Liputan6.com, Jakarta - Bertema "Atasi Pencemaran dan Pulihkan Lingkungan," Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan menyelenggarakan Festival Pengendalian Lingkungan. Acara itu bakal berlangsung pada 23 dan 24 April 2024 di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.
Pihaknya menargetkan seribu pengunjung per hari dengan peserta, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dari 38 Provinsi 514 Kabupaten/Kota, Kementerian/Lembaga, Dunia Usaha, Perusahaan Peserta PROPER, komunitas masyarakat, generasi muda, masyarakat, pelajar/mahasiswa, dan pegawai KLHK.
Baca Juga
"Masalah lingkungan ini banyak sekali para pemangku kepentingannya, dan kita akan berkumpul dengan para pemangku kepentingan, ada dari pemerintah daerah, perusahaan, komunitas, dan yang paling penting, generasi muda untuk sama-sama membahas (isu lingkungan)," Direktur Jenderal Kementerian Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro menyebut alasan penyelenggaraan acara tersebut saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Jumat, 19 April 2024.
Advertisement
Kegiatannya akan menggabungkan kinerja, forum diskusi, inovasi, serta coaching clinic. Rangkaiannya diklaim jadi "wadah unik" untuk membangun kesadaran dan aksi dalam mengatasi isu-isu lingkungan. "Nanti saya akan tekankan beberapa hal pokok apa yang hendak dibicarakan," ujar Sigit.
Agendanya terdiri dari rapat kerja teknis di auditorium yang rencananya akan dihadiri 850 peserta. Ada juga pameran di selasar auditorium yang menampilkan eco invasi dari PROPER dan sistem pemantauan lingkungan. Total, ada 27 peserta dengan 42 booth, yakni empat Eselon, satu KLHK, satu KESDM, dan 22 perusahaan.
Side Event dan Penampilan Spesial
Agenda side event akan dilaksanakan di Arboretum dengan berbagai macam acara. Ini termasuk launching Lomba Diplomasi Lingkungan Generasi Muda, coaching clinic pengelolaan lingkungan, demo pemberdayaan masyarakat, peluncuran lomba debat dan pidato bahasa Inggris, pentas seni dan budaya, serta coffee corner.
Refinary Band akan membuka acara, sementara Padi Reborn menjanjikan penampilan spesial. Tertarik datang? Anda bisa langsung mendatangi Gedung Manggala Wanabakti, KLHK. Acara ini terjadwal pukul 08.00-15.30 WIB dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Di kesempatan yang sama, KLHK mengaku akan terus memantau kondisi lingkungan di daerah-daerah yang selanjutnya akan dianalisis dan dievaluasi indeks kualitas hidupnya. Pemantauan ini sudah dilaksanakan sebelum 2015, kata Sigit.
"Karena indeks ini menyatakan status lingkungan hidup di Indonesia, ini adalah cerminan dari kinerja kita semua untuk memperbaiki lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran," menurut dia. Tahun ini, pemerintah pusat dan daerah berkolaborasi dalam memantau kualitas lingkungan hidup.
Advertisement
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
"Dalam tiga tahun ini, kami mendorong data-data yang juga disediakan pemerintah daerah, karena memang sebetulnya kewajiban memantau, pengawasan, perizinan, dan lain sebagainya itu adalah kewajiban pemerintah di kabupaten/kota," jelas Sigit.
Saat ini, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, telah menyumbangkan data-data pengawasan pada KLHK. Tertera bahwa jumlah data pemantauan kualitas lingkungan pada tingkat provinsi meningkat 2,12 persen dari 2022, sedangkan untuk kabupaten/kota meningkat 5,37 persen dari 2022.
Terdapat beberapa titik pantau yang tersebar untuk memantau kualitas udara, air, lahan, dan air laut. Untuk titik pantau lingkungan air, terdapat 15.065 titik. Sedangkan untuk udara sebanyak 5.767, lahan sebanyak 514, berdasarkan citra satelit di 514 kabupaten/kota, dan untuk air laut sebanyak 1.166.
"Ini menunjukkan sebetulnya indeks yang kita kembangkan, itu secara titik pantaunya sudah cukup terepresentatif untuk menyatakan status lingkungan hidup di indonesia," klaimnya.
Kolaborasi dengan Pemda
Indeks lingkungan hidup pada 2023 secara keseluruhan memperlihatkan peningkatan 0,12 poin dan sudah mencapai target nasional. Indeks kualitas udara (IKU), mereka mengklaim, meningkat 0,61 poin. Sedangkan untuk air meningkat 0,71 poin, tapi belum mencapai target nasional.
Indeks kualitas lahan pun meningkat 1,07 poin, namun belum mencapai target nasional. Untuk air laut, presentasenya malah menurun 5,57 poin, walau telah mencapai target nasional.
Selain target nasional, ada target tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Pengukuran indeks ini meningkat sebanyak 4,6 persen dan sudah mencapai target sebesar 84 persen. Sedangkan untuk kabupaten/kota mencapai target indeks lingkungan hidup sebesar 64 persen, dengan peningkatan sebesar 13,8 persen.
KLHK juga mengubah metode yang awalnya sentralistik, alias dilakukan pemerintah pusat, jadi kolaboratif. Artinya, pemerintah pusat dan daerah berkolaborasi dalam memantau kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, air, lahan, dan air laut.
Advertisement