Liputan6.com, Jakarta - Mekkah menjadi salah satu kota impian para umat Muslim untuk dikunjungi. Banyak cara untuk menuju ke sana, salah satunya dengan bersepeda seperti yang dilakoni pasangan suami istri asal Cimahi, Jawa Barat, Muhamad Rafli Purnama Nur (25) dan Zahra Alzena (25).Â
Keinginan untuk pergi ke Tanah Suci menggunakan sepeda tercetus sejak sebelum pandemi Covid-19. Saat itu, Rafli sedang berkelana ke India seorang diri sebagai bagian dari perjalanan sebagai backpacker di akhir 2019. Saat itu, dia melihat banyak orang yang touring lintas negara menggunakan sepeda.
Baca Juga
"Saya pun tertarik untuk melakukan hal yang sama tapi ke Tanah Suci," ujarnya kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis (28/3/2024).
Advertisement
Â
Ide itu kemudian disampaikan kepada istrinya dan mengajak bersama-sama menunaikan umrah dengan perjalanan tak biasa. Di saat bersamaan, ia juga meriset rute perjalanan menuju Mekkah yang akan dilewati via internet serta bertanya pada orang yang sudah berpengalaman.
"(Istri) langsung menyetujui karena tahu mimpi ini tuh mimpi saya dari sebelum kenal dia," tutur Rafli.
Sebelum melakukan perjalanannya dengan gowes sepeda, ia dan istri juga mempersiapkan semua aspek, terutama kekuatan fisik dan mental. "Fisik yang harus dilatih sebelum memulai perjalanan. Mental yang emang harus sudah biasa dan melakukan perjalanan jauh," ucapnya. "Membiasakan gowes setiap hari minimal 10 km," tambahnya ketika ditanya latihan fisik apa yang biasa dilakukan.
Memulai Perjalanan Pertama
Â
Selain fisik dan mental, mereka juga menyiapkan finansial karena memahami bahwa dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Rafli bersama istrinya mengaku sudah menabung sejak lama untuk mempersiapkan perjalanan ini. Meskipun nominal yang dikumpulkannya tidak disebutkan, Rafli mengatakan bahwa tabungan yang dipersiapkan harus sebanyak-banyaknya.
"Dana yang tidak sedikit membuat kita harus nabung terlebih dahulu," ucapnya. "Udah ada niat untuk ada perjalanan ini, kita berdua langsung nabung. Sedikit demi sedikit," tambahnya.
Setelah dirasa cukup, pasangan suami istri itu akhirnya memulai perjalanan hari pertama dari rumahnya di Cimahi pada Sabtu, 24 Februari 2024. Ia memperkirakan akan membutuhkan waktu sembilan bulan untuk mencapai Mekkah.
"Karena ini akan melintasi 15 negara dengan jarak 15.000 km dan akan memakan waktu sekitar sembilan bulan dan mungkin akan tiba bulan November 2024," kata Rafli seraya menyebut tak akan melewati India. "Sekarang sudah tiba di Kalimantan Utara, lebih tepatnya Kota Tarakan," ucapnya. Pasangan itu menaiki sepeda gunung dengan beberapa tas di depan dan belakang sepedanya.
Â
Advertisement
Tak Perlu Cuti
Rafli dan Zahra tidak menargetkan jarak yang harus ditempuh setiap hari. Mereka hanya akan terus mengayuh sepeda dari pagi hingga sore hari. Ketika jam-jam salat, mereka akan beristirahat. "Kita gowes sesampainya tergantung kondisi cuaca dan fisik kita sendiri," ujarnya.
Mereka bisa leluasa karena pekerjaan yang ditekuni tidak terikat dengan pihak ketiga. Sebagai kreator konten, mereka tidak membutuhkan izin cuti kerja. Mereka justru mendapat penghasilan dari konten-konten perjalanannya. Ya, perjalanan Rafli dan Zahra selalu dibagikan ke media sosial Instagram @purnamarafli_.Â
"Perjalanan ini pun sembari kita bikin konten dan mencari penghasilan sembari melakukan perjalanan," jelas Rafli.
Meski diakui tak mudah, keluarga mereka mendukung keputusan Rafli beserta istrinya untuk pergi ke Mekkah menggunakan sepeda, tanpa ada rombongan lain yang ikut serta. "Kita hanya berdua saja, istri dan suami tanpa tim lain pun," katanya.Â
Karena berdua, suka duka di perjalanan yang dibagi berdua, termasuk saling menguatkan untuk tetap berpuasa di bulan Ramadan. Pasalnya, energi yang dikeluarkan akan terkuras.
Tantangan yang Dihadapi
Â
Rafli juga menambahkan bahwa dirinya sejak awal meniatkan untuk tetap berpuasa sebisa mungkin karena bulan Ramadan hanya sekali dalam setahun.
"Walaupun di bulan puasa, sebisa mungkin kita tetap puasa, karena ini perjalanan panjang dan puasa Ramadhan hanya sebulan dalam setahun. Jadi, di bulan ini kita lebih prioritaskan puasanya. Karena kan perjalanan ini juga perjalanan spiritual atau ibadah, jadi ya ibadah wajibnya pun harus tetap kita jalani," tuturnya.
"Alhamdulillahnya di puasa hari ke-16 ini saya sendiri belum ada bolong puasa alias puasa setiap hari tetap dijalani walaupun dengan bersepeda. Tapi jaraknya lebih pendek," ungkapnya.
Tantangan lainnya yaitu terkait dengan cuaca yang tidak menentu. Perubahan cuaca yang signifikan membuat tubuh mereka menjadi lemah. Namun, itu tidak menyurutkan semangat mereka. Mereka tetap melanjutkan perjalanan meskipun harus berhenti ketika kondisi tubuh sudah mulai merasa tidak enak. "Tergantung sakitnya, kalau masih flu biasa istirahat aja beberapa hari sampai badan kuat untuk bersepeda."
Advertisement