Liputan6.com, Jakarta - Memutuskan isi hamper Lebaran memang susah-susah-gampang. Menekan kemungkinan produknya terasa tidak berkenan, Anda bisa memilih item terlaris yang siapa tahu dipakai si penerima bingkisan Idulfitri.
Dari The Body Shop, yang sudah eksis selama 32 tahun di Indonesia, ada dua produk paling favorit yang bisa jadi pilihan. Pertama, sebut Senior Brand Manager The Body Shop Indonesia Tatya Rachman, adalah body butter.
"Faktanya, shea body butter kami itu terjual setiap 14 detik," katanya saat acara pembukaan kembali gerai mereka di Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2024. "Populer banget, (karena) teksturnya beda: kental, tapi tidak lengket."
Advertisement
Kemudian, produk lain yang tidak kalah menarik perhatian adalah rangkaian white musk. "Produk satu ini sepertinya tidak boleh hilang dari The Body Shop Indonesia," sebut Tatya.
Ia juga mengungkap cerita di balik nama white musk. Tatya berbagi, "Musk untuk membuat parfum diambil dari kelenjar rusa, tapi The Body Shop berhasil membuat musk sintetis sehingga tidak ada rusa yang terlukai (dalam proses produksinya). Makanya kami menyebutnya white musk."
Demi memberi visual dan perasaan berbeda, mereka sempat mengubah kemasan produk tersebut, ia menambahkan. Secara global, produk White Musk terjual satu buah setiap menit.
Tatya berkata, "Produk-produk The Body Shop merupakan produk kecantikan pertama yang menentang pengujian kosmetik pada hewan. Kami punya keyakinan mendasar bahwa hewan tidak boleh dirugikan dalam upaya mencapai kecantikan."
"The Body Shop jadi perusahaan kecantikan global pertama yang mencapai 100 persen formulasi produk vegan di semua rangkaian, termasuk perawatan kulit, perawatan tubuh, perawatan rambut, makeup, dan fragrance oleh The Vegan Society," bebernya.
Produk Favorit Konsumen Gen Z
Tatya menyambung dengan membahas produk favorit konsumen gen Z mereka. "Rangkaian 'Tea Tree' karena masalah jerawat memang rentan di usia puber," ia menyebut.
Penawaran produk-produk ini diklaim kian segar dengan peresmian toko dengan konsep baru di gerai Pondok Indah Mall 1. Lokasi ini dinilai bersejarah karena merupakan outlet pertama The Body Shop saat memasuki pasar Indonesia pada 1992.
Disebut bahwa The Body Shop Pondok Indah Mall merupakan toko ke-3 di Jakarta yang mengusung konsep "Change-making Beauty Store." Beberapa fiturnya sejalan dengan nilai yang dipegang merek kecantikan itu, termasuk keberlanjutan. "Panel di store itu terbuat dari kayu (bekas) yang dipakai untuk mengirim produk kami," ucap CEO The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo.
Mereka juga memperlihatkan hasil daur ulang kemasan yang diubah jadi barang lain, seperti pajangan maupun tempat menaruh sabun batang. Selain itu, terdapat tempat isi ulang air minum. "Bawa tumbler sendiri, kemudian boleh isi ulang air minum gratis, bahkan tanpa membeli apapun," kata Suzy.
Dengan demikian, mereka bertujuan membantu mengurangi volume sampah kemasan air mineral. Tidak ketinggalan, ada juga mural untuk menambahkan kepribadian kuat dari merek yang mengaku ingin "membawa kebaikan pada dunia."
Advertisement
Kembangkan Bisnis Secara Online
Suzy berkata, "Sejak tahun 1992, kami telah berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan produk berkualitas tinggi, tapi juga jadi suara perubahan yang berkelanjutan. Dari sebuah visi yang dibawa pendiri kami, Anita Roddick, kami telah tumbuh jadi lebih dari sekadar merek kecantikan. Kami adalah gerakan yang mendorong perubahan positif dalam industri dan masyarakat."
"The Body Shop terus beradaptasi jadi sebuah perusahaan yang lincah dalam menjalankan bisnisnya dengan berinovasi jadi brand yang berbasis teknologi tanpa meninggalkan semangat autentiknya di awal berdiri 32 tahun lalu. Kami percaya The Body Shop akan terus eksis di masa yang akan datang," imbuhnya.
Bersama optimisme tersebut, Suzy menegaskan bahwa bisnis The Body Shop Indonesia dalam kondisi baik-baik saja di tengah berita penutupan toko di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. "Kami bahkan masih akan buka gerai-gerai baru (tahun ini), karena pasar Indonesia masih sangat vibrant," ia menyebut.
Kesiapan mereka di toko daring, Tatya menambahkan, juga jadi kekuatan lain. "Kami adalah negara pertama (cabang The Body Shop secara global) yang punya aplikasi. Jadi waktu pandemi datang, ekosistem (online) kami sudah siap."
Inisiasi Berbagai Aktivisme
Â
Suzy mengatakan, "Kami sangat senang karena aplikasi ini dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Hingga saat ini, sudah sekitar 200 ribu Beauty Lovers yang mengunduh dan jadi bagian dari komunitas aplikasi ini. Hal ini semakin membuktikan bahwa The Body Shop masih relevan sebagai beauty brand terdepan."
Tatya menyambung bahwa aplikasi mereka juga dikembangkan untuk program loyalti pelanggan, memberi informasi penawaran menarik, dan memberi tahu berbagai aktivisme mereka sebagai brand. Setidaknya ada tiga sektor yang jadi fokus mereka dalam hal ini, yakni:
1. Lingkungan
Kampanye Bring Back Our Bottle mengajak Beauty Lovers mengembalikan kemasan kosong produk ke toko untuk didaur ulang. Sejak kampanye ini bergulir pada 2008, sekitar 12 juta kemasan plastik bekas produk berhasil dikembalikan.Â
2. Isu sosial
Advokasi tentang pentingnya menghentikan kekerasan seksual terhadap perempuan juga dilakukan The Body Shop Indonesia. Pihaknya ikut mendorong disahkannya Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual oleh DPR RI pada 2020.Â
3. Kemanusiaan
Pada 2023, The Body Shop juga memberi dan mengumpulkan donasi bagi saudara-saudara kita di Gaza, Palestina dalam kerangkan program Bersatu untuk Kemanusiaan, dan telah berhasil mengumpulkan Rp1,8 miliar.
"Ke depan, kami ingin terus menginspirasi dan melibatkan Beauty Lovers dalam misi kami menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Dengan beradaptasi dan berinovasi, The Body Shop Indonesia percaya bahwa produk-produk, serta nilai-nilai yang ditawarkan dapat jadi pijakan yang kuat supaya kami tetap relevan dan selalu dekat di hati konsumen," tutup Suzy.
Advertisement