Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan pariwisata global telah menimbulkan tantangan lingkungan yang signifikan, mulai dari emisi karbon hingga polusi plastik. Sebagai tanggapan, konsep perjalanan ramah lingkungan muncul guna memberi jalan menuju petualangan berkelanjutan yang berdampak minimal bagi lingkungan.
Hasil survei Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023/2024 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan bahwa sebanyak 56,76 persen pakar memprediksi pariwisata berkelanjutan sebagai salah satu tren pariwisata pada 2023--2024.
Baca Juga
Mengadopsi pendekatan ramah lingkungan dalam perjalanan melibatkan penerapan praktik yang meminimalkan dampak lingkungan. Hal ini termasuk memilih akomodasi yang memprioritaskan praktik ramah lingkungan, seperti efisiensi energi, pengurangan limbah, dan konservasi air.
Advertisement
Senada dengan semangat mendukung industri pariwisata di tengah perayaan Hari Bumi pada Senin, 22 April 2024, tiket.com memperkenalkan fitur terbaru, tiket Green, yang mengurasi pilihan akomodasi yang mengusung konsep keberlanjutan.
"Fitur tiket Green ini memberi akses pada konsumen untuk memilih akomodasi yang sudah mengutamakan praktik ramah lingkungan. Jadi, nanti di aplikasi ada tanda khusus akomodasi, seperti hotel yang sudah kami kategorikan menjalankan praktik ramah lingkungan," terang Gaery Undarsa selaku co-founder, sekaligus Chief Marketing Officer tiket.com saat jumpa pers di Jakarta, Senin, 22 April 2024.
Ia menambahkan, "Fitur ini bisa memudahkan konsumen merencanakan perjalanan dan liburan yang lebih berkelanjutan. Kita bisa berperan dan memulai dengan langkah-langkah kecil untuk mendukung perjalanan wisata yang lebih bertanggung jawab."
Kriteria Tiket Green
Memahami pentingnya industri pariwisata berkelanjutan, standardisasi akomodasi berkelanjutan berperan besar dalam mengarahkan akomodasi wisata menuju konsep hijau. Hingga saat ini, tiket.com telah menyediakan lebih dari 5.400 pilihan akomodasi di seluruh dunia, termasuk 700 pilihan akomodasi di Indonesia dan Asia Tenggara yang menerapkan sustainable tourism, mereka mengklaim.
Beberapa daerah wisata di Indonesia, seperti Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) punya beragam opsi akomodasi ramah lingkungan.
"Kita punya kriteria dan indikator khusus untuk memastikan mitra akomodasi dapat memenuhi standar berkelanjutan. Kriteria 'tiket Green' melihat bagaimana sebuah properti mengelola makanan dan minuman yang efisien, (serta) melakukan pemanfaatan dan konservasi air," ungkap SVP of Accomodation tiket.com Cisyelya Bunyamin di kesempatan yang sama.
"Kami juga menilai upaya penghematan energi dan pengoptimalan sumber energi, menciptakan ruangan hijau, pengelolaan limbah dan daur ulang, serta kesadaran pengelola dalam mempromosikan upaya keberlanjutan dan pemberdayaan sumber daya lokal," sebut dia. "Saat ini, baru ada sekitar 700 akomodasi yang menerapkan pola tersebut. Di tahun-tahun mendatang, kami berharap bisa lebih banyak lagi."
Advertisement
Opsi Akomodasi Berkelanjutan
Memanfaatkan fitur "tiket Green," Anda dipersilakan masuk ke aplikasi atau situs web tiket.com, mencari tanda tiket Green saat memfilter akomodasi di bagian fasilitas, lalu memilih opsi sesuai preferensi. Selain itu, tanda tiket Green dapat ditemukan di bagian bawah setiap gambar dan harga akomodasi.
Salah satu grup manajemen hotel swasta di Asia Tenggara, Archipelago International, ikut menyambut baik inisiatif tersebut. "Kami sangat mendukung tiket Green. Inisiatif ini dapat membuka pintu bagi masyarakat untuk lebih paham opsi-opsi akomodasi berkelanjutan yang ditawarkan dengan fasilitas terbaik," kata John Flood selaku Chief Executive Officer Archipelago International.
Ia melanjutkan, "Kita juga memberi kesempatan yang sama bagi semua orang untuk ikut berkontribusi dalam menerapkan praktik green travel dengan lebih maksimal."
Belum lama ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut ingin mewujudkan pariwisata Indonesia yang peduli lingkungan dan berasas pembangunan berkelanjutan. Itu disampaikan saat berbicara di sidang tingkat tinggi, UN General Assembly Sustainability Week, pada 15 April 2024 di New York, Amerika Serikat (AS).
Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
"Kehadiran kami dalam forum ini diharapkan semakin memperkuat Indonesia sebagai destinasi wisata yang sangat peduli terhadap isu-isu perubahan iklim dan isu-isu yang berkaitan kesejahteraan dan tujuan pembangunan berkelanjutan," tutur Menparekraf dalam keterangannya.
Sandi menjelaskan beberapa upaya dalam mentransformasi dan memperkuat destinasi wisata di Indonesia menuju pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Pria berusia 54 tahun itu berharap transformasi pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan produk-produk pariwisata, seperti desa wisata dan ekowisata.
Indonesia menunjukkan keberpihakan terhadap pariwisata regeneratif yang membantu mengurangi emisi karbon, klaimnya. Sebab itu, Sandi menyebutkan, Indonesia saat ini jadi acuan dalam hal transformasi pariwisata pascapandemi.
Beberapa upaya yang telah dilakukan, yakni pengembangan skema offset emisi karbon, penanaman mangrove di beberapa destinasi wisata, dan restorasi terumbu karang. Ada pula usaha penanganan sampah, food loss, dan sampah makanan yang sedang digaungkan akhir-akhir ini.
Advertisement