Sukses

Mengenal Program Makan Siang Gratis di China yang Dipelajari Prabowo

Program makan siang gratis di China yang dipelajari Prabowo setidaknya sudah berjalan selama 13 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto dilaporkan mempelajari budaya pemberian makan siang gratis di sekolah di Beijing, China, Selasa, 2 April 2024. Itu dilakukannya saat kunjungan ke Negeri Tirai Bambu sebagai Menteri Pertahanan, lapor Antara, dikutip Jumat (5/4/2024).

Makan siang gratis di China bukanlah program jangka pendek. Menurut Nikkei Asia, segalanya berubah sejak 2011, ketika pemerintah negara itu memulai program yang belum pernah ada sebelumnya yang dirancang untuk meningkatkan gizi bagi anak-anak di wilayah pedesaan yang luas.

Melalui program ini, lebih dari 600 anak di sekolah Longfu dapat menikmati makan siang sekolah gratis setiap hari. Selama 10 tahun program tersebut, pemerintah pusat telah menghabiskan 147,2 miliar yuan untuk program makanan sekolah, yang mencakup 1.762 kabupaten di 29 provinsi dan 40 juta siswa pedesaan pada Mei 2020.

"Program ini telah meningkatkan kondisi fisik anak-anak pedesaan secara signifikan," kata wakil ketua China Development Research Foundation, Lu Mai. Yayasan ini meluncurkan program tersebtut pada 2007 untuk membantu sekolah-sekolah pedesaan meningkatkan gizi siswa, yang mendapat dukungan pemerintah pusat dan berkembang jadi program percontohan makanan sekolah sejak 2011.

Secara global, program makanan sekolah telah diadopsi secara luas oleh pemerintah berbagai negara sebagai cara meningkatkan kesehatan anak dan mendorong kehadiran di sekolah. Menurut penelitian oleh Program Pangan Dunia (WFP) PBB pada 2020, lebih dari 150 negara menawarkan berbagai jenis program makanan sekolah, dengan dana 41 miliar hingga 43 miliar dolar AS per tahun.

2 dari 4 halaman

Upaya China 10 Tahun

Lebih dari 90 persen pendanaan makanan sekolah berasal dari pemerintah. "Pemberian makanan di sekolah adalah sebuah perubahan besar, bagi anak-anak, masyarakat, dan negara," kata Direktur Eksekutif WFP David Beasley pada Februari 2021. "Satu kali makan sehari sering kali jadi alasan anak-anak kelaparan pergi ke sekolah."

Upaya China selama 10 tahun untuk memperluas program makan gratis di sekolah diklaim menunjukkan hasil positif. Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, rata-rata tinggi badan siswi meningkat 1,69 cm antara tahun 2012 dan 2019 di wilayah yang termasuk dalam program makanan sekolah yang didukung negara. Rata-rata tinggi badan anak laki-laki bertambah 1,54cm.

Namun, program ini menghadapi tantangan dari perubahan kondisi perekonomian negara dan selera masyarakat. Dalam 10 tahun, rata-rata subsidi pemerintah pusat yang mendukung program ini meningkat dari tiga yuan per anak setiap kali makan jadi empat yuan.

Selama periode tersebut, harga makanan pokok naik beberapa kali lipat, sehingga menambah tekanan keuangan pada pemerintah daerah dan sekolah. Sementara itu, kualitas program berbeda-beda di setiap daerah, bergantung pada implementasi di tingkat lokal, dan tantangan untuk menjadikan program ini lebih berkelanjutan adalah tantangan lain bagi para pejabat.

3 dari 4 halaman

Peningkatan Kualitas Makanan

"Saya lebih suka makan di sekolah daripada di rumah," kata Ajian, siswa kelas lima di sekolah Longfu, pada Caixin. Dengan daging, sayur mayur, dan nasi sepuasnya, makan siang di sekolah sudah jadi bagian penting dalam keseharian Ajian.

Sepuluh tahun lalu, banyak anak seperti Ajian di Du'an yang menderita gizi buruk. Sebuah survei yang dilakukan CDRF menemukan bahwa 12 dari setiap 100 siswa di daerah pedesaan di wilayah tersebut menunjukkan keterbelakangan pertumbuhan, yang berarti tinggi badan mereka lebih rendah enam cm dibandingkan teman-teman di daerah perkotaan.

Banyak murid sekolah asmara yang tidak mengonsumsi vitamin C dalam makanan sehari-hari. "Banyak siswa yang tidak makan lemak sepanjang minggu, dan selalu ada siswa yang pingsan karena hipoglikemia," kata Wei Jun, seorang kepala sekolah di Du'an.

Meski pemerintah China telah memberi subsidi miliaran yuan pada keluarga pedesaan untuk nutrisi anak-anak sejak 2008, hanya sedikit dari dana tersebut yang dibelanjakan untuk memperbaiki kualitas makanan anak-anak, merujuk temuan survei CDRF. Ketika program makanan sekolah di China mencapai tujuan utamanya, yaitu memberi makan anak-anak pedesaan, program tersebut kini bergerak menuju peningkatan kualitas makanan, kata beberapa pakar kesehatan.

4 dari 4 halaman

Kasus Malnutrisi Sekaligus Kelebihan Gizi

"Masalah barunya adalah malnutrisi dan kelebihan gizi terjadi bersamaan di kalangan pelajar pedesaan," kata Zhang Fan, pakar kesehatan masyarakat di Hainan Medical University. Studi yang menelusuri program makanan sekolah di pedesaan selama lima tahun terakhir menemukan bahwa meski program ini telah banyak mengurangi malnutrisi, rata-rata kondisi gizi anak-anak masih lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak perkotaan yang lebih sering mengalami kekurangan vitamin.

Di saat yang sama, obesitas meningkat di kalangan anak-anak pedesaan. Sementara itu, Antara melaporkan bahwa Prabowo, baru-baru ini, melihat kantin sekolah di China yang menyediakan makan siang gratis untuk siswanya. Menurut dia, makan siang gratis yang disediakan pihak sekolah bersih dan bergizi.

Berbagai menu makanan sehat tersaji rapi, seperti protein hewani, sayur-sayuran, serta makanan ringan. "Sangat sehat," kata Prabowo saat melihat menu yang disantap oleh para siswa.

Tidak hanya itu, Prabowo juga sempat melihat beberapa ruang kelas di sana. Prabowo juga menyempatkan berbincang dengan beberapa siswa. Di akhir kunjungannya, ia memberi cendera mata berupa pin pada pihak sekolah. "Suvenir. Jadi, Anda tidak akan melupakan saya," kata Prabowo sambil tertawa.