Liputan6.com, Jakarta - JK Rowling membuat surat terbuka pada para polisi dalam rangkaian perlawanannya terhadap kelompok transgender yang terus menyerangnya secara personal karena menolak menyebut transgender sebagai perempuan. Penulis buku Harry Potter itu menantang polisi menangkapnya menggunakan undang-undang ujaran kebencian yang baru berlaku di Skotlandia.
Sejumlah aktivis transgender menyebut bahwa menolak menyebut laki-laki yang memutuskan jadi transgender sebagai perempuan sebagai tindakan ilegal di Skotlandia. Karena itu, Rowling dinilai telah melanggar aturan.
Baca Juga
Rowling menanggapinya dengan membuat cuitan panjang di X, dulunya Twitter, pada Senin, 1 April 2024. Ia menilai dengan pengesahan UU Kejahatan Kebencian Skotlandia, anggota parlemen Skotlandia lebih menghargai perasaan laki-laki yang memiliki gagasan tentang jadi perempuan, betapapun misoginis atau oportunisnya si lelaki, dibandingkan hak dan kebebasan perempuan dan anak perempuan yang sebenarnya.
Advertisement
Secara terbuka, ia mengkritik UU baru tersebut. Menurutnya, aturan tersebut rentan disalahgunakan aktivis transgender yang ingin membungkam para perempuan yang berbicara tentang bahaya penghapusan ruang seks tunggal bagi perempuan dan anak perempuan, termasuk dipaksa berkompetisi dengan transpuan di kompetisi olahraga perempuan, hingga ketidakadilan di dunia kerja.
"Selama beberapa tahun terakhir, perempuan Skotlandia telah ditekan pemerintah dan anggota kepolisian untuk menyangkal bukti yang terlihat oleh mata dan terdengar di telinga mereka, menolak fakta biologis dan menganut konsep gender neo-religius yang tidak dapat dibuktikan dan diuji," tulisnya.
Ancam Keselamatan Para Perempuan dan Anak Perempuan Asli
Rowling menyatakan bahwa definisi ulang perempuan yang memasukkan setiap laki-laki yang mengaku sebagai perempuan telah menimbulkan konsekuensi serius terhadap hak-hak dan keselamatan perempuan dan anak perempuan di Skotlandia. "Dampak paling kuat dirasakan seperti sebelumnya, oleh kelompok yang paling rentan, termasuk narapidana perempuan dan perempuan penyintas pemerkosaan," lanjut dia.
Ia menegaskan, tidak mungkin menggambarkan atau mengatasi kasus kekerasan dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan, maupun mengatasi serangan terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan saat ini, kecuali masyarakat diperbolehkan menyebut laki-laki sebagai laki-laki. Ia pun menyatakan kebebasan berbicara.
"Saat ini saya berada di luar negeri, namun jika apa yang saya tulis di sini memenuhi syarat sebagai pelanggaran berdasarkan ketentuan undang-undang baru, saya berharap dapat ditangkap ketika saya kembali ke Skotlandia," tulis Rowling seraya meminta mereka yang setuju dengan pandangannya untuk membagikan ulang tulisan tersebut.
Advertisement
Tandai Kasus-Kasus Kekerasan Seksual yang Dilakukan Transgender Oportunis
Rowling juga menyinggung kasus pemerkosaan oleh Isla Bryson, yang merupakan nama transgender dari Adam Graham. Penuh dengan sarkasme, ia mengatakan pemerkosa Bryson 'menemukan jati dirinya sebagai perempuan sesaat sebelum dia dijatuhi hukuman.'
Mengutip The Sun, Selasa (2/4/2024), ia menambahkan, "Kesalahan gender adalah kebencian, jadi hormati kata ganti Isla."
Ia juga menyinggung kasus Samantha Norris yang dipenjara setelah 'mengekspos penisnya' pada dua gadis muda. Secara sarkas, ia menyebut Norris 'masih seorang wanita baginya.'
Amy George yang dihukum 20 tahun penjara karena melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis yang diculiknya saat berpakaian seperti wanita, dan penyiar India Willougby juga jadi sasaran. Dalam pesan selanjutnya, Rowling menambahkan, "April Mop! Jelas sekali orang-orang yang disebutkan dalam tweet di atas bukanlah perempuan sama sekali, tapi laki-laki, semuanya."
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mendukung Rowling dengan mengatakan, "Orang tidak boleh dikriminalisasi karena menyatakan fakta sederhana tentang biologi. Kami percaya pada kebebasan berpendapat di negara ini."
Sementara, Menteri SNP Siobhian Brown beranggapan sebaliknya. Ketika ditanya apakah menyebut gender secara salah secara online adalah kejahatan, ia menjawab, "Hal itu dapat diselidiki."
JK Rowling Dilaporkan ke Polisi oleh Aktivis Transgender
Sebelumnya, JK Rowling telah kembali terseret kasus hukum. Penulis novel Harry Potter itu dilaporkan ke polisi setelah seorang pembawa berita transgender, India Willoughby (58), tak terima disebut lelaki di media sosial.
Mengutip NY Post, 8 Maret 2024, Rowling sebelumnya menyebut Willoughby 'hanya seorang pria yang menikmati penampilan misoginisnya tentang apa yang menurutnya berarti wanita: narsis, dangkal, dan eksibisionis' lewat media sosialnya. Kepada Byline TV, 6 Maret 2024, transgender itu menyatakan yang dilakukan JK Rowling adalah kejahatan dan mengklaim penulis itu bersalah atas 'tindak pidana.'
India tidak terima disebut laki-laki oleh Rowling. "Saya secara hukum adalah perempuan, dia tahu saya perempuan dan dia menyebut saya laki-laki," ujarnya.
"Itu adalah karakteristik yang dilindungi dan karenanya, itu sebuah pelanggaran atas Undang-Undang Kesetaraan dan Undang-Undang Pengakuan Gender. Dia mencuit hal itu ke 14 juta pengikutnya," sambung Willoughby di X, menanggapi komentar Rowling. Ia juga menghubungi Northumbria Constabulary melaporkan Rowling dalam beberapa unggahan di X pada 3 Maret 2024.
Advertisement