Sukses

Turis Asing Ditangkap Usai Mencoba Menculik Anak di Bali, Ni Luh Djelantik Kembali Kecam Wisman Bermasalah

Ni Luh Djelantik merasa geram dengan kejadian tersebut yang semakin menambah daftar panjang para turis asing bermasalah terutama di Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Turis asing atau WNA (Warga Negara Asing) di Bali kembali berulah. Kali ini kasusnya tidak main-main karena soal usaha penculikan. Sebuah video dengan percobaan penculikan dua anak oleh seorang WNA ramai beredar di media sosial pada Selasa, 26 Maret 2024.

Warganet diimbau untuk waspada. "Tetap jaga keluarga dan teman kalian semeton. Percobaan penculikan 2 anak di Kori Nuansa Ungasan oleh seorang wisatawan asing.," tulis akun Instagram @daun.bali.

"Satu anak lepas untuk mencari pertolongan. Setelah didatangi warga bule itu keluar membawa senjata tajam. Sekarang sudah ditangani pihak terkait," lanjut akun tersebut. Lokasi percobaan penculikan diduga berada di Perumahan Kori Nuansa, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Dalam video terlihat seorang WNA yang diduga sebagau pelaku diikat di kursi, WNA itu disebut telah diamankan polisi. Dalam video itu juga terlihat seorang anak perempuan dirangkul seorang perempuan. Anak itu diduga sebagai korban.Belum diketahui identitas WNA itu yang diduga depresi sehingga melakukan percobaan penculikan. Polisi masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini.

Peristiwa itu juga menjadi perhatian desainer sepatu sekaligus politisi asal Bali, Ni Luh Djelantik. Ia pun mengunggah berita tersebut di akun Instagramnya pada Rabu (27/3/2024).

"Percobaan penculikan 2 anak oleh WNA, salah satu anak berhasil melarikan diri dan minta tolong 😭 Menerima pengaduan warga melalui #laporniluh 😢," tulisnya dalam awal unggahannya.  Ni Luh mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada kepolisian setempat atas gerak cepatnya mengamankan pelaku percobaan penculikan anak di Badung Selatan.

"Depresi kok malah coba nyulik anak kecil. Dipenjara saja agar kenalan sama warga napi lainnya. Setelah itu black list selamanya,” sebutnya. Ni Luh merasa geram dengan kejadian tersebut yang semakin menambah daftar panjang para wisatawan mancanegara (wisman) bermasalah terutama di Bali.

"Jagalah anak-anakmu. Bali sudah darurat wna/turis asing bermasa;lajh. kita harus menyaring agar tidak dijajah," sambungnya. Unggahan itu pun mendapat beragam komentar dari warganet yang banyak menyoroti ulah para WNA di Bali.

 

2 dari 4 halaman

Menyaring WNA yang Berkualitas

"Alasannya depresi. Hati2 dgn para pedophilia. Jaga anak2 dan kasih pengertian waspada pada orang asing," komentar seorang warganet.

"Jangan mau terlihat lemah!! Kita harus saring WNA, agar cuma yg berkualitas yg hadir.. Terima kasih mbok sudah selalu kasih info ke kami, sehingga kami merasa aman,” kata warganet lain.

"Apapun alasannya, ini orang udah ngga bener banget. Masukin penjara. Setelah itu usirrrr. Jangan kasih masuk lagi. Ini kasusnya serius bgt,” ujar warganet lainnya.

"Kalo kita ke luar negri ditanyain berapa duit yg kita punya di bank, harusnya buat WNA yg ksini juga gitu dong ya...bener gak sih? Just sayin,” tulis warganet yang lain.

Berbagai usaha sebenarnya sudah dilakukan pemerintah setempat maupun pusat untuk lebih menseleksi wisman yang masuk ke Bali. Salah satunya adalah kebijakan membayar pajak wisata bagi turis asing sebesar Rp150 ribu.

Namun pengumpulan pajak wisata (levy) di Bali itu dinilai masih belum optimal. Dinas Pariwisata (Dispar) Bali menyatakan baru 40 persen dari total turis asing yang datang ke Bali membayar pajak wisata Rp150 ribu.

3 dari 4 halaman

Penerapan Pajak Wisata di Bali

Hal itu berdasarkan hasil evaluasi yang dibacakan dari seluruh wisatawan asing yang datang sejak 14 Februari 2024. "Sejak pungutan wisman diberlakukan, wisatawan asing yang membayar rata-rata lima ribu orang per hari," kata Kepala Dinas Pariwisata (dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, dilansir Antara, Rabu, 20 Maret 2024.

Dalam Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), Senin, 25 Maret 2024, Tjok menjelaskan celah yang luput dari pemantauan Pemerintah Provinsi Bali. Salah satunya soal tidak menempatkan petugas di area kedatangan domestik.

"Jujur kemarin ini lebih fokus dengan kedatangan di (area) internasional. Sekarang ini kami sudah, sebulan ini kami sudah mengajukan ke pihak Angkasa Pura untuk menempatkan konter di kedatangan domestik sebagai bahan masukan dari wisatawan asing yang melalui Jakarta atau jalan lain yang menuju ke Bali," terang Tjok.

Sampai saat ini, ia mengaku masih menunggu izin dari pihak Angkasa Pura. "Karena hal ini memang masuknya keluhan-keluhan wisatawan melalui customer service kami," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Sidak Pajak Wisata Bali

Di samping itu, sosialisasi juga harus terus digencarkan. Pihaknya berterima kasih kepada Kemenparekraf dan Kementerian Luar Negeri yang membantu menyosialisasikan pungutan wisata kepada mitra asing. Kemenlu, sahut dia, mengundang para dubes yang ada di Jakarta ke Bali. Sosialisasi juga dilakukan kepada duta besar Indonesia di luar negeri yang menjadi perpanjangan pemerintah di luar negeri.

Hingga 18 Maret 2024, sebanyak 219.466 orang sudah membayar pajak wisata dengan nominal yang diterima Pemprov Bali Rp32.919.900.000. Padahal, potensi penerimaannya jauh lebih besar. Maka itu, pemerintah daerah berencana melakukan sidak pembayaran pajak wisata oleh turis asing di empat objek wisata.

"Sidak akan dilaksanakan mulai minggu depan, tepatnya tanggal 26 Maret 2024, yang akan menyasar objek wisata yang ada di Bali di antaranya, Uluwatu, Tanah Lot, Ulun Danu Beratan, dan juga Tampaksiring," kata Tjok Bagus, dalam kesempatan berbeda.

Sidak tersebut bertujuan untuk memastikan wisatawan asing yang datang ke Bali sudah membayar pungutan wajib itu. Proses pengecekan akan dilakukan di pintu masuk atau keluar objek wisata, sehingga tidak mengganggu aktivitas wisatawan menikmati keindahan destinasi wisata.