Liputan6.com, Jakarta - Perjuangan Kartini tidak pernah usai, meski sosoknya telah tiada, semangatnya tetap diingat oleh perempuan masa kini. Seperti dua sosok Kartini masa kini, dr. Amira, SpOG dan Bidan Wike Aprilia Patungka yang berjuang dari keterbatasan akses di pelosok Indonesia.
Keduanya merupakan tenaga kesehatan yang kini berjuang di wilayah pelosok dengan keterbatasan akses transportasi dan akomodasi. Meski menemui kendala, semangat membantu sesama yang membutuhkan tak pernah padam.
Baik dr. Amira maupun Bidan Wike justru secara kreatif memanfaatkan media sosial TikTok, sebagai ruang inklusif untuk saling terhubung, menginspirasi, dan memberikan semangat positif kepada komunitas perempuan di Indonesia. Mereja berbagi tentang literasi kesehatan yang cukup menantang di daerah pelosok.
Advertisement
Pertama ada dr. Amira yang seorang dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi di Fakfak, Papua Barat. Ia aktif berbagi konten edukatif mengenai kesehatan reproduksi dan kehamilan di TikTok guna memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama perempuan, terkait dengan kesehatan seksual.
"Dokter itu punya beberapa tugas, antara lain preventif dan promotif. TikTok memberikan kesempatan besar untuk menjadi wadah bagi tugas tersebut di mana dokter bisa mengamalkan ilmunya," ungkapnya saat wawancara bersama media secara daring pada Jumat, 19 April 2024.Â
Ia bercerita bahwa banyak pasien di daerah yang mungkin akses internetnya kurang baik. "Tetapi hal pertama yang mereka coba buka ketika mendapatkan akses tersebut salah satunya adalah TikTok untuk mendapatkan informasi," cetus dr. Almira.Â
Â
Mengedukasi Lewat Konten TikTok
Menurut dr. Almira, hal ini menunjukan bagaimana TikTok telah menjadi platform informasi yang dapat diakses dan mengedukasi banyak masyarakat di Indonesia. Konten TikTok pertamanya yang mencuri atensi warga saat ia menjemput pasien, seorang wanita berusia 23 tahun yang sedang hamil anak ketujuh.
"Itu 5 jam dari Fakfak, (Papua Barat). Bawa USG digital portabel sendiri dengan perlengkapan ke kampung," ceritanya dengan bersemangat.Â
Ia menyambung bahwa di daerah pelosok, dengan tingkat kematian ibu dan bayi yang tinggi hal seperti itu sering terjadi. Pengetahuan perempuan tentang kesehatan reproduksi masih sangat minim.
Unggahannya saat mengunjungi pasien-pasien lainnya pun viral di TikTok. dr. Almira yang mendapat gelar spesialis dari beasiswa Kementerian Kesehatan pun merasa terpanggil untuk mengedukasi lebih sering melalui TikTok, dengan melihat dampaknya yang cukup besar.Â
Di Papua Barat sendiri, dr. Almira bertugas di RSUD Fakfak selama hari kerja yaitu Senin-Jumat. RSUD tersebut biasanya menerima rujukan dari Puskesmas dan fasilitas kesehatan di wilayah setempat.Â
Sementara pada akhir pekan, dr. Almira bersama beberapa rekannya yang memiliki kepedulian untuk menolong warga yang membutuhkan jemput bola dengan mendatangi rumah warga.
Advertisement
Masyarakat Pelosok Lebih Percaya Dukun Ketimbang Dokter
Selain akses menuju rumah sakit yang sulit, penduduk sekitar juga ternyata lebih mempercayai dukun karena sudah berlangsung secara turun-temurun. Untuk itu lewat konten edukasi yang dr Almira unggah di TikTok, ia ingin lebih banyak memberikan pemahaman bagi perempuan tentang kesehatan reproduksi.Â
"Komunikasi di sini penting, harus komunikasi dengan hati. Posisi kita bukan orang yang ingin mengurui mereka, bukan untuk mengoreksi kebiasaan yang sudah ada tapi melalui cinta kasih dengan menjemput pasien, merujuk pasien," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Wike Aprilia Patungka, seorang bidan asal Sulawesi yang kemudian bertugas di sebuah Puskesmas di pedalaman Marauke. "Awalnya ke Papua masuk kerja langsung ditempatkan di pedalaman pada April 2027, kini sudah 7 tahun," bebernya dalam kesempatan yang sama.
Ia bercerita bahwa saat itu belum ada tenaga medis sama sekali, pertama kali hanya dua orang termasuk dirinya. "Miris sekali kehidupan yang ada di pedalaman Papua, sejak saat itu saya ingin mendekatkan diri dengan masyarakat," ucap Wike.
Â
Â
Â
Dampak Positif Lewat Aksi Kolektif di TikTok
Akhirnya melalui unggahannya di TikTok, Wike membagikan kesehariannya sebagai bidan serta cerita kehidupan masyarakat Papua. Wike memanfaatkan TikTok untuk meningkatkan kesadaran tentang keterbatasan fasilitas infrastruktur kesehatan, khususnya bagi para Ibu, yang tinggal di berbagai daerah di pelosok Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, peraih penghargaan "Changemakers of the Year" pada TikTok Awards Indonesia 2023 ini menyampaikan "Dampak yang saya rasakan saat menggunakan TikTok sangat luar biasa. Selain saya lebih dikenal oleh masyarakat, melalui platform ini, saya berhasil membangkitkan kesadaran dan empati di antara pengguna TikTok lainnya terkait dengan edukasi kesehatan," ceritanya lagi.
Lebih lanjut, menurut Wike, banyak pihak yang akhirnya memberikan bantuannya untuk menunjang infrastruktur kesehatan agar dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat sekitarnya. Baik dr. Almira dan Bidan Wike berharap, pemerataan layanan dan akses kesehatan untuk masyarakat di pelosok bisa menjadi perhatian pemangku kebijakan.
Melalui konten video pendek, kedua tenaga kesehatan yang jadi inspirasi sosok Kartini masa kini juga giat berbagi. Sebagai kreator, mereka pun ingin terus menunjukkan bagaimana perempuan bisa membawa dampak positif bagi sesama lewat aksi kolektif mereka di TikTok.
Advertisement