Liputan6.com, Jakarta - "Penistaan croissant belum berenti juga. Sekarang ada yang namanya CROIPAT = Croissant Ketupat 👏👏👏," begitulah bunyi komentar viral di X, dulunya Twitter, terkait kreasi jajanan yang akhirnya menuai pro kontra warganet. Beberapa menganggap penganan yang dirilis jelang momen Lebaran 2024 ini "lucu" dan "menarik dicoba."
Dari mana sebenarnya asal kreasi pastry tersebut? Melansir Says, Selasa, 2 April 2024, croipat merupakan kreasi sebuah toko roti Malaysia bernama Olios Home Cafe. Bisnis yang berlokasi di Sungai Buloh, Selangor ini sukses menarik perhatian karena kreativitas kue Raya mereka.
Kulit kue yang dibuat dengan adonan ala croissant seolah ditenun menyerupai ketupat, dengan pinggiran berwarna hijau dan diisi rendang daging sapi. Menambahkan sentuhan berbeda dari koleksi kue Lebaran, setiap croipat dijual seharga 14 ringgit (sekitar Rp47 ribu) per buah.
Advertisement
Kafe ini juga menawarkan menu spesial Ramadan, termasuk kue Coco Cashew, Tart Nenas dengan selai buatan sendiri, Pistachio London, dan set parsel kue Lebaran. Selain croipat baru mereka, kafe ini terkenal dengan crombolonis, kombinasi croissant dan bombolonis.
Kue seharga 12 ringgit (sekitar Rp40 ribu) itu hadir dalam tiga isian berbeda: berry, cokelat, dan pistachio. Kafe itu juga menawarkan kue-kue lain, seperti butter croissants, cinnamon pecan caramel, double pain au chocolat, cream brûlée danish, Crombo Cookie (perpaduan antara cromboloni dan kue), serta berbagai pasta dan hidangan utama lain.
Ragam Kreasi Croissant
Saking populer, kreasi croissant telah berkembang begitu pesat, dan beberapa idenya membuat dahi sebagian orang mengerut. Sebelum croipat, sudah ada cronigiri yang merupakan perpaduan croissant dengan onigiri kreasi celebrity chef, Nicky Tirta.
Menurut rangkuman kanal Regional Liputan6.com, 11 Februari 2024, di video yang dibagikan Nicky, metode pembuatan cronigiri hampir serupa dengan cromboloni. Alih-alih berbentuk bulat, adonan pastry dibentuk dengan cetakan segitiga menyerupai nasi kepal ala Jepang tersebut.
"Masih saudaraan sama cromboloni, tapi beda bentuk aja..bapaknya masih Croissant, beda ibunya aja marriednya sama Inogiri, Hehehe," tulisnya sebagai keterangan unggahan di akun Instagram-nya.
Berbeda dengan cromboloni, cronigiri berisikan tuna suwir atau ayam suwir dengan kecenderungan rasa asin. Pembuatan croissant dilakukan dengan teknik membentuk lapisan melalui adonan korsvet, penggilingan, dan pengistirahatan adonan sebanyak tiga kali.
Sebelum ini, perpaduan croissant dengan waffle yang identik dengan bentuk kotak berlubang sudah lebih dulu menarik perhatian. Lalu, disusul cromboloni, yang merupakan gabungan antara croissant dan bomboloni.
Advertisement
Kunci Membuat Croissant
Croissant telah jadi salah satu pastry yang populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Selain di toko roti, kedai kopi dan teh beken, restoran hotel juga berlomba-lomba menyajikannya sebagai pelengkap sajian.
Kendati rasa croissant di setiap toko roti biasanya berbeda, menurut pastry chef Kevin Zwygart, ada satu kunci berhasil membuat kue berbentuk mirip bulan sabit tersebut. "75 persen (tingkat) keberhasilan (membuat) croissant dipengaruhi adonan. Itu harus bagus," katanya saat demo masak peluncuran Elle & Vire Professionnel Select Butter Sheet di bilangan Jakarta Selatan, 1 November 2023.
Ia menyarankan memilih tepung tinggi protein, selain memastikan memakai butter di setiap lapisan adonan. "Resting time adonan juga penting sebelum diolah," chef Kevin menambahkan. Untuk membuat adonan bagian dalam lembut, namun garing di luar, ia merekomendasikan memakai butter tinggi lemak.
"Pastikan butter juga tidak beku. Saya lebih suka mengolahnya dalam suhu 10--13 derajat (celcius)," sebutnya. Chef Kevin menyambung, pastry seperti croissant akan terasa lebih enak ketika dimakan hangat.
Bukan dari Paris?
Asal-mula penyebaran croissant secara internasional dikatakan "tersembunyi di depan mata," di toko roti klasik mana pun, menurut BBC. Bukan pain (roti) atau pâtisserie (kue kering), croissant secara teknis adalah viennoiserie, kategori roti sarapan yang juga berisi pain au chocolat atau chausson aux pommes."
Nama kategori ini merupakan bukti asal-usulnya bukan dari Paris, Prancis, melainkan Wina, Austria. Para sejarawan melukiskan gambaran indah tentang kelahiran croissant selama pengepungan Ottoman di ibu kota Austria pada 1683.
Beberapa di antara mereka bahkan memberi penghargaan pada Marie Antoinette karena membawanya ke Paris. Kenyataannya, publik harus berterima kasih pada August Zang, penduduk asli Wina, atas kemunculan proto-croissant pada 1830, yang ia perkenalkan pada warga Paris di toko roti rue de Richelieu miliknya, Boulangerie Viennoise.
Pains de fantaisie-nya di Wina, yang secara harafiah berarti "roti fantasi," menonjol dari penganan Paris saat itu, berkat terobosan ragi baru yang membuat rasa dan teksturnya berbeda.
Advertisement