Natasha Rizky dan Desta Salah Tingkah Saat Ngobrol di Podcast Vindes, Warganet Kembali Bahas Soal Rujuk

Tayangan podcast yang diunggah ulang ke berbagai platform media sosial itu pun mendapat beragam reaksi warganet. Di antaranya ada yang membahas lagi soal kemungkinan Natasha dan Desta rujuk.

"Baru kali ini nonton Vindes nangis sesegukan, apalagi pas acara baca puisi dalem banget kata-katanya," tulis seorang warganet.

"Tau banget kenapa Desta pake kaca mata item," tulis yang lain.

"Tapi kalau dalam Islam ga boleh langsung rujuk ya? yang cewe harus nikah dulu sama orang lain. Bener kan?" tanya warganet.

"Kalau talak 3 harus nikah dulu.. cuman kalau talak 1 cukup ijab lagi," seorang warganet mencoba menjawab.

"Nanti penyesalan itu tiba di saat caca sudah dilamar dengan seseorang. Di situ baru Desta ngerasa paling kehilangan," yang lain menimpali.

"Dari sini kita tahu mereka masih saling sayang, tapi ada satu hal dan lainnya yang buat mereka benar-benar nggak bisa nyatu dan menurut aku ada di Desta sih," yang lain berspekulasi. 

Caca bercerita banyak hal saat hadir sebagai bintang tamu di YouTube Vindes. Salah satu yang menarik, ia membahas puisi yang sempat ramai jadi perbincangan warganet karena diduga menggambarkan suasana ruang sidang perceraian dengan pria berusia 47 tahun tersebut.

Topik ini berawal ketika Vincent memperkenalkan buku puisi baru yang dirilis ibu tiga anak itu, Kamu Tidak Istimewa. Caca kemudian menjelaskan bahwa itu buku ketiganya, yang seperti buku keduanya Catatan Kronik, sepenuhnya memuat puisi.

"Buku Aca (panggilannya) dua-duanya self improvement. Jadi lebih tentang kehidupan, relatable untuk sehari-hari kita menghadapi proses kehidupan tuh kayak bagaimana," ucapnya.

Desta kemudian menyebut bahwa ada satu puisi karya Caca berjudul "Ruang Hijau" yang viral di TikTok. 

"Aku bacain ya," kata Desta, yang dijawab Caca, "Boleh. Itu aneh sih sebetulnya kalau kamu yang baca, tapi ya sudahlah."  Menghela panas panjang, sambil sesekali tetap bercanda dengan Vincent, Desta mulai membaca puisi berbunyi:

"Ruang hijau. Aku masih ingat betul pukul 10 pagi memasuki ruang hijau.

Menduduki kursi yang membuat kedinginan, di depannya ada meja kecil untuk bertumpu beban-beban yang sebenarnya angkat tangan.

Jari-jariku melipat-lipat dan menekan-nekan, keringat halus berjatuhan, tapi seperti enggan untuk tampil.

Malu, karena tak ingin terlihat hancur.

Lalu, di depannya ada beberapa sosok analisis. 

Entah itu kontradiksi, tetapi hatiku hendak berangkat.

Belum lagi air mata meringis kecil kesakitan, disangka kering, ternyata tidak kokoh bendungannya.

Aku melihat ke arahnya dengan pelipis mataku ... Ampun, ini di dalamnya berdarah-darah.

Hampir mati.

Dia terlihat biasa saja, ringan.

Tubuhku gontai terambang cedera yang jelas.

Tadinya aku masih berharap dia yang akan membangun narasi perjuangan.

Namun kenyataannya, aku hanya memanjangkan angan-angan."

Setelahnya, Natasha Rizky bertepuk tangan, mengapresiasi Desta yang telah membacakan karyanya. Mantan personel Clubeighties itu lalu bertanya, "Sebenarnya makna puisi ini apa? Aku sih sebenarnya bisa menebak."

Caca kemudian menjawab, "Ini tuh sebenarnya poinnya adalah kita terlalu berharap sama orang yang kita cintai sampai akhirnya kita kecewa dengan orang yang kita cintai." Mendengar itu, Desta mau menjawab dengan puisi pula. Ia berkata, "'Dia terlihat biasa saja, ringan.' Itu yang kamu tahu, kan. Tidak seringan itu."