wisatawan untuk berhati-hati dan waspada terhadap hal-hal yang mencurigakan.
Hindari membeli tiket atau layanan dari pedagang kaki lima atau sumber online yang tidak terverifikasi. Penipu kerap menjual tiket palsu ke tempat-tempat wisata populer, sehingga menyebabkan kekecewaan dan kerugian finansial.
3. Tetap waspada di ATM
Saat menggunakan ATM, terutama di kawasan wisata, kita harus waspada. Perangkat skimming adalah alat umum bagi pencuri untuk menangkap informasi kartu. Pilih ATM yang berlokasi di area yang cukup terang dan aman, tutupi keypad saat memasukkan PIN, dan periksa mesin apakah ada lampiran yang mencurigakan sebelum memasukkan kartu.
4. Berhati-hatilah terhadap pencopet
Pencopetan adalah masalah umum di banyak kota di Eropa, terutama di kawasan wisata yang ramai. Amankan barang bawaan dengan memakai tas punggung, ikat pinggang, atau kantong leher. Hindari menyimpan barang-barang berharga di saku yang mudah dijangkau dan dibuka. Waspadai lingkungan sekitar, terutama di pasar yang sibuk, transportasi umum, dan tempat-tempat wisata populer.
5. Verifikasi layanan taksi
Oknum supir taksi bisa saja memanfaatkan wisatawan dengan mengambil rute yang lebih panjang atau mengenakan tarif selangit. Sebaiknya gunakan perusahaan taksi yang bereputasi baik, sepakati tarif sebelum memulai perjalanan, dan, jika memungkinkan, gunakan aplikasi berbagi tumpangan yang memberikan harga transparan. Hindari menerima tumpangan dari orang yang mendekati secara agresif di tempat wisata populer.
6. Waspada terhadap bantuan yang tidak diminta
Beberapa penipuan terkadang dilakukan lewat yang tidak diminta dari seseorang, seperti berpura-pura membantu memberikan petunjuk arah atau mengambil foto. Meskipun banyak orang yang benar-benar membantu, tetaplah berhati-hati dan tolak bantuan jika merasa tidak nyaman.
7. Berhati-hatilah terhadap penduduk lokal yang terlalu ramah
Meskipun Eropa terkenal dengan penduduknya yang ramah, berhati-hatilah terhadap orang-orang yang mendekati dengan keramahan yang berlebihan atau cerita yang rumit. Penipu sering kali menggunakan teknik pengalih perhatian atau cerita sedih untuk mengalihkan perhatian, sementara kaki tangan akan mencoba mencuri barang-barang. Tolak dengan sopan percakapan panjang lebar dengan orang asing, terutama di tempat terpencil atau ramai.
Â
Advertisement