Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Manglayang, Bisa Melihat Keindahan Bandung dan Sumedang dari Puncaknya

Gunung Manglayang terletak di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Gunung tersebut memiliki ketinggian 1.818 meter di atas permukaan laut.

Liputan6.com, Jakarta Gunung Manglayang merupakan sebuah gunung yang terletak di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Gunung tersebut memiliki ketinggian 1.818 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Gunung Manglayang masih berada di dalam deretan gunung-gunung Burangrang, Tangkuban Perahu, dan Bukit Tunggul. Gunung Maranglayang menjadi gunung yang terindah dari rangkaian keempat gunung tersebut. Selain menawarkan aneka pesonanya, juga memiliki potensi alam yang belum tereksplor.

Dari puncak Gunung Manglayang kita bisa melihat keindahan Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang. Apalagi bagi para pendaki gunung belum lengkap rasanya jika belum berkemah dan menyaksikan sunset dan sunrise dari puncak Gunung Manglayang. Sehingga tempat tersebut merupakan salah satu tempat favorit bagi para pendaki gunung.

Masih banyak hal mengenai Gunung Manglayang selain keindahan alamnya. Berikut enam fakta menarik Gunung Manglayang yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com pada Senin, 15 April 2024 dari berbagai sumber: 

1. Dilewati Sesar Lembang yang Mengancam Gempa Jawa Barat

Mengutip Kanal News Liputan6.com, secara morfologi, Sesar Lembang membentuk perbukitan memanjang dari timur sekitar bawah kaki Gunung Manglayang sampai ke barat hampir Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Sesar Lembang terbagi menjadi dua segmen, yaitu bagian barat dan timur. Hingga saat ini, Sesar Lembang masih terus bergerak dan gerakan tersebut berpotensi menghasilkan gempa bumi.

 "Secara potensial dan sebenarnya juga terbukti dari penelitian geologi yang saya lakukan di tahun 2009-2010, itu bisa menghasilkan gempa hingga skala 7. Yang terekam di dalam sejarah geologi dalam paritan yang saya buat itu sampai 6,8 (meter)," papar seorang Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eko Yulianto.

2 dari 4 halaman

2. Pernah Ada Pendaki yang Hilang dan Ditemukan di Curug

Pada Sabtu, 25 Juli 2020, pernah terjadi sebuah peristiwa pendaki yang hilang di Gunung Manglayang. Mengutip Kanal Regional Liputan6.com, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jawa Barat, Deden Ridwansah, menerima laporan bahwa di lapangan korban bersama tiga temannya melakukan pendakian ke Gunung Manglayang melalui jalur pendakian Baru Beureum pada Sabtu, 25 Juli 2020 sekitar pukul 05.00 WIB, dilansir Antara.

Namun di tengah perjalanan sekitar pukul 09.00 WIB, kata Deden, korban terpisah dengan rombongannya di sekitar Pos empat jalur pendakian, hingga menjelang malam korban tidak ada kabarnya. Deden menyampaikan tim gabungan lalu menyusuri jalur pendakian hingga akhirnya menemukan korban di sekitar Curug Ciantani atau sekitar 1,3 kilometer dari lokasi awal korban terpisah dalam keadaan sehat dan selamat.

Selanjutnya korban oleh petugas dievakuasi ke Pos Pendakian Baru Beureum untuk mendapatkan perawatan sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga korban.

3 dari 4 halaman

3. Wisatawan Bisa Kemping

Mengutip situs resmi Kemenparekraf, wisatawan bisa kemping dan mendirikan tenda di lokasi kemping yang telah disiapkan. Anda akan disuguhkan nikmatnya suasana hutan yang tenang dan udara segar yang belum terjamah polusi.

Saat matahari mulai terbenam, wisatawan akan memulai bakar-bakaran menikmati daging dan sayuran segar yang dipanggang di atas api unggun sambil menikmati pemandangan matahari terbenam yang memesona. Wisatawan juga bisa menikmati indahnya sunrise dari atas gunung dan sejuknya udara pagi.

Berdasarkan informasi dari akun Instagramnya @wisatabatukuda, harga tiket masuk Gunung Manglayang ini tidak begitu mahal, untuk per orangnya akan dikenakan biaya sebesar Rp10 ribu. Bagi kamu yang ingin bermalam atau berkemah di Gunung Manglayang kamu harus membayar biaya lebih yaitu Rp15 ribu per orang.  Sedangkan untuk biaya parkir kendaraan yang dikenakan untuk motor adalah Rp5 ribu dan Rp10 ribu untuk roda empat. Sementara jam buka wisata Gunung Manglayang ini  setiap hari buka 24 jam.

4. Wisatawan Berkesempatan Susur Leuweung (Menanam Pohon)

Program susur leuweung ini merupakan bagian dari atraksi wisata Desa Wisata Cibiru Wetan. Secara bahasa, susur leuweung berarti menyusuri hutan. Mengutip Kemenparekraf, dalam hal susur leuweung di Gunung Manglayang ini, wisatawan akan diajak untuk berkontribusi langsung dalam pelestarian Leuweung (Hutan) melalui kegiatan menanam pohon.

Ini adalah kesempatan untuk meninggalkan jejak positif dan berpartisipasi dalam upaya konservasi lingkungan. Kegiatan "Ngaleuweung" bukan hanya sekedar kegiatan rekreasi, tetapi juga sebuah pengalaman yang akan membekas di hati wisatawan.

4 dari 4 halaman

5. Ada 3 Jalur Pendakian

Mengutip situs Manglayang.com, untuk menuju puncak Gunung Manglayang terdapat tiga jalur pendakian. Menurut laman  Badan Informasi Geospasial Republik Indonesia rute tersebut dapat melalui Curug Cilengkrang, Batu Kuda, dan Barubereum.

Jalur pendakian melalui Curug Cilengkrang dan Batu Kuda dapat dicapai melalui daerah Kabupaten Bandung dan bisa dikatakan masih lebih mudah dibanding jalur pendakian melalui Barubereum. Terlebih rute Batu Kuda yang sudah lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang seperti lahan perkemahan, pos penjagaan, aneka warung makanan dan minuman dan tentunya toilet umum.

Sedangkan untuk jalur Baru Beureum, dapat dicapai melalui daerah Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Dari sana menuju ke arah Universitas Padjadjaran, Jatinangor, lalu mengambil arah ke Bumi Perkemahan Kiara Payung, hingga sampai di desa Barubereum. Dari awal pendakian sampai puncak, jalur ini terbilang terjal dan jarang menemui jalan datar. 

6. Panorama Pegunungan yang Mengesankan

Mengutip Gunung Bagging, pada ketinggian sekitar 1.395 meter di atas permukaan laut, jalur Baru Beureum berubah menjadi bebatuan yang tampak seperti sisa-sisa aliran lava kuno dari zaman Manglayang yang merupakan gunung berapi yang kuat dan sering meletus. Pada sekitar titik ini, Anda akan mendengar suara-suara monyet.

Anda juga akan melihat panorama lahan pertanian dan pegunungan yang mengesankan, terutama pegunungan Kareumbi (Gunung Kerenceng) dan Gunung Geulis kecil di sebelah kanan.