Liputan6.com, Jakarta - Seorang ratu kecantikan Malaysia kehilangan gelarnya setelah video liburan 'liar' miliknya menjadi viral. Viru Nikah Terinsip, dikenal juga sebagai Duyung Darat, membagikan videonya yang sedang menari erotis bersama penari pria berpakaian minim saat berlibur ke Thailand.
Unggahan perempuan yang meraih gelar Unduk Ngadau Johor 2023 itu sontak memicu reaksi publik. Sejumlah warganet mengkritiknya karena perilakunya dianggap tidak pantas bagi seorang figur publik. Sementara, yang lain membelanya dengan mengatakan bahwa dia hanya bersenang-senang selama liburan.
Mengutip AsiaOne, Kamis (11/4/2024), Viru pun meminta maaf kepada publik melalui media sosialnya pada Senin, 8 April 2024, dengan mengaku 'ceroboh' dalam mengunggah video tersebut. Dia juga mengatakan bahwa dia menyerahkan gelarnya.
Advertisement
Berterima kasih kepada masyarakat atas kata-kata penyemangat mereka, perempuan berusia 24 tahun itu mengatakan semua orang harus 'fokus pada masalah lain dan bergerak maju' dari kejadian tersebut. Viru kemudian dicopot gelarnya oleh Asosiasi Kebudayaan Kadazandusun (KDCA) pada hari yang sama, The Star melaporkan.
Ketua KDCA Tan Sri Joseph Pairin Kitingan membenarkan hal tersebut. Ia menyatakan perilaku seperti itu tidak pantas dilakukan oleh seorang ratu kecantikan yang konon mewakili semangat Huminodun, seorang gadis mitologis yang memiliki keindahan hati, pikiran, dan jiwa secara total.
"Itu tidak jadi masalah kalau dia hanya orang biasa, tapi dia seorang Unduk Ngadau (ratu kecantikan), dan seorang publik figur," ujarnya.
"Kami (KDCA) tidak ingin menjadi sasaran dan menarik perhatian yang tidak perlu." Ia menambahkan bahwa kejadian tersebut harus menjadi peringatan bagi seluruh pemenang kontes kecantikan budaya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Skandal Miss Jepang Keturunan Ukraina
Kasus serupa sebelumnya menimpa Karolina Shiino yang memutuskan mundur sebagai Miss Jepang 2024. Media lokal, Shukan Bunshun, sebelumnya menyebut perempuan berusia 26 tahun itu terlibat skandal asmara dengan seorang pria beristri.
Pihak asosiasi awalnya menyangkal laporan tersebut. Mereka membela Karolina dengan mengatakan ia tidak mengetahui bila kekasihnya yang berprofesi sebagai dokter dan influencer itu sudah menikah. "Asosiasi Miss Jepang meyakini tidak ada yang salah dengan Karolina Shiino," demikian pernyataan mereka di situs, dikutip dari laman Japan Times, Selasa, 6 Februari 2024.
Belakangan, Karoline mengakui telah berbohong. Ia tetap berhubungan dengan pria itu meski sudah mengetahui bahwa ia masih terlibat hubungan pernikahan. Dalam sebuah pernyataan di situs mereka pada Senin, 5 Februari 2024, pihak asosiasi mengatakan telah menerima permintaan Karolina untuk melepas gelar Miss Jepang 2024 dan 'secara serius merefleksikan tanggung jawab kami dalam menimbulkan serangkaian kekacauan'.
Mengutip Kyodo News, asosiasi tersebut juga menyampaikan 'permintaan maaf yang sebesar-besarnya” kepada pihak-pihak terkait, termasuk sponsor dan juri, dan mengatakan penghargaan tertinggi kompetisi tersebut akan tetap kosong hingga sisa tahun ini.
Advertisement
Tuai Kontroversi Sejak Dipilih
Dalam kesempatan berbeda, Karolina juga mengunggah surat permintaan maaf secara terbuka di akun Instagramnya. Ia mengaku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya di tengah kebingungan dan ketakutannya setelah artikel itu keluar. "Saya benar-benar minta maaf atas masalah besar yang telah saya sebabkan dan karena telah mengkhianati mereka yang mendukung saya," tulisnya.
Sebelum skandal asmaranya muncul, Karolina sudah lebih dulu menuai kontroversi saat terpilih sebagai Miss Jepang 2024 pada 22 Januari 2024. Ia menjadi orang Eropa pertama yang memenangkan penghargaan tertinggi kontes kecantikan dan dimahkotai sebagai representasi 'kecantikan paripurna wanita Jepang'.
Faktanya, Karolina sama sekali tidak memiliki darah Jepang. Ia tiba di Jepang pertama kali bersama orangtuanya di usia 5 tahun dan besar di Nagoya, Jepang Tengah.
Namun, orangtuanya bercerai dan ibunya menikah lagi dengan seorang pria Jepang. Nama belakang Karolina pun mengambil dari nama keluarga ayah sambungnya dan menjadi warga negara Jepang lewat proses naturalisasi.
Dalam pidato kemenangannya saat itu, ia mengatakan, "Saya belum pernah diterima sebagai orang Jepang berkali-kali, namun saya merasa bersyukur telah diakui sebagai orang Jepang saat ini."
Picu Perdebatan di Tengah Masyarakat
Kemenangannya saat itu memunculkan perdebatan di tengah masyarakat Jepang tentang apa itu identitas sebagai seorang Jepang dan membuat warga terbelah apakah ia layak menjadi pemenang.
Pelamar yang memenuhi syarat harus berkewarganegaraan Jepang, belum menikah, dan berusia antara 17 dan 26 tahun pada akhir tahun lamaran mereka. Dalam memilih pemenangnya, kontes ini mengatakan bahwa mereka menilai kandidat berdasarkan kekuatan batin, penampilan, dan tindakan mereka.
Shiino mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Kyodo News pada Kamis, 1 Februari 2024, sebelum mengundurkan diri bahwa dia menyambut baik diskusi mengenai pemilihannya dan menghormati orang-orang yang menentang kemenangannya dengan alasan bahwa dia tidak cocok dengan citra Miss Jepang.
"Saya tidak merasa negatif terhadap cara berpikir seperti itu. Sebaliknya, saya percaya pandangan seperti itu memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi," katanya.
Miss Jepang pertama kali diadakan pada 1950, meskipun inkarnasinya saat ini dimulai pada 1967. Ini adalah acara domestik yang tidak mengirimkan pemenangnya untuk mewakili Jepang di ajang kompetisi internasional.
Advertisement