Sukses

Dampak Konflik di Timur Tengah Terhadap Kunjungan Wisman ke Indonesia

Situasi di Timur Tengah dikhawatirkan bisa membuat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia berkurang. Meski begitu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif punya pendapat lain.

Liputan6.com, Jakarta - Konflik di Timur Tengah (Timteng) kini semakin meluas dan dikhawatirkan bakal berdampak pada bidang pariwisata, termasuk di Indobesia. Bila sebelumnya konflik hanya terjadi antara Israel dengan Palestina, kini juga melibatkan Iran.

Israel dan Iran sudah mulai berbalas serangan meski masih dalam skala yang belum terlalu luas. Namun, konflik bisa saja meluas ke beberapa negara Timteng lainnya. Situasi itu dikhawatirkan bisa menurunkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Meski begitu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) punya pendapat berbeda.

"Sejauh ini belum ada dan mudah-mudahan tidak ada dampak berkurangnya kunjungan turis asing ke Indonesia. Tapi kita tetap harus mengantisipasi dan memantau situasi ini karena bisa saja menghambat perkembangan kedatangan wisman," terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalan Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin (22/4/2024).

Sandiaga Uno menambahkan, kemungkinan konflik tersebut bisa berdampak pada kunjungan wisatawan dari Amerika dan Eropa karena kemungkinan akan menghindari wilayah Asia buat sementara waktu. Sebaliknya, kunjungan wisman dari Asia dan Australia kemungkinan akan lebih banyak.

"Turis asing dari Australia, India, Jepang dan negara-negara lainnya di Asia sampai saat ini tetap stabil dan bahkan berpotensi akan lebih banyak lagi. Jadi, kita berharap konflik ini tidak akan berdampak secara langsung terhadap kunjungan wisatawan," harap pria yang akrab disapa Sandi ini.

Di sisi lain, sejumlah maskapai penerbangan utama di kawasan Timur Tengah mengumumkan bahwa mereka telah kembali beroperasi setelah membatalkan atau mengubah rute beberapa penerbangan ketika Iran meluncurkan puluhan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024.

 

 

2 dari 4 halaman

Penerbangan di Sejumlah Negara Timur Tengah

Seorang juru bicara maskapai Emirates mengatakan bahwa maskapai itu telah mengoperasikan kembali jadwal penerbangannya ke dan dari Irak, Yordania dan Lebanon, dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin, 15 April 2024. Emirates merupakan maskapai terbesar di Timteng yang membatalkan beberapa penerbangannya dan mengubah rute lainnya sebagai tanggapan atas serangan Iran terhadap Israel.

Qatar Airways juga telah memulihkan penerbangan ke wilayah Amman, Baghdad dan Beirut, demikian ungkap maskapai tersebut dalam unggahan di platform X.

Etihad Airways yang berpusat di Abu Dhabi, mengumumkan pihaknya akan mengoperasikan kembali penerbangan pesawat kargo dan penumpang miliknya antara Abu Dhabi dan Tel Aviv, Amman dan Beirut pada 15 April 2024, dikutip dari kanal Global Liputan6.com. Namun, maskapai tersebut menambahkan, penutupan wilayah udara negara-negara di kawasan Timur Tengah pada akhir minggu lalu telah menyebabkan gangguan layanan.

Mesir, Kuwait, dan Lebanon juga menutup wilayah udara mereka setelah beberapa negara Arab mengumumkan penutupan wilayah udara mereka pada 13 April 2024. Sementara, Irak, Yordania dan Lebanon mengumumkan pada Minggu, 14 April 2024 bahwa mereka telah membuka kembali wilayah udara mereka.

3 dari 4 halaman

Pembatalan Penerbangan

Maskapai penerbangan Israel juga mengatakan, operasi kembali normal pada 14 April 2024 setelah serangan semalam sebelumnya memaksa mereka menutup wilayah udara dan menyebabkan sejumlah pembatalan penerbangan. Al Jazeera melaporkan ada sejumlah maskapai penerbangan yang menghentikan penerbangan karena serangan Iran.

Austrian Airlines telah menangguhkan semua penerbangan ke Tel Aviv, Erbil dan Amman. Maskapai ini juga mengatakan rute jarak jauh melalui Timur Tengah akan dialihkan karena berbagai penutupan wilayah udara.

Emirates Airlines juga membatalkan dan mengubah rute sejumlah penerbangan. Etihad Airways membatalkan penerbangan ke Yordania dan Israel pada 15 April 2024.

Beberapa hari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi membahas soal situasi yang terjadi di Timur Tengah saat bertemu di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 18 April 2024. Jokowi menyampaikan keyakinannya bahwa China bisa menggunakan pengaruhnya untuk mencegah eskalasi di Timur Tengah. Jokowi menekankan pentingnya menahan diri, mengupayakan deeskalasi, dan meminta negara-negara menggunakan pengaruhnya untuk menghindari terjadinya eskalasi di Timur Tengah.

 

4 dari 4 halaman

Jokowi Soal Konflik di Timur Tengah

"Di dalam diskusi tadi, posisi RRT dan posisi Indonesia sama di dalam isu ini. Dan Bapak Pesiden juga menyampaikan keyakinannya bahwa RRT juga akan menggunakan pengaruhnya agar eskalasi dapat dicegah," jelas Menlu RI Retno Marsudi usia mendampingi Jokowi dalam pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis , melansir kanal News Liputan6.com.

Menurut dia, Jokowi menekankan bahwa tak ada pihak yang ingin melihat adanya eskalasi di Timur Tengah. Indonesia terus berkomunikasi diplomatik dengan Iran dan Amerika Serikat.

"Bapak Presiden menyampaikan bahwa indonesia terus melakukan komunikasi diplomatik dengan berbagai pihak termasuk Iran dan Amerika Serikat," kata Menlu Retno.

Selain itu, Retno menuturkan bahwa China menekankan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara atau two state solutions. Indonesia dan China juga sepakat bahwa penyelesaian konflik Palestina harus diselesaikan secara adil agar tercipta stabilitas di kawasan Timur Tengah.

"Tadi juga dilakukan exchange of use mengenai dukungan mayoritas negara-negara anggota PBB untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB," tutur Retno. "Dalam hal ini sekali lagi, posisi Indonesia dan posisi RRT sama bahwa kita mendukung penuh keanggotaan penuh Palestina di PBB," sambung dia.